~58. Apakah Aqila bahagia tanpa Arrayan?

79 14 0
                                    

Assalamualaikum dan selamat malam para pembaca TYTB.

Gimana kabar kalian? Semoga dalam keadaan sehat ya aamiin.

Penasaran sama kelanjutan cerita TYTB? Yuk, langsung aja baca bab 58 ini :)

______________________ ✿ ✿_______________________

"Tuhan, hanya satu keinginan ku. Biarkan aku hidup sedikit lagi, karena aku ingin membahagiakan seseorang yang ku cintai."

_Arrayan Ezra Abayomi_




Selamat membaca ^^

***

Tak henti-hentinya Thania menangis selama Arrayan tengah diperiksa oleh dokter. Tubuhnya gemetar setelah mengetahui tentang penyakit Arrayan dari Aksa dan Arvin. Dia baru tahu kalau Arrayan sudah lama mengidap penyakit itu. Mungkinkah ketika dia mengajak Arrayan ke bioskop hari ini Arrayan memang sudah sakit? 

"Berhenti nangis Than," ucap Arvin yang entah sudah sejak kapan duduk di sebelahnya. "Arrayan pasti akan baik-baik saja."

Thania pun mengangguk lemah meskipun kini hatinya dilanda gelisah. 

"Sejak kapan?" 

Sontak Arvin dan Aksa yang merasa kalau pertanyaan Thania merujuk pada Arrayan, kedua lelaki itu pun saling menatap sejenak. 

"Gue nggak tahu sejak kapan Arrayan mengidap penyakit itu, karena gue dan Aksa juga baru mengetahuinya beberapa minggu yang lalu," jawab Arvin. 

"Lalu kalian menyembunyikannya dari gue?" Thania menatap kedua temannya penuh kekecewaan. 

"Bukan seperti itu Than," sanggah Arvin. 

"Arrayan yang meminta kita untuk tetap merahasiakannya." Akhirnya Aksa bersuara. "Hanya anggota keluarganya dan kita berdua yang baru tahu."

"Apa kondisinya sangat buruk?" tanya Thania pada Arvin. 

Arvin tak bisa menjawab, karena dia pun tidak tahu bagaimana mendefinisikan kondisi Arrayan. Jika dibilang baik-baik saja, tidak mungkin tadi Arrayan mengalami mimisan lagi. Arvin yakin kalau Arrayan memaksa pulang ke Indonesia meski lelaki itu tahu kalau kondisinya belum sepenuhnya membaik. 

"Dia baru saja menjalani kemoterapi di Singapura beberapa minggu lalu," ucap Aksa membuat Thania reflex beralih menatapnya. "Tapi sepertinya dia memaksa ingin pulang sebelum kondisinya benar-benar pulih." 

"Apa karena terlponan hari itu?" gumam Arvin membuat Thania dan Aksa mengernyit bingung.

"Telponan?" ulang Aksa yang dijawab anggukan kepala oleh Arvin. 

"Sepertinya Arrayan kembali karena ingin bertemu Aqila." 

***

Seperti hari-hari biasanya, Aqila ke kampusnya menggunakan motor kesayangannya yang sudah diperbaiki beberapa hari lalu. Setelah memarkirkan motornya, Aqila hendak ke kelasnya, namun tiba-tiba saja Thania menghadang jalannya. Tatapan gadis itu sangat sinis.

"Sejak pertama kali gue ketemu sama lo. Gue sudah merasa kalau lo adalah pengaruh buruk untuk Arrayan," desis Thania membuat Aqila mengernyit keheranan. Akan tetapi, Aqila masih diam karena ingin mendengar kelanjutan dari ucapan Thania.

"Terkadang gue kasihan sama Arrayan yang begitu cintanya sama lo sampai mengorbankan kesehatannya hanya untuk ketemu sama lo."

Aqila semakin tidak mengerti arah pembicaraan Thania. Kenapa Thania seolah-olah memojokkannya. Lalu, apa maksud dari mengorbankan kesehatan?

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang