~35. Danau

110 12 2
                                    

Selamat membaca^^

***

Arrayan mengajak Aqila berjalan-jalan. Arrayan ingat, jika semenjak berpacaran dengan Aqila, mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Ujian pun sudah selesai dan kini mereka tengah beristirahat sebentar untuk menikmati masa bebasnya sebelum masuk ke jenjang perkuliahan.

"Ar, apa lo akan bawa gue ke bukit itu lagi?" tanya Aqila sedikit keras karena suaranya teredam oleh bisingnya kendaraan yang berlalu lalang. Posisi Aqila memeluk Arrayan dari belakang. 

Arrayan menggelengkan kepalanya membuat Aqila mengernyit.

"Terus kita mau kemana?" tanyanya lagi membuat Arrayan tertawa kecil, ternyata kekasihnya cukup cerewet juga. 

Motor yang membawa keduanya tiba-tiba berhenti. Aqila turun terlebih dahulu sembari menatap sekelilingnya, kemudian ia beralih menatap Arrayan dengan bingung. 

"Danau?" 

"Iya." Lantas Arrayan meraih tangan Aqila untuk digenggam. Keduanya mulai berjalan mendekat ke tepi danau. Tempatnya sedikit sunyi dan sepertinya tempat ini sangat jarang dikunjungi oleh orang-orang. Aqila sangat suka pemandangan di danau ini, indah dan menenangkan. Arrayan memang sangat pandai dalam memilih tempat untuk mereka menghabiskan waktu bersama.

Aqila menoleh ke samping dimana Arrayan berada. "Terimakasih," ucap Aqila begitu tulus. Bahkan gadis itu memberikan senyum lebarnya hingga lesung di pipinya terlihat jelas. 

"Untuk apa?"

"Untuk semuanya, lo selalu ada untuk gue."

Arrayan terkekeh kemudian menganggukkan kepalanya sambil menatap senyum manis gadisnya yang mampu membuat hatinya bergetar. 

"Kebahagiaan lo adalah kebahagiaan gue juga." 

"Duh sosweet banget pacar aku." Aqila mencubit kedua pipi Arrayan gemas lalu memeluk lengan kanan Arrayan sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang lelaki itu.

Arrayan terkekeh kecil melihatnya. 

"Kalau gue gak sosweet, lo gak akan mau sama gue," goda Arrayan membuat Aqila mendelik. Tak berselang lama ucapan Arrayan dibalas decihan kecil dari Aqila. Tentunya respon Aqila membuat Arrayan lagi-lagi tak bisa menahan kekehannya. 

Setelahnya mereka duduk tenang sembari memperhatikan air danau yang mengalir damai. Kicauan burung di langit semakin menambah keromantisan diantara keduanya. Kini rasanya dunia sudah seperti milik mereka berdua. Lebih tepatnya mereka menikmati kebersamaan mereka hari ini. 

Aqila juga telah mendapatkan kenyamanan dan kehangatan dari bahu Arrayan. Masih di posisi memeluk lengan Arrayan, Aqila sedikit mengangkat kepalanya untuk menatap wajah tampan kekasihnya. Senyum tipis terukir indah di wajahnya. 

Baru Aqila sadari, jika dirinya telah benar-benar jatuh hati pada Arrayan. Aqila pernah berpikir, apakah setelah luka yang Airon berikan dan masa lalunya yang kelam, apakah ia akan sulit mendapatkan kebahagiaan? namun, semuanya sirna setelah Arrayan hadir dalam hidupnya. Semua ketakutan dan trauma Aqila perlahan hilang. 

Sepertinya baru kali ini Aqila mencintai seseorang hingga sebesar ini. Maka dari itu, Aqila tidak ingin kehilangan Arrayan seperti ia kehilangan kedua orang tua dan sahabatnya. 

"Waktu kecil gue sering main ke sini sama teman gue." 

Aqila tersadar dari lamunannya saat mendengar suara Arrayan. 

Aqila melepaskan pelukannya dari lengan Arrayan dan beralih menatap lelaki itu. 

"Serius lo punya teman waktu kecil?" tanyanya tidak percaya.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang