Epilog

149 9 0
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah cerita Takdir yang tak berpihak akhirnya selesai juga.

Terimakasih buat kalian yang udah support cerita Takdir yang tak berpihak dari awal. Gak nyangka sih sampai banyak yang baca hihi😭😂

Thank you so much buat kalian yang udah sempatkan mampir dan baca cerita takdir yang tak berpihak. Maaf ya kalau masih banyak kesalahan dalam penulisannya. Sebab authornya masih pemula.

Jangan lupa untuk mampir ke cerita baru aku yang judulnya' JAZZIEL'. Kali aja kalian minat untuk membaca setelah selesai baca cerita Takdir yang tak berpihak hihi:)

****

Kesempurnaan sebuah cinta adalah dipersatukan dalam sebuah ikatan suci pernikahan. Saling menyempurnakan dan melengkapi kekurangan masing-masing. Dan menjalani kehidupan rumah tangga bersama.

Tahun demi tahun Aqila lalui bersama dengan keluarga barunya. Ia sekarang bukan hanya menjadi istri bagi Aksa, tetapi juga ibu dari anak-anaknya. Kini Aqila harus bisa menekan egonya demi utuhnya keluarga kecil mereka.

Kesibukannya sebagai ibu rumah tangga kian bertambah setelah hadirnya si kembar, Keanzo dan Keanzi. Namun, Aqila juga merasa senang, karena ia bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Setiap kali melihat kedua putranya yang kini sudah mulai tumbuh besar, dia selalu teringat akan masa kecilnya.

Keanzo dan keanzi terlahir kembar, tetapi keduanya mempunyai karakter yang berbeda. Putra sulung mereka, Keanzo, lebih mirip seperti Aksa, tidak banyak bicara dan tentunya sangat dingin. Sedangkan, putra bungsu mereka, Keanzi sangat berbanding terbalik dengan Keanzo.

Aqila terlonjak kaget saat ada yang memeluknya dari belakang. Ia tahu siapa pelakunya kalau bukan suaminya.

"Sudah bangun?" tanya Aqila sembari mengaduk-aduk nasi goreng di wajan.

Aksa menjawabnya dengan dehaman. Kepalanya ia tenggelamkan di ceruk leher istrinya sambil memejamkan matanya, menikmati aroma tubuh sang istri.

"Tadi bangun tidur aku kaget nggak lihat kamu di samping aku."

"Eh ternyata ada di sini," lanjutnya membuat Aqila berusaha menjauhkan tubuhnya dari sang suami yang mulai nakal menciumi lehernya hingga membuat bulu kuduknya merinding.

"Lepas atau aku pukul pake sodet!" ancam Aqila sambil melotot.

Bukannya takut, justru Aksa malah tertawa mendengarnya.

Tak lama, keduanya terkejut saat mendengar suara tangisan Keanzi yang menggema di seluruh ruangan. Tepat setelah mendengar tangisan Keanzi, Keanzo turun dengan wajah super tenangnya. Bocah kecil itu duduk di meja makan dengan tenang, sedangkan suara tangisan Keanzi masih saja mengisi seluruh ruangan.

Ketika Aqila hendak menghampiri putra bungsunya. Keanzi menuruni anak tangga sambil menangis sesenggukan.

"Ada apa?" tanya Aqila khawatir.

"Huaaaaaaa bang Kean siram Zizi pakai air pas tidur." Bocah kecil itu menangis kencang sembari menunjuk Keanzo yang tengah duduk santai di meja makan tanpa wajah bersalah.

Aqila dan Aksa pun menatap Keanzo.

"Bang?" panggil Aksa meminta putranya untuk menjelaskan yang terjadi.

"Zizi nggak mau bangun, yaudah Abang siram pakai air biar bangun," jawabnya kelewat santai.

"Tapi kan Abang bisa bangunin Zizi yang lembut nggak usah pakai air," kata Keanzi dengan bahasa cadelnya.

"Dingin tau," lanjutnya lalu menghapus ingusnya yang sempat keluar.

"Kita harus bangun pagi biar rezekinya nggak dipatok ayam," balas Keanzo yang masih tidak mau mengalah.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang