~37. Kencan

110 10 0
                                    

Di vote dulu ya sebelum membaca.

Selamat membaca^^

***

Setelah menghabiskan waktu bersama dengan Aqila. Arrayan berniat langsung pulang. Namun, saat di perjalanan menuju rumahnya, tak sengaja ia melihat sosok gadis tengah diganggu oleh beberapa lelaki. Arrayan pun turun dari motornya, berniat menyelamatkan gadis itu yang  berusaha menghindari para lelaki di belakangnya dengan terus berlari.

Bruk!

Tubuh gadis itu menabrak dada bidang Arrayan yang berdiri tegak di depannya. Sontak gadis berambut pirang itu pun mendongak perlahan. Tangannya gemetar, pikirannya berkata bahwa kini ia tengah dalam bahaya. Akhirnya, ia pun mengangkat kepala. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat sosok lelaki dihadapannya.

Ketakutan yang sejak tadi menghantuinya sirna begitu saja ketika melihat sosok Arrayan. Ia sampai enggan melepas pandangannya dari Arrayan. Bibirnya sama sekali tidak bisa berkata-kata saat ini. Tubuhnya pun kaku seakan ada sesuatu yang menahannya. Entah ini kebetulan atau memang rencana Tuhan, ia tidak tahu yang jelas perasaan senang menghinggapi hatinya. 

Gadis itu terlonjak saat mendengar suara lelaki dari belakangnya. Ah! Ia lupa bahwa belum terbebas dari para lelaki yang mengejarnya tadi.

"Woahhh ada pahlawan kesiangan." Salah satu dari lelaki itu tertawa.

Arrayan tak menanggapi ucapan mereka. Ia hanya menatap datar mereka.

"Boleh dong bagi-bagi dikit sama kita," timpal salah satu teman lelaki tadi disertai tawa yang sangat menjijikan.

"Lumayan, 'kan, cantik dan sexy."

Arrayan masih diam tak bergeming. Akan tetapi, tatapan matanya menyorot tajam pada lelaki yang baru saja melontarkan kata kotor itu. Arrayan menarik tangan gadis berambut pirang di hadapannya untuk lebih mendekat. Lalu, Arrayan menyembunyikan gadis itu di belakang tubuhnya yang tegap dan besar.

"Apa mau kalian?" tanya Arrayan dengan nada suara yang begitu tenang, namun terkesan dingin. 

"Uang?" tebak Arrayan lagi dan berhasil membuat para lelaki itu tersenyum miring sambil saling menatap.

Arrayan yang paham pun langsung mengambil dompetnya kemudian menyerahkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada mereka semua. Setelah mendapat apa yang diinginkan, para lelaki itu pergi begitu saja.

Arrayan membalikkan tubuhnya untuk melihat gadis tadi.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Arrayan tanpa menatap gadis itu.

Gadis itu tersadar dari lamunannya.

"I ... iya," jawabnya gugup.

Arrayan pun manggut-manggut. Keduanya masih berdiri berhadapan.

"Apa rumah lo di dekat sini?" tanya Arrayan lagi.

Gadis itu mengangguk, membuat Arrayan menghembuskan napas lega.

"Rumah gue udah agak dekat." 

Arrayan pun menganggukkan kepalanya lagi.

"Perlu gue antar?" tawar Arrayan, ia tidak akan membiarkan seorang gadis pulang sendirian di tengah malam seperti ini, karena jalanan malam sangat berbahaya.

"Nggak perlu, gue bisa sendiri." Gadis itu menolak sambil menggelengkan kepalanya kemudian tersenyum pada Arrayan.

Lagi-lagi Arrayan hanya menganggukkan kepalanya singkat tanpa memandang wajah gadis itu. Kemudian Arrayan pun melenggang pergi meninggalkan gadis itu sendirian di tengah gelapnya malam.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang