~19. Teman?

138 16 9
                                    

Tekan tombol bintang sebelum membaca ya sayang-sayangnya akuuu!

Selamat membaca^^

***

"Lo!"

Aqila berucap dengan nada yang tidak santai, bukan karena marah, tetapi karena gadis itu kaget melihat kehadiran Arrayan yang tiba-tiba. Sedangkan Arrayan hanya melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap datar Aqila yang masih berjongkok di depan gundukan tanah.

"Lo ngapain malam-malam disini?"

Aqila berdiri sembari menatap malas lelaki di sebelahnya itu.

"Apa itu urusan lo?"

Arrayan mencondongkan tubuhnya lebih dekat pada Aqila membuat Aqila reflex mundur beberapa langkah ke belakang.

"Enggak takut lo?"

"Lo pikir gue anak kecil!"

"Lo habis nangis?" Arrayan menatap dalam mata Aqila.

Aqila langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain karena tidak ingin Arrayan lebih jelas melihat wajahnya habis menangis. Lantas, Aqila meninggalkan Arrayan yang masih diam memperhatikannya. Ia pikir Arrayan tidak akan mengikutinya lagi, tapi ternyata justru lelaki itu mengikuti langkahnya dari belakang. Sontak Aqila yang merasa ada bayangan seseorang pun membalikkan tubuhnya.

"Ngapain lo ngikutin gue?!"

Aqila pikir Arrayan akan menghampirinya, tapi ternyata lelaki itu melintasinya begitu saja dan berjalan mendahuluinya. Sikap Arrayan yang seperti itu pun sempat membuat Aqila menganga di posisi berdiri, tepat di belakang Arrayan. 

Arrayan yang merasa jika seseorang di belakangnya tak melangkah sedikit pun kembali berbalik. Ia menatap Aqila dengan kernyitan di dahinya.

"Ngapain lo disitu, bosan hidup?" tanya Arrayan saat melihat Aqila berdiri di tengah-tengah jalan.

Aqila berdecak sembari menghentakkan kakinya kesal ke aspal. Lalu, gadis itu mendekat pada Arrayan yang berdiri tak jauh darinya.

"Kenapa lo selalu ada dimana pun gue berada?" tanya Aqila pelan bahkan mirip seperti bisikan. Namun, masih bisa didengar oleh Arrayan.

"Gue dan lo tinggal di negara dan kota yang sama. Pertanyaan lo enggak rasional," cibir Arrayan.

Ada benarnya juga, pikir Aqila. Hanya saja, yang ia perhatikan, Arrayan selalu datang disaat dirinya merasa kesepian dan dalam keadaan tak baik-baik saja. Tentunya hal itu membuat Aqila jengkel, pasti lelaki itu senang melihatnya dalam keadaan seperti ini.

"Lo hanya ingin mengganggu hidup gue, 'kan?" tuduh Aqila yang berusaha tidak berpikiran macam-macam. Lebih tepatnya tidak berharap apapun dari lelaki itu.

Arrayan langsung menoleh dengan tatapan kaget.

"Kayanya lo enggak senang banget sama kehadiran gue," sindir Arrayan.

"Bagus kalau lo paham."

Hening!

Keduanya menyusuri jalanan malam yang tidak terlalu ramai itu dengan keheningan. Aqila menegang saat secara tiba-tiba Arrayan menarik tangannya menuju taman kota yang cukup ramai. Tiba-tiba jantungnya berdegup tak karuan hingga membuatnya tak bisa berkata-kata.

"Gue tahu gue tampan," celetuk Arrayan dengan percaya dirinya saat menangkap Aqila tengah memperhatikannya.

Aqila yang baru tersadar pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang