~41. Kue bolu

93 9 0
                                    

Selamat membaca^^

***

Rasa penasaran Aqila membuncah ketika mendengar teriakan seorang gadis dalam sambungan telponnya bersama dengan Arrayan. Aqila bertanya-tanya, siapa gadis itu?

Apakah hanya kebetulan lewat?

Mungkinkah mereka saling kenal dan tak sengaja bertemu di suatu tempat?

Atau mungkin gadis itu teman Arrayan?

Bahkan setelah teriakan itu terdengar, sambungan telponnya langsung terputus. Namun, Aqila menggelengkan kepalanya, membuang jauh-jauh pemikiran aneh itu, ia percaya Arrayan tidak akan pernah menyembunyikan apapun darinya.

Aqila pun berusaha fokus pada buku tebal di hadapannya. Apalagi, jika bukan buku khusus untuknya masuk ke perguruan tinggi. Akan tetapi, suara gadis di telpon tadi terus mengusiknya hingga ia tidak bisa fokus.

"Stop berpikiran yang aneh-aneh qila."

"Arrayan nggak mungkin sembunyikan sesuatu dari lo." Aqila berusaha memfokuskan dirinya pada deretan soal. Namun, lagi-lagi ia tidak fokus membuatnya menjadi kesal sendiri.

Aqila pun menyambar ponselnya untuk bertanya pada Arrayan tentang suara perempuan tadi. Berulang kali Aqila menghubungi nomor lelaki itu, tapi tidak aktif dan hal itu membuatnya semakin cemas. 

Apakah kekasihnya sedang bersama dengan perempuan lain?

***

Sedangkan di apartemennya, Arrayan berdecak kesal karena ponselnya kehabisan baterai. Ia yakin pasti Aqila menelponnya balik dan sudah dipastikan juga banyak pesan masuk dari gadisnya.

Thania yang baru saja kembali dari dapur mengernyit heran saat melihat wajah Arrayan yang mulai gusar. Ia pun duduk di samping lelaki itu setelah menaruh segelas air di atas meja.

"Ada apa Ar?" 

Arrayan menoleh. 

"Baterai ponsel gue habis," jawabnya.

"Gue harus pulang. Nggak enak juga kalau ada orang lihat kita berduaan di sini," lanjut Arrayan.

Thania hanya mengangguk menyetujui. Tak lama Arrayan pun keluar dari apartemennya. Arrayan berniat untuk ke rumah Aqila. Namun, saat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 10 malam, Arrayan mengurungkan niatnya untuk bertemu sang gadis. Sepertinya di jam seperti ini tidak pantas ia ke rumah gadis itu. Akhirnya, Arrayan memutuskan untuk ke rumah Aqila besok. 

****

Pagi-pagi sekali Arrayan sudah di depan rumah Aqila. Arrayan ingin memberi penjelasan mengenai Thania kemarin. Ia berharap Aqila tidak salah paham, setelah mendengar suara Thania semalam. 

Arrayan menekan bel rumah gadis itu. Satu kali, belum ada yang membuka, kedua kalinya pun masih sama. Bahkan untuk yang kelima kali pintu itu masih belum terbuka. Arrayan mencoba menghubungi nomor Aqila, tetapi ponsel kekasihnya itu tidak aktif semakin membuatnya khawatir.

Kira-kira kemana gadisnya pergi se-pagi ini? 

***

Di lain tempat, Aqila tengah sibuk membantu sang mamah di tokonya.  Semakin hari toko Santi semakin ramai akan pesanan. Sudah sejak pagi Aqila disana dan alasannya karena ia bosan berada di rumah sepanjang liburannya. Kebetulan juga Aqila belum ada kesibukan, jadi tidak ada salahnya membantu Santi di sela-sela waktu senggangnya. 

Kini Aqila tengah menghias salah satu pesanan kue mamahnya hingga terlihat sangat cantik. Senyumnya mengembang karena merasa puas dengan kue hasil kreasinya. Kemudian ia segera menunjukkan kue yang sudah terbungkus rapih dengan pita pink diatasnya pada sang mamah.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang