~39. Kenangan

103 10 0
                                    

Jangan lupa untuk di vote ya^^

Selamat membaca^^

***

Arrayan meninggalkan ketiga temannya di apartemennya dan kini sudah berada di depan rumah kekasihnya. Sepertinya benar yang dikatakan orang-orang jika dua pasang kekasih tengah jatuh cinta, rasanya ingin selalu bertemu dan merindu.

Hari ini pun Arrayan  kembali bertemu dengan Aqila. Cukup lama ia menunggu dan akhirnya pintu rumah di hadapannya terbuka, menampakkan wajah sang kekasih yang masih memakai baju tidur dengan rambut yang sedikit berantakan.

Arrayan terkekeh kecil melihat penampilan Aqila.

"Baru bangun tidur?" tanya Arrayan mengusap pelan puncak kepala Aqila.

Aqila menggelengkan kepalanya.

"Gue udah bangun dari tadi, cuma aja gue malas buat mandi ya sudah gue rebahan di kasur," jawab Aqila.

"Ayo masuk." Aqila menggandeng tangan Arrayan, menyuruh lelaki itu untuk masuk ke dalam dan duduk bersama setelah Aqila selesai membuat minuman. 

"Ar, ada yang mau gue tanyakan."

Arrayan menghentikan aktivitasnya saat mendengar pertanyaan dari Aqila.

Arrayan menatap Aqila sebentar, lalu menjawab, "Tanya apa?"

"Gue penasaran, lo mau kuliah dimana?"

Pertanyaan Aqila sempat membuat Arrayan terdiam beberapa saat.

"Sebenarnya gue berencana kuliah di Amerika," jawab Arrayan.

"A ... Amerika?" kata Aqila sedikit terkejut.

Arrayan menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari Aqila.

Wajah berseri-seri Aqila perlahan memudar setelah mendengar jawaban Arrayan. 

"Kapan lo rencana berangkat ke Amerika?" tanya Aqila. 

"Kemungkinan bulan depan."

Jawaban Arrayan membuat Aqila semakin tak bersemangat. Sungguh Aqila tidak ingin berjauhan dengan Arrayan, namun apa boleh buat. Tidak mungkin juga Aqila menahan Arrayan yang ingin mengejar pendidikannya di Amerika bukan? Itu sama saja dirinya terkesan egois. 

"Lo percaya sama gue, 'kan Qil?" 

Aqila mengangguk pelan seraya memaksakan senyumnya. Tentunya reaksi Aqila langsung mendapatkan dekapan hangat dari Arrayan. 

"Gue cuma butuh kepercayaan lo." Lantas Arrayan mengecup puncak kepala kekasihnya.

"Karena hati gue cuma buat lo."

Aqila berdecih pelan menanggapi gombalan kekasihnya. Namun, tak berselang lama ia terkekeh kecil. Tentu saja, ekspresi Aqila yang langka ini Arrayan manfaatkan dengan baik.

Arrayan memperhatikan tawa indah Aqila setelah melepaskan pelukan mereka. Mungkin tawa Aqila akan ia rindukan jika dirinya sudah di Amerika. Apalagi sekarang Aqila sudah memenuhi hati dan pikirannya. Ada satu pertanyaan yang mengganjal di hatinya, apakah mereka sanggup untuk saling berjauhan?

***

Arrayan semakin menggenggam erat tangan mungil Aqila ketika mereka tengah berada di sebuah mall. Hari ini mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama. Mulai dari menonton bioskop, self photo studio hingga berbelanja. Semua keinginan Aqila dipenuhi oleh Arrayan hari ini.

Kini keduanya tengah berada di kedai es krim. Aqila menyodorkan es krim rasa strawberrynya pada Arrayan berniat menyuapi kekasihnya. Namun, harapannya pupus ketika Arrayan justru menggelengkan kepalanya.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang