~46. Kebohongan lagi

140 13 0
                                    

"Berulang kali aku mencari kebenaran dari matamu. Namun, aku tidak mendapatkan cinta itu dari matamu."

_Aksa Damian Axell_


Selamat membaca^^

***


Sudah lama, Aqila tidak berkunjung ke toko buku akhir-akhir ini. Biasanya dia datang sekali sampai dua kali dalam sebulan ke toko buku untuk membeli novel, buku masak sampai buku yang menyangkut pelajarannya. Salah satu hobi Aqila adalah membaca.

Maka sudah tidak aneh lagi jika liburannya diisi dengan membaca dan membaca. Dan hari ini, Aqila  memutuskan pergi ke toko buku membeli beberapa buku-buku referensi untuk referensi sebelum dirinya melaksanakan ujian tes masuk perguruan tinggi. 

Sepintar-pintarnya Aqila, dia tetap memegang prinsip harus belajar. Dia akan bekerja keras untuk masuk ke perguruan tinggi.

Matanya begitu fokus mencari buku untuk referensi, ia berjalan dari satu rak buku ke rak buku yang lainnya. Namun, ketika tengah asik mencari buku, tiba-tiba ponselnya bergetar. Aqila pun meraih ponselnya yang ada di dalam tas selempang kecilnya. Ternyata panggilan dari Arrayan. Cepat-cepat ia mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, kenapa Ar?" tanya Aqila dengan kedua matanya fokus membaca salah satu buku yang sudah diambilkan.

"Sorry qil, gue nggak bisa antar lo ke toko buku. Gue harus antar mamah ke supermarket untuk belanja bulanan." Nada suara Arrayan terdengar begitu menyesal.

Aqila yang mendengarnya pun hanya terkekeh kecil. Semalam ia memang mengatakan pada Arrayan kalau hari ini dia berencana ke toko buku. Semalam mereka sudah sepakat untuk ke toko buku bersama karena Arrayan juga ingin mencari buku referensi untuk dia ujian kuliah.

"Nggak masalah, gue bisa sendiri."

"Atau nanti setelah gue dari supermarket gue ke sana. Lo tunggu aja sampai gue datang ya."

"Iya Arrayan."

"Tunggu gue ya pacar."

Aqila tak bisa menahan tawanya kala mendengar kalimat terakhir yang diucapkan kekasihnya. Sedikit menggelikan, namun mampu membuatnya salah tingkah.

"Nanti gue telpon lagi ya."

Aqila pun berdeham sebagai jawaban dan panggilan pun berakhir karena Arrayan memutusnya lebih dulu. Setelahnya Aqila kembali fokus mencari buku yang lain. Hingga dia berhenti di rak yang isinya novel semua. Dia sungguh penasaran novel apa saja yang ada di toko buku ini. Aqila hendak mengambil salah satu novel romansa, namun gerakannya terhenti kala melihat sosok Arrayan dan Thania yang berada tak jauh darinya.

Aqila menajamkan penglihatannya takut dia salah lihat. Namun, itu sungguhan Arrayan dan Thania. Bukankah Arrayan mengatakan jika dia tengah mengantarkan mamahnya ke supermarket. Lantas sedang apa lelaki itu disini? Bersama Thania pula. Mungkinkah Arrayan membohonginya?

Aqila merogoh tas selempangnya untuk mengambil ponselnya. Aqila mulai menghubungi Arrayan karena ia ingin tahu apakah Arrayan akan berkata jujur padanya atau tidak. Dari tempat Aqila berdiri Aqila bisa lihat Arrayan yang menatap ponselnya dengan ekspresi kebingungan.

Aqila terkekeh sinis kala Arrayan memilih untuk tidak mengangkat panggilannya. Namun, Aqila tak menyerah begitu saja. Aqila terus meneror Arrayan dengan panggilan-panggilannya hingga untuk kesekian kalinya Arrayan mengangkatnya.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang