~71. Kau lah takdir ku

136 7 2
                                    


Assalamu'alaikum dan selamat pagi para pembaca setia TYTB.

Siapa yang nunggu cerita ini update?

Mari lanjutkan membaca cerita ini yang sudah menuju bab akhir huhu ><

Jangan lupa, vote dan komennya ya sebelum membaca.

Selamat membaca^^

***

Aqila langsung menghambur ke pelukan Aksa yang berdiri di hadapannya. Sungguh Aqila sangat ketakutan tadi. Bagaimana, jika lelaki tadi bukan Aksa, melainkan lelaki lain yang akan menculiknya?

Aksa tersentak saat mendengar isakan keluar dari bibir Aqila. Sontak ia langsung melepaskan pelukannya perlahan untuk melihat Aqila, ternyata gadis itu menangis.

"Maaf," sesal Aksa saat melihat air mata yang terus mengalir deras di pipi gadisnya.

"Jangan menangis qila." Aksa menghapus air mata Aqila menggunakan ibu jarinya.

Aksa menuntun Aqila untuk duduk kembali. Namun, masih mendengar isakan kecil dari bibir Aqila. Ia merutuki dirinya sendiri, niatnya ingin memberikan kejutan untuk gadisnya, tetapi justru malah membuat Aqila menangis.

"Maaf, qila."

Aqila menghapus air matanya untuk menatap Aksa.

"Jangan minta maaf, tadi gue cuma takut. Soalnya lampunya tiba-tiba mati. Gue kira lo penculik," kata Aqila panjang lebar.

Aksa mengulum senyumnya merasa lucu dengan pemikiran Aqila yang mengira bahwa ia akan menculiknya. Aksa pun perlahan meraih tangan kanan Aqila dan menggenggamnya erat. Matanya menatap dalam mata gadis di hadapannya. Aksa mulai merasakan kalau degup jantungnya berpacu kian cepat. Padahal, ia belum mulai mengungkapkan apa yang ingin ia katakan malam ini. Untuk sedikit menenangkan jantungnya, Aksa pun mencium punggung tangan Aqila begitu lembut sembari memejamkan matanya.

Demi apapun, tindakan Aksa mampu membuat Aqila merasakan tubuhnya menegang. Apalagi, saat lelaki itu menatapnya dengan sorot yang dalam.

"Qila, entah udah berapa banyak gue mengutarakan isi hati gue ke lo. Dan entah sudah berapa kali juga, gue mengatakan cinta ke lo. Gue nggak tahu sudah seberapa banyak kedua hal itu lo dengar langsung dari mulut gue." Aksa berhenti sejenak untuk menetralkan degupan jantungnya yang semakin menggila.

"Asal lo tahu, cinta gue sungguh-sungguh dan nyata. Mungkin gue masih banyak memiliki kekurangan dan masih belum sempurna seperti Arrayan." Aksa masih menatap dalam mata Aqila yang juga masih dengan setia mendengarkan semua ucapannya.

"Gue juga nggak akan pernah melarang lo untuk melupakan Arrayan. Lo masih bisa bebas menyimpan dia di dalam hati lo." Aksa menghapus air mata Aqila yang perlahan menetes di pipi gadis itu.

"Lima tahun yang lalu, gue pernah berjanji ke sahabat gue yang tak lain, adalah seseorang yang sangat lo cintai."

"Gue dan sahabat gue sama- sama berjanji untuk selalu membahagiakan lo."

"Dan gue akan penuhi semua itu hari ini, dengan menjadikan lo sebagai pendamping hidup lo. Istri gue, ibu dari anak-anak gue kelak." Aqila terkejut saat mendengar perkataan Aksa yang memintanya untuk menjadi bagian dari hidup lelaki itu.

"Will you marry me, Aqila Citrani?" Aksa berlutut di hadapan Aqila membuat gadis itu langsung berdiri dengan raut wajah terkejut. Apalagi, saat ia melihat sebuah cincin yang ada di tangan Aksa. Ia menatap lama cincin itu dengan perasaan campur aduk, senang dan terharu. Semuanya menjadi satu.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang