~27. Masa lalu yang buruk

131 13 3
                                    

Selamat membaca^^

***

Flashback on***

"Selamat ulang tahun."

Aqila hanya menatap datar lelaki di hadapannya.

"Surprise!" katanya lagi dengan senyum lebar, namun masih tak ditanggapi oleh Aqila.

"Lo kenapa?" Akhirnya Airon bertanya.

"Kemana aja lo selama berhari-hari tanpa ngabarin gue?" Aqila balik bertanya. Gadis itu menatap dingin Airon yang berdiri di hadapannya.

"Gue sibuk Aqila. Gue kerja dan harus –"

"Sesibuk apa, sampai lo enggak bisa balas chat dan permintaan gue saat mau kita bertemu?" habis sudah kesabaran Aqila. Ia sudah tidak bisa memaklumi lagi sifat seenaknya sang kekasih.

"Sebenarnya lo menginginkan gue atau enggak?"

"Jelas gue menginginkan lo. Kalau enggak untuk apa gue sampai sekarang masih sama lo?"

Aqila membuang wajahnya ke samping. Ia merasa jika Airon mengucapkan kalimat itu hanya untuk menenangkannya, tapi tak ada keseriusan dalam ucapannya.

"Gue lelah. Dan gue telah memutuskan." Aqila menjeda ucapannya sejenak untuk menatap kekasihnya. "Lebih baik kita akhiri saja hubungan ini," lanjut Aqila membuat Airon terkejut.

"Tunggu dulu, maksud lo apa qil?"

"Kita putus."

Airon tertawa keras mendengar jawaban Aqila. Lantas lelaki itu membanting kue ulang tahun dan paper bag yang sejak tadi digenggamnya ke lantai membuat Aqila terlonjak kaget.

"Gue enggak mau," tolak Airon.

"Gue capek sama sikap lo Airon. Lo selalu menyepelekan hal kecil yang bikin gue kecewa dan saat gue ingin mengakhiri hubungan ini justru lo menolak?" Aqila mengucapkan kalimat panjang itu dalam satu tarikan nafas.

"Hubungan kita berakhir sampai disini dan kita jalani kehidupan masing-masing seperti sebelumnya."

Setelahnya, Aqila hendak menutup pintu, namun kaki Airon menahannya. Lalu dalam satu tendangan pintu tersebut terbuka lebar. Aqila memundurkan langkahnya ketika Airon mendekat. Wajah lelaki itu terlihat marah serta kedua tangannya yang terkepal kuat.

Tanpa aba-aba, Airon menarik Aqila cukup kuat saat lelaki itu sudah berdiri di hadapan Aqila hingga gadis itu menabrak dada bidangnya. Senyum miring tercetak di wajahnya membuat Aqila semakin ketakutan.

"Lo harus membayar mahal untuk semuanya sayang." Airon mengusap lembut pipi Aqila, namun gadis itu memalingkan wajahnya. Firasat Aqila sudah tak enak. 

"Lepasin gue Airon. Lo mau apa?!"

Bukannya menjawab, justru Airon tertawa begitu keras hingga suaranya menggema di dalam ruang tamu. Sedangkan Aqila meneguk salivanya susah. Hari ini Airon bertingkah aneh.

"Lo mau hubungan kita selesai, 'kan?"

"Bukankah lebih baik kita membuat kenangan indah sebelum hubungan kita selesai?" senyum miring Airon semakin menakutkan bagi Aqila.

"Lepas. Pergi dari sini!" usir Aqila yang hendak melepaskan diri dari Airon. Namun, ditahan oleh lelaki itu. Cengkeraman Airon di tangannya begitu kencang hingga membuat pergelangan tangannya memerah. Dan dalam satu tarikan Airon menyobek kaus bagian samping yang Aqila kenakan.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang