~8. UKS

278 63 42
                                    

Hallo guyssss takdir yang tak berpihak up lagi nih!!

Mari ramaikan part ini yakk:)

Selamat membaca^^

***

Setelah selesai mengganti pakaian, Aqila, Aileen dan Adena keluar dari kamar mandi, menuju lapangan. Pelajaran pertama kelas Aqila di hari kamis adalah olahraga. Ketiga gadis itu memasuki lapangan, membuat tatapan para kaum adam langsung tertuju pada mereka. Bak bidadari, mereka selalu menjadi bahan topik dan pujian satu sekolah. Apalagi Aqila yang terkenal cerdas, dingin dan tentunya sangat menawan membuat setiap lelaki tergila-gila akan pesona gadis itu. Mereka bertiga menghampiri teman-teman satu kelasnya yang sudah sejak tadi berada di lapangan.

"Nikmat mana lagi yang kau dustakan!" Pasha menggelengkan kepalanya merasa sangat beruntung pagi ini, karena melihat gadis-gadis cantik.

"Gue bawa balik satu boleh gak?" timpal Daren menatap Aileen dengan wajah terkagum-kagum.

Arrayan dan Aksa pun yang notabennya lelaki cuek sampai tercengang. Lebih tepatnya Arrayan yang menatap Aqila cukup lama. Padahal gadis itu tak dandan berlebihan. Bahkan penampilannya pun masih sama seperti hari-hari biasanya. Tetapi, entah mengapa pesona gadis itu benar-benar membuat jantungnya berdebar.

"Cantik, 'kan, Ar?" Arvin menyenggol lengan Arrayan yang ada di sebelahnya membuat lelaki itu tersadar dari lamunannya.

"Hm." Arrayan menjawabnya dengan dehaman sembari kembali melirik Aqila yang berjarak satu baris darinya.

Bersamaan dengan itu Pak Dodit, guru olahraga memasuki lapangan dengan dua bola basket di kedua tangannya sedangkan buku absensi ia apit di ketiaknya. Materi hari ini yaitu bola basket, namun sebelum memasuki materi, Pak Dodit meminta anak muridnya untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Setelahnya Pak Dodit membagi kelompok menjadi empat bagian. Dua kelompok untuk perempuan dan dua kelompok untuk laki-laki.

Sesi pertama untuk tim perempuan terlebih dahulu, yaitu kelompok Aqila melawan kelompok Dini. Babak pertama berjalan dengan lancar, sudah tiga poin Aqila dapatkan dengan mudah membuat semua teman-temannya tidak menyangka, jika Aqila hebat dalam bermain basket. Namun, secara tiba-tiba Dini merebut bola dari tangan Aqila sembari memberikan senyum miring pada Aqila. Aqila berusaha merebut kembali bola tersebut saat Dini akan mengopernya ke anggota tim gadis itu. Aqila pikir Dini akan mengoper bola tersebut tapi ternyata gadis itu justru melempar bola basket tersebut ke arah wajahnya.

BRUK!

Bola basket yang ada di tangan Dini langsung dilempar tepat pada bagian wajah Aqila membuat Aqila terjatuh karena wajahnya yang terkena lemparan bola. Sontak, Aileen dan Adena yang melihat itu pun langsung menghampiri Aqila. Begitu pun dengan Pak Dodit dan teman-temannya yang lain, termasuk Arrayan dan Aksa.

Arrayan langsung mendekat ke arah Aqila saat gadis itu menutupi wajahnya yang terkena lemparan bola.

"Gue lihat." Arrayan berusaha melepaskan kedua tangan Aqila yang menutupi wajah gadis itu.

Perlahan Aqila melepaskan kedua tangannya. Semua orang yang ada di lapangan kaget saat melihat hidung Aqila mengeluarkan darah.

"Qil, hidung lo," kata Adena.

Aqila menyentuh hidungnya menggunakan punggung tangannya, ada darah yang menempel. Namun, gadis itu masih terlihat biasa saja dengan sedikit ringisan yang keluar dari bibirnya karena merasakan sakit di bagian wajahnya.

"Ayo ke UKS," kata Aksa hendak meraih tangan Aqila, namun kalah cepat oleh Arrayan yang sudah lebih dulu membopong tubuh gadis itu.

Aksa mengepalkan tangan kanannya yang tadi hendak meraih tangan Aqila sembari menatap kepergian Arrayan dan Aqila dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang