~66. Surat terakhir dari Arrayan

80 11 1
                                    

Assalamu'alaikum semuanya, cerita TYTB kembali update nih^^

Siapa yang nunggu cerita ini kembali update? 

Tapi, aku ingatkan lagi untuk votmentnya yaaaa :)

Selamat membaca^^

***

Setelah mengungkapkan perasaannya, Aksa terdiam beberapa saat, karena dia tidak mendengar respon apapun dari Aqila. Namun, Aksa sudah meyakinkan hatinya akan penolakan yang kemungkinan ia dapatkan hari ini.

"Gue tau ini memang bukan waktu yang tepat." Aksa menjeda ucapannya. "Gue hanya ingin mengatakannya saja."

Keadaan kembali hening. Entah mengapa pula, Aksa mulai merasa kalau ada kecanggungan antara dirinya dan Aqila saat ini.

"Arrayan meminta sesuatu hal ke gue, sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya."

Kali ini perkataan Aksa mampu membuat Aqila menoleh.

"Dia meminta gue untuk menjaga lo."

Usai mengusapkan kalimat itu, Aksa pun menoleh ke sampingnya yang rupanya Aqila sudah menatapnya lebih dulu. Gadis itu hanya diam, namun tatapannya sangat sulit Aksa selami. Dia hanya mengira kalau Aqila hanya shock dengan apa yang baru saja dia katakan. Lantas, Aksa pun tersenyum tipis.

"Lupakan apa yang sudah gue katakan tadi," kata Aksa berusaha mencairkan suasana. Namun, Aqila masih saja diam. "Gue akan tetap menjaga lo," lanjutnya yang kali ini senyumnya lebih lebar.

Tentu saja, melihat Aksa yang tersenyum padanya membuat Aqila merasa tak enak. Seberapa lama lelaki itu menyimpan perasaan untuknya?

"Maaf," cicit Aqila lalu menunduk.

Aksa menggelengkan kepalanya.

"Enggak, jangan minta maaf. Lo gak salah, perasaan gak bisa dipaksakan qila," kata Aksa mencoba membuat Aqila tidak menyalahkan dirinya sendiri.

Aksa mengulurkan tangannya ke hadapan Aqila, "Teman?"

Aqila sempat terdiam beberapa saat untuk menatap uluran tangan Aksa. Namun, tak lama dia menerima uluran tangan lelaki itu. Setidaknya, jika tidak bisa menerima perasaan lelaki itu. Aqila bisa menjadi teman untuk Aksa.

Melihat Aqila menerima permintaan pertemanannya, hati Aksa terasa lega. Ia harap tidak akan ada kecanggungan diantara dirinya dan Aqila setelah pengungkapannya hari ini. Baginya, tidak masalah hanya sekedar teman, karena ia tidak akan berharap lebih mengenai perasaannya yang dibalas oleh Aqila. Aksa hanya akan melindungi dan membahagiakan Aqila, seperti janjinya pada Arrayan. Dan karena mereka sudah berteman, Aksa berjanji hanya akan ada kebahagiaan dalam hidup Aqila mulai saat ini.

Aksa berjanji.

****

Aksa dan Aqila turun dari mobil, namun mereka terkejut saat melihat kehadiran Delvan dirumahnya. Kakak dari Arrayan itu tengah duduk di teras rumahnya sendirian. Lantas, Aqila dan Aksa pun menghampiri lelaki itu hingga lamunan Delvan terbuyarkan.

Lelaki itu tersenyum tipis ketika melihat kedatangan Aqila dan Aksa. Namun, senyumannya tidak selebar beberapa hari lalu. Bahkan penampilannya tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Aqila pikir dirinya yang benar-benar merasa kehilangan Arrayan, tapi ternyata keluarga lelaki itu yang sebenarnya paling merasa kehilangan.

Delvan menyerahkan sebuket bunga tulip padanya.

"Bunga itu dari Arrayan."

"Sebelum dia meninggal. Dia minta gue buat belikan buket bunga itu dan kasih ke lo, tapi gue lupa. Maaf," ucap Delvan panjang lebar.

Takdir yang tak berpihak ( END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang