Happy Reading🙏🙏
"Terima kasih anda sudi menemani istri saya yang gila makan ini" ujar Rey tersenyum ramah pada Ayu.
" Oh.Bukan masalah Tuan. Saya yang senang mendapat teman seperti Ana" jawab Ayu sambil tersipu malu. Dirinya menjadi salah tingkah berhadapan dengan pria setampan Rey. Ada apa dengan dirinya. Padahal biasanya dia tidak akan bersikap seperti ini walaupun berhadapan dengan pria lain yang lebih tampan dari Devan.
" Baiklah kalau kamu masih betah disini. Aku akan berkeliling terlebih dahulu menyapa yang lain." Ujar Rey pada Ana. Karena tampaknya Ana masih betah menjelajah hidsngan yang disajikan.
" Baiklah." Jawab Ana singkat. Rey mengecup pipi Ana kemudian meninggalkan Ana dan Ayu kembali berduaan.
" Suami kamu sangat tampan. Astaga aku mengira sedang berada di negri dongeng saat melihatnya" ujar Ayu spontan dengan semangat
Tapi Ayu kemudian tersadar bahwa dia keceplosan mengutarakan isi hatinya memuji suami orang di depan istrinya.
" ups.. maaf bukan berarti aku tertarik pada suamimu. Aku juga sudah mempunyai suami" Ujar Ayu dengan tidak enak hati memberi penjelasan agar Ana tidak salah paham.
" Tidak apa-apa. Itulah daya tarik Rey. Selalu menarik perhatian wanita dari semua kalangan. Tidak usah dipikirkan. Aku bisa membedakan wanita yang memiliki ketertarik lebih pada suamiku atau yang hanya sekedar kagum" jawab ana enteng dan tidak tersinggung ataupun cemburu pada Ayu.
" Andai aku bisa sepertimu. Bisa menganggap enteng segala sesuatu. Sepertinya hidupmu tidak pernah terasa berat ya. Aku sungguh iri" Ujar Ayu dengan tatapan iri dan kagum pada Ana. Yang sepertinya tidak pernah mempunyai masalah dalam hidupnya.
" Jika kamu tahu seperti apa hidupku dulu, pasti kamu akan menarik kata-katamu itu" ujar Ana dengan senyum getir.
Ayu hanya bisa diam tidak tahu harus berkata apa. Tentu saja Ayu pikir kata-katanya benar. Hidup Ana terlihat sempurna. Mempunyai suami yang tampan, dan tidak mengekangnya, bahkan tidak merasa malu melihat istrinya yang dengan cuek menyantap hidangan di tengah ruangan sambil berdiri.
Dan dapat Ayu pastikan bahwa Rey bukan pria sembarangan. Penampilan pria itu menunjukkan kharismanya yang tidak biasa. Ana memang tidak mengenakan perhiasan yang mencolok tapi semua yang melekat di tubuh wanita itu adalah barang mewah.
Perhiasan yang melekat di tubuh Ana walau bentuknya kecil merupakan barang limited dari sebuah toko perhiasan ternama. Ayu pernah melihat set perhiasan itu di majalah yang dia baca beberapa hari yang lalu. Toko itu hanya membuat satu set saja. Karena teknik pembuatannya yang rumit. Dan kabarnya set perhiasan itu langsung dibeli oleh seseorang yang dapat Ayu tebak adalah Ana.
Memang tidak seharusnya Ayu iri pada Ana. Hidupnya juga sempurna, devan juga menyayanginya walaupun terkadang kemarahannya diluar batas wajar. Ayu hanya perlu menjaga agar Devan tidak marah padanya. Hanya itu.
Kekurangan Devan dalam hal seksual juga sudah Ayu terima sebagai bagian dalam kehidupan mereka. Walau terkadang ayu tidak dapat membendung hasrat seksualnya yang menggebu. Dia bisa melampiaskan pada mainan sex yang dikoleksinya. Hidupnya juga sempurna kan?. Tapi kenapa Ayu merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya...
" Ana, aku ke toilet dulu ya" pamit Ayu sambil meletakkan piring kotornya pada tempat yang disediakan untuk menampung piring-piring kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAL (TAMAT)
Random⚠️ mengandung konten dewasa 21++ ⚠️ Pemegang konci sorga jangan mampir. Skip aja!!.. Yang merasa ini bacaan yang tak pantas. skip aja ya.. cerita ini hanyalah fiktif. Jangan dihubungkan dengan kehidupan nyata. Isi cerita ini jangan ditiru ya. ••••••...