Bab 22 Bertemu Si Gigolo

35.8K 1K 48
                                    

Happy Reading🙏🙏

Ayu merebahkan kepalanya diatas meja makan. Pagi ini dia sarapan di restoran buffet hotel bersama Nia. Sahabatnya itu  sudah ke  kamarnya pagi-pagi sekali datang untukengajak sarapan.

" Kenapa kamu. Lapar?" Tanya Nia.

" Ngantukkk" erang Ayu begitu memelas. Semalaman dia tidak bisa tidur karena kamar sebelah yang berisik  hingga menjelang subuh baru sunyi dan Ayu bisa tidur dengan tenang.

"Semalam kamar sebelah berisik banget" ujar Ayu kesal.

Rasanya baru saja dia memejamkan matanya, Nia sudah merecokinya pagi ini mengajak sarapan dibawah yang membuat dirinya kini berakhir disini. Menyantap sarapannya dengan mata ngantuk.

Nia menatap Ayu dengan tatapan penasaran.

" Berisik ngapain?" Tanya Nia dengan rasa ingin tahu.

" Berisik lagi gituan" dengus Ayu yang langsung mendapat tatapan jahil dari Nia.

"Wah kamu nguping semalaman?. Percintaan mereka pasti hot banget ya. Sampai terdengar ke kamar kamu."

"Aku terpaksa dengar ya!. Bukan menguping. Gara-gara mereka main semalaman aku mau ga mau jd dengerin mereka sampai menjelang pagi"

"Trus?"

" Apa?" Tanya Ayu bingung.

" Ya, Terus? Kamu ga terangsang gitu?kamu ga penasaran?"

" Hush..jangan bahas yang begituan" hardik Ayu jengah. Langsung segera berlalu berpura-pura hendak mengambil makan untuk menghindari pembahasan yang membuatnya jengah.

Hotel ini menyediakan sarapan All you can eat. Berbagai jenis makanan tersaji di buffet, biasanya Ayu akan sangat semangat mencicipi setiap hidangan yang tersaji di buffet karena semuanya menggugah selera.

Hari  ini Ayu asal mengambil makan sekedar mengganjal perut. Dengan begitu dia bisa kembali ke kamar secepatnya untuk kembali lanjut tidur.

Sebelum Ayu memasuki lift untuk naik ke atas. Nia mengingat kan Ayu untuk bersiap-siap nanti malam. Temannya itu ingin mengajaknya clubbing.

Awalnya tentu saja Ayu menolak. Dirinya yang terbiasa hidup lurus selalu menghindari tempat-tempat seperti itu.

" Ayolah Ayu. Sesekali kamu harus mencoba ke tempat seperti ini. Jangan selalu hidup lurus, itu sungguh membosankan." Bujuk Nia.

" kamu mau menjerumuskan aku?" Ujar Ayu, setahunya tempat-tempat seperti itu identik dengan minum-minum, obat-obat terlarang, musik-musik keras dan sex bebas.

" Kita hanya bersenang-senang Ayu."  Buat pengalaman kamu, kalau kamu tidak kuat minum kamu bisa pilih yang lain, itu pilihanmu, kamu yang nentuin mau atau tidak." Jelas Nia. Dunia clubbing memang selalu dinilai jelek. Padahal itu pilihan mereka masing-masing. Memilih untuk terjerumus atau tidak.

" Mau ya. Ayolah...temani aku" Ajak nia sambil merayu dengan tatapan memelas yang akhirnya membuat Ayu luluh dan Nia berjanji akan menjemputnya nanti malam.

Saat berjalan menuju pintu kamarnya. Ayu melihat pintu kamar penghuni disebelahnya terbuka. Keluar seorang wanita cantik dengan berbalut pakaian seksi disusul.seorang  pria dibelakangnya.

Ayu mengenali pria itu. Dia pria yang dia temui di pantai tempo hari. Tampaknya mereka berdua yang bercinta semalaman suntuk hingga berisik semalam.

Tatapan Ayu bertemu dengan pria itu.  Hanya sekilas karena perhatian pria itu kembali pada si wanita seksi yang bersamanya itu.

" Kalau kamu masih disini, hubungi aku ya. Kita bisa melanjutkan yang semalam." Senyum wanita itu sambil menyelipkan sesuatu ke dalam kantong celana pria itu. Kemudian mengelus-elus dada bidang pria itu seolah enggan untuk meninggalkan pria itu.

Ayu berjalan melewati mereka terpaksa melihat adegan mereka yang mesra-mesraan itu dengan tatapan tidak enak hati. Tiba-tiba sebuah ingatan menghinggapi Ayu.

Gigolo itu. Ya. Ini pria yang sama dengan gigolo yang pernah Ayu temui saat menghadiri pesta saat itu. Pantas saja Ayu tidak memngingatnya karena orang ini adalah jenis pria yang benar-benar harus dihindarinya. Pria berbahaya.

Mungkin  pria itu sedang menemani klien atau pelanggannya sampai ke daerah sini. Ataukah dia sedang berlibur?

Ayu merogoh-rogoh tasnya mencari kartu yang merupakan kunci untuk membuka kamarnya.

Disaat seperti ini Ayu malah kesulitan mencari kartu kamarnya. Padahal dia merasa risih melihat orang yang bermesraan di dekatnya itu. Bagaikan kambing congek saja.

" Tampaknya kamu punya hobi sebagai pengintip ya" tegur sebuah pria yang membuat Ayu mendongak.

Pria itu berdiri  bersandar pada pinggiran pintunya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Tampaknya si wanita tadi telah pergi.

" Anda berbicara pada saya?" Tanya Ayu sambil menunjuk dadanya untuk meyakinkan. Karena dia tidak ingin salah mengira.

" Memangnya disini ada orang lain selain kita berdua?" Ujar pria itu balik bertanya.

" Kenapa Anda menuduh saya pengintip? Saya bukan dengan sengaja memergoki anda" ujar Ayu tidak terima.

" Pesta tempo hari? Saat di depan toilet" ingat pria itu.

Ayu tidak mengira ternyata pria itu juga mengingat dirinya juga.

" Oh, ternyata benar anda gigolo itu" ujar Ayu spontan. Yang membuat pria itu menyipitkan matanya menatap Ayu.

" Apakah aku terlihat seperti gigolo?"

" Ya. Menurutku." Ujar Ayu yakin. Yang mendapat jawaban berupa tawa geli pria itu.

" Kalau melayani klien jangan berisik.  Kedengaran sampai kamar tetangga"  tegur Ayu sekalian biar pria ini sadar diri bahwa kegiatannya mengganggu kenyamanan kamar sebelah.

" Benarkah? Semalam kamu menguping kami?" Tanya pria itu mulai berjalan mendekati Ayu. Pria itu tidak tampak malu karena kegiatan percintaannya terdengar oleh orang lain.

'Sungguh tak tahu malu' batin Ayu dalam hati melihat cowo itu begitu cuek.

" Aku tidak menguping. Kalian yang teriak-teriak sampai ke kamarku " ujar Ayu kesal karena dituduh menguping.

" Apakah kamu jadi mau juga? Aku bisa memeprtimbangkanmu. Kamu cantik juga. " Gumam pria itu sambil mengamati penampilan Ayu dari atas sampai bawaha. Ayu  yang memakai kaos  kebesaran dengan celana pendek yang menampilkan kaki jenjang dan paha Ayu yang mulus membuatnya sedikit tergoda.

" Aku punya suami. " Dengus Ayu sambil memamerkan cincin di jarinya untuk menghalau pria itu agar menjauh.

Pria itu terdiam mendengar status Ayu yang ternyata sudah bersuami. Antusiasme di wajahnya seketika memudar.

Dia memang pemburu wanita. Tapi wanita yang sudah berumah tangga bukanlah targetnya. Dia tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang lain.

Bermain-main dengan istri orang bukanlah minatnya. Terlalu banyak resiko. Dia hanya menyukai hubungan sesaat dengan wanita-wanita single.

" Sayang sekali kalau begitu." Desah pria itu menunjukkan wajah kecewa padahal dia sedikit penasaran pada wanita di depannya itu.

" Kalau kamu butuh selingan aku ada di kamar sebelah." Ujar pria itu sambil mengedipkan sebelah matanya dengan senyum menawannya.

" Tidak akan" jawab Ayu menolak dengan tegas.

Akhirnya kartunya bisa dia temukan. Ayu segera membuka pintu kamar dan segera masuk tanpa memperdulikan pria itu yang masih berdiri di depan pintunya.

Pria itu berdiam diri dibalik pintu sesaat. Tampaknya wanita itu berusaha keras untuk tidak tertarik padanya. Hal itu justru membuat pria itu tertantang.

Pria itu yakin, pesonanya selalu bisa membuat setiap wanita luluh. Bahkan wanita yang sudah bersuami pun tidak bisa lepas dari pesonanya.

Wanita bersuami bukanlah target petualangannya. Tapi wanita ini tampaknya menjadi pengecualian baginya. Sikap wanita itu sepertinya menantang jiwa si penakluk wanita yang selalu disandangnya.

Di dalam kamar Ayu segera melupakan pria itu dengan melanjutkan tidurnya yang kurang dari semalam.

To Be Continuee...









BINAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang