Bab 9 Pesta

46K 709 48
                                    

Happy Reading🙏🙏

Pesta penggalangan dana  yang  diadakan oleh tuan rumah termasuk pesta yang mewah walaupun temanya adalah penggalangan dana amal untuk  yayasan milik si pelaksana pesta.

Dibalik acara penggalangan dana amal atas nama yayasan, tujuan lain pesta ini adalah menjalin hubungan baik antar sesama rekan bisnis. Dan bagi usahawan muda seperti Devan  hal ini adalah kesempatan bagus untuk menjalin hubungan baik dengan para pebisnis senior.

Devan dan Ayu berpenampilan sebaik  mungkin dan serasi. Datang sebagai suami istri yang mesra. Sang pria muda dan tampan dan sang wanita cantik dan elegan.

Devan dan Ayu berkeliling menyapa setiap tamu  yang datang beramah tamah pada mereka. Ayu terus mendampingi Devan dan terus mengembangkan senyum ramah.

Berusaha sebaik mungkin sebagai istri yang baik, istri yang selalu mendukung suami.

Padahal sejujurnya Ayu merasa bosan karena tidak mengerti topik pembicaraan devan dengan lawan bicara mereka. Ayu hanya berusaha menjawab sesingkat mungkin jika ditanya. Cukup sekedar berbasa basi menunjukkan kesopanannya.

Mata Ayu tertarik pada deretan meja yang menyajikan aneka makanan. Dari makanan ringan hingga makanan berat.

Mata Ayu tertarik pada seorang wanita yang sedari tadi asik berdiri di depan meja saji . Wanita itu begitu cuek tidak memperdulikan pandangan orang lain, ataupun merasa risih karena dipandangi orang  karena hanya dirinya yang betah berdiri di depan meja saji itu berlama-lama.

Ayu iri pada sikap cuek wanita itu, andai dirinya bisa seperti itu tentunya hidupnya akan lebih santai. Selama ini dia hidup demi menjaga reputasi Devan. Harus menjaga image sebagai istri yang patuh dan istri panutan di depan karyawan devan jika ada acara tahunan perusahaan. Jika dipikir-pikir seluruh hidupnya ada dibawah kendali Devan.

Ayu penasaran apakah pasangan wanita itu akan merasa malu akan kelakuan pasangan wanitanya itu. Cara wanita itu memakan hidangan diatas piringnya tampak sangat menggugah selera. Seakan makanan yang dinikmatinya sangat lezat. Membuat Ayu ingin mencicipinya juga.

Ayu mendekatkan bibirnya ke telinga Devan.

" Mas aku mau ke meja saji." Pamit Ayu sambil berbisik pada Devan.

Devan yang masih mengobrol dengan lawan bicaranya hanya mengangguk cuek.

Mendapat persetujuan dari Devan, ayu meninggalkan suaminya yang masih terus mengobrol tanpa menghiraukan Ayu yang berjalan menjauhinya.

Ayu menghampiri meja saji. Berkeliling mengamati apa saja yang tersaji di atas meja.  Meja itu terletak di tengah ruangan sehingga menarik perhatian orang  bagi siapa saja yang menghampiri meja itu.

Ayu meraih sebuah piring untuk menaruh makanan yang hendak dia santap. Semuanya tampak menggiurkan. Ayu memilih-milih mana yang hendak dia cicip terlebih dahulu.

" Untuk permulaan. Lebih baik kamu mencicip yang itu. Itu sangat lezat" tegur sebuah suara di belakangnya membuat ayu terlonjak kaget. Karena sibuk berpikir membuat ayu tidak menyadari bahwa ada seseorang yang berdiri di belakangnya.

Ayu menoleh ke belakang, ternyata yang menegurnya adalah wanita yang tadi menarik perhatiannya.

Wanita itu menunjuk sebuah hidangan yang memang dari tadi menjadi pertimbangan Ayu untuk disantap terlebih dahulu.

BINAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang