Bab 38 Tawaran Ana

28.1K 1.9K 226
                                    

Happy Reading🙏🙏

Ayu terbangun dari tidur panjangnya. Tubuhnya terasa lemas dan tidak bertenaga. Dengan linglung Ayu mengamati sekeliling ruangan dimana dirinya berada.

Ayu tidur diatas ranjang yang sudah pasti bukan miliknya, begitu juga dengan kamar dimana dirinya berada ini, Ayu mengigat kejadian sebelum dirinya tidak sadar, bahwa Devan telah memberinya obat tidur.

Apakah Devan berhasil membawanya?? Tapi sebelum dirinya tidak sadar Ayu sempat melihat Ana.

Berada dimanakah dirinya saat ini? Apakah di tempat Devan ataukah tempat Ana. Jika dirinya ternyata dibawa oleh Devan. Ayu mengenali bahwa Ini bukan kamar Devan. Ayu sangat berharap bahwa saat ini dia berada di tempat Ana.

Ayu mencoba untuk beranjak dari ranjang itu tapi tubuhnya benar-benar lemas. Kakinya benar-benar tidak ada tenaga sama sekali.

Ayu hanya bisa pasrah diatas ranjang menanti seseorang memasuki kamar untuk menolongnya atau memberinya penjelasan bagaimana dirinya bisa berakhir disini.

Cukup lama Ayu menunggu akhirnya ada seseorang yang membuka pintu kamarnya.

Ayu menghela nafas lega melihat sosok yang memasuki kamarnya adalah orang yang dia kenal. Dan orang itu bukan Devan, tapi seorang bocah tampan yang ditemani oleh seorang wanita yang tampak seperti pengasuhnya.

"Tante Ayu sudah bangun mbak, tolong kasih tahu mama ya" ujar bocah itu pada wanita yang menemaninya itu.

"Baiklah" jawab wanita itu yang segera berbalik pergi.

Bocah  itu berlari kecil menghampiri ranjang Ayu dengan penuh semangat.

" Selamat siang  tante Ayu" sapa bocah itu dengan ceria saat telah mencapai tepi ranjang Ayu.

" Siang juga,  Rian ganteng," balas Ayu dengan perasaan senang.

" Bagaimana keadaan tante?" tanya bocah itu penuh perhatian

" Tante baik-baik saja. Hanya saja tante sangat lemas saat ini" jawab Ayu memberitahu kondisi yang dirasakannya saat ini.

" Terima kasih ya Rian sudah menolong tante." Ujar Ayu. Dirinya merasa sangat berterima kasih. Karena anak itu lah dirinya bisa terlepas dari Devan.

Rian hanya membalas ucapan Ayu dengan anggukan.

Ana muncul di ambang pintu tidak lama kemudian.

" Akhirnya kamu bangun juga. Aku hampir memanggil dokter karena kamu tidak kunjung bangun" sapa Ana sambil menghampiri ranjang ayu.

" Aku tidak apa-apa kok. Aku hanya sedikit lemas." Jawab Ayu.

" Sudah berapa jam aku tertidur?" Tanya Ayu melihat ke arah jendela. Hari masih tampak terang. Ayu mengira bahwa dia hanya tertidur beberapa jam saja.

" Kamu tidur sepanjang hari dari kemarin. " Jawab Ana yang langsung tersenyum geli melihat Ayu yang langsung terngaga mendengar jawaban Ana.

" Pantas saja aku merasa sangat lemas. Ternyata sekarang sudah berganti hari" gumam Ayu kini mengerti kenapa tubuhnya jadi tidak bertenaga.

" Aku sudah menyuruh seseorang membawakan makanan untukmu. Pasti kamu sangat kelaparan setelah seharian tidur" ujar Ana.

Baru saja Ana membahas tentang makanan, perut Ayu tiba-tiba bersuara dan berbunyi nyaring.

"Maaf.." ujar Ayu sambil menyeringai malu.

" Hahahaha.. Itu hal wajar kok. Perut kamu kan seharian belum diisi. Jadi wajar sekarang minta diisi" ujar Ana memaklumi dan tertawa geli.

BINAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang