Bab 25 Berapa Tarifmu?

47.6K 1.1K 111
                                    

Happy Reading🙏🙏

" Kamu..." Ujar Ayu begitu menyadari siapa teman satu liftnya, wajahnya langsung berubah kecut. Di saat seperti ini dirinya  malah bertemu dengan pria yang sangat dihindarinya .

Ayu perlahan melangkah mundur menjauh dari pria itu dengan merapatkan tubuhnya pada dinding lift. Berusaha Berdiri sejauh mungkin, menjaga jarak dari pria yang berdiri di dekat tombol lift itu.

Mata pria itu memicing melihat raaksi Ayu yang sangat jelas terlihat menghindarinya. Dia bertanya-tanya  apa yang telah dia lakukan pada wanita itu sehingga dirinya dihindari sedemikian rupa seperti orang pesakitan.

" Tidak perlu ketakutan seperti itu. Aku tidak akan menerkammu." Ujar pria itu merasa sedikit tersinggung terdengar dari nadanya yang sedikit kasar. Tidak ingin berdebat dengan wanita itu, dia mengalihkan perhatiannya pada gawai di tangannya. Pantang baginya untuk mengejar-ngejar wanita justru para kaum hawalah  yang harusnya mengejarnya.

Ayu hanya diam saja tidak berusaha menanggapi omongan pria itu untuk meminta maaf. Karena dia takut kata-kata yang dikeluarkan oleh bibirnya tidak sesuai dengan dirinya jika dalam keadaan normal..

Karena di otak Ayu saat ini penuh dengan pikiran-pikiran vulgar. Oleh karena itu dia sebenarnya  bukannya takut pria itu akan menerkamnya. Tapi yang dirinya takutkan  justru dialah yang akan menerkam pria itu.

Ayu berusaha sebisa mungkin mengalihkan pandangannya dari pria itu.  Kenapa lift terasa berjalan sangatlah lambat disaat seperti ini. Ayu terus saja gelisah tidak bisa tenang. badannya terasa semakin gerah.

Berusaha sekuat apapun  Ayu tidak bisa memungkiri keberadaan pria yang sangat menarik itu. Sudut mata Ayu melirik sosok pria yang sibuk dengan gawainya mengacuhkan keberadaan Ayu.

Ayu menatap postur tubuh pria itu. Siluet wajahnya yang sedang menunduk seperti itu justru tampak begitu memikat. Otot-otot di lengannya yang menyembul sedikit dari balik lengan bajunya membuat pria itu tampak lebih maskulin. Ayu mereguk salivanya merasakan gelenyar di dalam dirinya semakin membuncah.

Ayu mengamati bibir pria itu. Fantasi Ayu semakin liar berkelebat di dalam otaknya. Ayu membayangkan bibir pria itu menyentuh kulitnya. Menjelajah setiap inci tubuhnya.

"Asshhh..." Tanpa sadar sebuah desahan  lolos dari bibirnya begitu dirinya semakin larut tenggelam dalam lamunannya.

Ayu segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya berharap pria itu tidak mendengar suaranya.

Tidak mungkin tak terdengar. Di lift ini hanya ada mereka berdua. Pria itu menatap Ayu penasaran. Dia mengamati Ayu, wanita itu terus berdiri dengan gelisah bagai cacing kepanasan dan tampaknya setengah sadar.

Pria itu menduga bahwa saat ini Ayu tengah mabuk. Melihat pakaian seksi yang dikenakan Ayu dan kondisinya yang sepertinya tidak bisa fokus kemungkinan wanita itu mabuk dan baru pulang dari tempat hiburan.

Pria itu menatap kagum tubuh Ayu yang menonjolkan lekuk-lekuk tubuh Ayu yang indah. Ternyata dibalik baju-baju kebesaran yang selama ini dikenakannya telah tersembunyi tubuh yang elok nan aduhai.

Mau tidak mau pria itu sempat mereguk ludahnya melihat dua gundukan  yang begitu ranum  sedikit menyembul dibalik potongan lehernya yang rendah itu.

BINAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang