Bab 8 Maaf

44.6K 705 71
                                    

Happy Reading🙏🙏


Ayu melangkah dengan tertatih-tatih setelah mematikan shower yang terus mengalir kemudian  mengambil handuk mengeringkan tubuhnya yang telah menggigil kedinginan. Mengenakan bathrob yang dipakai seadanya diikat di tubuhnya, ayu melangkah ke dalam kamar. Tidak tampak kehadiran devan disana yang justru membuat ayu lega. Ayu tidak siap menerima amarah Devan lagi.

Ayu menaiki ranjang. Berbaring dengan menutup tubuhnya dengan selimut tebal, mencari kehangatan dibalik selimut. Air mata kembali mengalir mengingat perlakuan Devan padanya. Ayu tahu itu hanyalah emosi sesaat Devan. Keesok harinya Devan akan meminta maaf atas perlakuannya tadi. Hal biasa yang selalu terjadi jika Devan telah lepas kendali.

Tapi bagaimanpun air mata tetap mengalir dari pelupuk matanya. Tidak tahu apakah hal ini dapat dia terima seumur hidupnya.

Ayu menangis hingga tertidur karena  kelelahan. Dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

Saat tengah malam Devan kembali ke kamar. Devan menutup pintu perlahan kemudian melangkah pelan memasuki kamar, berdiri di tepi ranjang memperhatikan istrinya yang tengah terlelap. Devan mengamati Ayu yang telah terlelap dalam tidurnya. Menaiki ranjang dan duduk disamping tubuh Ayu. Menatap Ayu dengan wajah penuh penyesalan apalagi Melihat jejak air mata di pipi Ayu membuat Devan yakin bahwa Ayu dari tadi menangis sampai tertidur.

" Maaf" ujar Devan singkat.  Sambil membelai pipi ayu dengan lembut. Tampak ada memar berwarna ungu di pipi ayu.

Devan sangat mencintai Ayu. Begitu takut Ayu akan meninggalkañya. Devan tahu Ayu begitu cantik. Banyak pria yang menginginkannya. Oleh karena itu Devan lebih tenang jika ayu di rumah saja.  Entah kenapa juniornya tidak bisa berdiri setiap menginginkan Ayu. Devan sangat ingin membahagiakan Ayu.

Devan mempunyai sesuatu yang dia sembunyikan dari Ayu. Entah apa yang akan ayu lakukan jika dia memgetahui rahasia ini. Kemungkinan terburuk adalah Ayu akan meninggalkannya.

Tidak...devan tidak mau ayu pergi darinya. Selamanya Ayu adalah miliknya. Hanya dia yang berhak atas Ayu. Devan yakin Ayu tidak akan berani meninggalkannya. Hanya dirinyalah tempat bergantung Ayu. Dan hanya dirinya yang sangat dicintai Ayu.

Devan membaringkan tubuhnya disamping Ayu. Mendekap dan merengkuh tubuh Ayu ke atas dadanya. Ikut lelap ke dalam mimpi menyusul Ayu.

÷÷÷÷÷

Ayu terbangun karena merasakan sesuatu yang menyentuh pipinya. Saat membuka kwdua kelopak matanya, tatapannya bertemu dengan mata Devan yang berada begitu dekat di depan wajahnya.

" Pagi sayang" sapa Devan lembut seolah tidak terjadi apa-apa semalam.

Ayu hanya menatap Devan dalam diam. Takut suasana hati Devan masih marah seperti semalam. Dirinya juga masih kecewa pada Devan.

Devan menghela nafas melihat Ayu yang tidak meresponnya.

"Maafkan aku. Semalam aku lepas kendali" tatap Devan dengan wajah penuh penyesalan. Membelai wajah Ayu yang mulus dengan punggung tangannya. Mengungkapkan rasa sayang dengan sentuhan itu.

Devan tahu bagaimana meluluhkan hati Ayu.

" Aku keterlaluan ya semalam? Apakah ada yang sakit?" Tanya Devan sambil mengamati tubuh Ayu.

BINAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang