Happy Reading🙏🙏
Sudah seminggu berlalu sejak peristiwa perkelahian antara Ayu dan Adelia yang berujung dengan dirinya yang dipecat dari pekerjaannya. Selama satu minggu ini Ayu hanya berguling-guling di tempat tidur dan malas melakukan aktifitas apapun.
Dia ingin menenangkan dirinya dan juga menunggu luka-luka yang diakibatkan oleh cakaran Adelia sembuh. Tidak mungkin dia melamar pekerjaan dengan wajah yang yang berantakan seperti itu.
Sejak peristiwa perkelahian itu, Ayu terus menerus mendapat panggilan dari Devan, tapi tidak pernah Ayu angkat. Barangkali pria itu ingin memarahinya karena telah melukai wanitanya. Dari pada mendengar sumpah serapah Devan lebih baik Ayu mendiamkannya.
Seperti hari ini gawai Ayu kembali bergetar dengan nama Devan muncul di layarnya dan seperti biasa Ayu hanya mendiamkan panggilan it uterus bergetar hingga berhenti sendiri
Panggilan tidak juga diangkat Devan pun dengan gencar mengirim berbagai pesan yang isinya dia ingin berbicara dengan Ayu dengan alasan ingin menyerahkan surat perceraian yang membuat Ayu menimbang untuk menerima ajakan bertemu atau menolaknya.
Ayu ingin perceraiannya segera beres. Tapi tampaknya Devan sengaja mengulur-ulur proses perceraian mereka. Entah apa yang dipikirkan pria itu.
Maka Ayu pun menyetujui permintaan Devan untuk bertemu di sebuah restoran yang telah ditentukan oleh Devan hari ini.
Ayu segera bersiap untuk berangkat ke tempat yang telah ditentukan. Ayu hanya berpakaian dan berdandan seadanya senatural mungkin, tidak ingin berkesan sedang berusaha untuk mencoba menarik perhatian si brengsek Devan.
Jika dipikirkan lagi, Ayu sangat beruntung kini bisa keluar dari rumah itu, dan terbebas dari kungkungan suaminya yang selalu mengontrol hidupnya.
Kehidupannya dulu seperti burung yang berada di sangkar emas. Memang dia hidup mewah dan berkecukupan tapi dia tidak merasa bebas, hidupnya selalu diatur dan ditentukan oleh Devan. Ditambah dengan siksaan-siksaan yang dilakukan Devan jika suasana hati pria itu sedang tidak bagus membuat batin Ayu tersiksa.
Kini Ayu bisa hidup dengan lebih tenang, tanpa bayang-bayang ketakutan akan siksaan yang akan Devan lakukan padanya. Walau kini Ayu harus berjuang sendiri untuk meneruskan hidup tidak masalah bagi Ayu, yang terpenting batinnya sudah tidak tersiksa lagi.
"Kita sudah sampai non" tegus supir taksi yang di tumpangi Ayu membuyarkan lamunannya.
"terima kasih pak" ujar Ayu sambil memberikan sejumlah uang untuk membayar tarik taksinya.
" Ambil saja kembaliannya pak" ujar Ayu ketika pak supir hendak merogoh sakunya mencari kembalian.
"Terima kasih non"
Ayu berjalan memasuki Restoran yang dulu menjadi tempat favorite nya dan Devan menghabiskan malam romantis bersama.
Hari ini hanya perasaan hambar yang dirasakan Ayu. Tidak ada lagi suasana romantis atau pun mellow mengenang masa-masa indah dulu.
Ayu menghampiri Devan yang ternyata telah tiba terlebih dahulu. Devan menyambut kedatangan Ayu dengan senyum hangat. Kerinduan terpancar dimata pria itu saat menatap Ayu.
Devan menatap Ayu dengan penuh rindu. Dia ingin melunakkan hati wanita yang masih berstatus istrinya ini dengan mengajak bertemu di restoran ini, karena restoran ini adalah tempat makan favorite istrinya dan banyak kenangan indah mereka bersama di restoran ini.
Selama beberapa minggu ini Devan benar-benar sangat kehilangan Ayu, dia tidak bisa hidup tanpa ada Ayu di sisinya. Tidak bisa tidur tanpa ada Ayu di pelukannya. Dia Akan memaafkan semua kesalahan Ayu jika Ayu mau kembali padanya dan kembali ke rumah. Berbagai rencana telah Devan susun untuk membuat Ayu kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAL (TAMAT)
Random⚠️ mengandung konten dewasa 21++ ⚠️ Pemegang konci sorga jangan mampir. Skip aja!!.. Yang merasa ini bacaan yang tak pantas. skip aja ya.. cerita ini hanyalah fiktif. Jangan dihubungkan dengan kehidupan nyata. Isi cerita ini jangan ditiru ya. ••••••...