Bab 37 Pertolongan Ana

28.6K 1.7K 211
                                    

Happy Reading🙏🙏

" Ayo kita pulang. Tempatmu adalah bersama denganku" ajak Devan dengan seringai penuh kemenangan karena rencananya telah berhasil. Pria itu meraih tangan Ayu untuk memapah wanita itu.

" Aku tidak sudi" tolak Ayu marah sambil menyentak tangan Devan.

Mata Ayu terasa semakin berat. Rasa kantuknya semakin menguasai dirinya. Tapi Ayu tetap berusaha untuk terus sadar.

" Ayolah sayang. Jangan keras kepala. Atau mau aku gendong ke mobil?" Desak Devan dengan tidak sabar mencoba menarik paksa tangan Ayu. Tapi Ayu terus menghindar dari sentuhan Devan.

" Tante Ayu?" Tegur seorang bocah yang kebetulan berhenti di meja mereka saat mengenali Ayu. Tadinya bocah itu hendak memasuki toilet yang terletak tidak jauh dari meja Ayu.

" Rian?" Panggil Ayu saat menganali bocah itu.

" Kamu kesini sama siapa?" Sapa Ayu sambil terus berusaha konsentrasi melawan rasa kantuk.

" Mama,papa dan raka. Itu mereka duduk disana" jawab Rian sambil menunjuk pada meja dimana keluarganya duduk.

" Tante kenapa? Sepertinya kondisi tante sedang tidak baik" tanya Rian dengan pandangan menyelidik saat melihat keadaan Ayu yang menurutnya sedang tidak baik.

" Tante Ayu tidak apa-apa dik, dia hanya sedang mengantuk. Om baru mau membawanya pulang." Jawab Devan dengan cepat. Sambil mencekal tangan Ayu untuk memaksa wanita itu berdiri.

" Ayo sayang kita pulang" ajak Devan dengan semesra mungkin karena interaksi mereka mulai menarik perhatian orang sekitar.

Tapi Ayu menatap Devan dengan marah. Dan berusaha memberontak terhadap cekalan Devan yang terasa semakin kuat dan  sangat menyakitkan.

Rian terus memperhatikan interaksi kedua orang itu yang tampak tidak akur. Rian adalah anak yang cerdas dia bisa langsung menebak bahwa Ayu tidak ingin pergi bersama  dengan pria itu.

" Om, tante Ayu sepertinya tidak mau pulang dengan om. Jangan memaksanya" tegur Rian.

" Om ini suaminya. Tentu saja dia harus pulang bersama om. Kamu masih kecil tidak usah ikut campur. Kembali saja ke mejamu. Pasti orang tuamu mencarimu." Jawab Devan dengan gusar karena tidak suka bocah itu mengusik dirinya yang saat ini sedang berusaha untuk membawa Ayu.

Ayu menatap Rian dengan penuh harap meminta bantuan. Tapi Ayu sangsi apakah bocah seumur Rian bisa memahami situasi  yang baru saja dilihatnya tadi?.
Setelah menatap Ayu sebentar, Rian pun pergi meninggalkan meja mereka.

Ayu mengikuti kepergian Rian dengan perasaan kecewa. Matanya terus mengikuti langkah Rian yang berjalan kembali menuju meja tempat keluarganya berada.

Tampak Rian sedang berbicara pada kedua orang tuanya sambil menuju pada meja tempat Ayu berada.

Ayu berharap Rian menyadari bahwa dirinya sedang meminta tolong pada mereka.

Ayu tersenyum senang saat melihat Ana beranjak dari bangkunya dan berjalan bersama Rian ke arah mejanya.

Devan juga melihat kemana arah pandangan Ayu dan pandangannya mengeras melihat bocah tadi kembali bersama ibunya.

" Ayo kita pergi sekarang" Ajak Devan menarik Ayu dengan lebih kuat dan memaksa Ayu untuk berdiri dari bangkunya.

"Tidak" tolak Ayu tetap bertahan duduk di bangkunya.

Belum juga berhasil memaksa Ayu ibu dan anak tadi sudah berada di dekat mereka.

"Hallo Ayu, aku tidak menyangka kita akan bertemu disini" sapa Ana saat menghampiri meja mereka.

" Ana, tolong aku." Ujar Ayu lirih dan akhirnya dia menyerah dengan rasa kantuk yang menguasainya. Ayu pun meletakkan kepalanya diatas meja dan tidak sadarkan diri terlelap masuk ke alam mimpi.

BINAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang