Bab 17 Pergi

41.4K 1.2K 195
                                    

Happy Reading🙏🙏

"Bik. Bereskan meja ini. Bawa saja semua lauknya. Devan tidak akan pulang hari ini" ujar Ayu beranjak dari kursi dan meninggalkan meja makan, selera makannya telah hilang setelah menerima telepon dari Devan.

Sudah dapat  perkirakan bahwa Devan tidak akan pulang dan kembali pada dirinya malam ini.

Ayu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Meninggalkan bibi mumun yang terbengong menatapi lauk pauk diatas meja yang hanya tersentuh sedikit oleh Ayu dan sebagian besar masih utuh.

Akhirnya bi mumun membungkus semua makanan untuk dibawanya ke paviliun agar bisa disantap bersama suaminya nanti.

Bi mumun berharap rumah tangga majikannya akan baik-baik saja.

Di kamarnya, Ayu memasukkan beberapa pakaiannya ke dalam koper. Dia memutuskan untuk pergi. Menjauh dari Devan, Ayu butuh waktu menenangkan diri untuk saat ini.

Setelah memasukkan segala sesuatu  yang dibutuhkannya Ayu segera menutup kopernya. Ayu menjinjing kopernya menuruni tangga.

Tampaknya bi mumun sudah kembali ke paviliun karena Ayu tidak mendapati pembantunya itu berkeliaran di lantai bawah. Baguslah, jadi Ayu tidak perlu memberi alasan jika bi mumun mendapatinya  turun dari kamar sambil membawa koper.

Setelah menaruh kopernya di bagasi, Ayu mulai menyalakan mobil, dan mengeluarkan mobil dari garasi. 

Pak Ujang, suami bi Mumun membukakan pintu gerbang tanpa bertanya, berpikir nyonyanya hendak keluar sebentar. Ayu pun malas untuk bertegur sapa dengan pak Ujang. Sehingga dia tidak membuka kaca jendelanya dan langsung menjalankan mobilnya begitu saja melewati pintu gerbang.

Ayu mampir sebentar ke atm dan menarik uang  dengan nominal sebanyak mungkin yang bisa ditarik oleh kartunya. Dia tidak ingin keberadaannya dilacak jika melakukan transaksi menggunakan kartu kredit. Untuk sementara dia ingin menghilang dari Devan. 

Ayu memang selalu patuh pada Devan tapi bukan berarti Ayu bodoh. Dia  memang selalu menggantungkan hidupnya dari kartu-kartu kredit yang diberi Devan ataupun uang bulanan yang diberikan Devan.

Diam -diam Ayu mempunyai rekening tersendiri yang tidak diketahui oleh Devan. Ayu telah bersiap-siap sejak Devan tertimpa musibah, dia harus mempersiapkan dirinya untuk masa depannya kelak jika sesuatu terjadi diluar perkiraannya.

Uang belanja yang selalu berlebihan yang diberikan Devan sebagian selalu dimasukkannya ke rekening rahasianya, rekening yang ternyata sangat berguna disaat-saat seperti ini.

Ayu sengaja meninggalkan mobilnya di bandara untuk menghilangkan jejaknya. kemudian dia menaiki taksi  pergi ke hotel untuk bermalam.

&&&&&&&&&

Seperti perkiraan Ayu. Devan menginap di hotel bersama Adelia. Tubuhnya kelelahan terus menerus bertempur dengan Adelia tanpa henti. Setelah pergumulan panjang, akhirnya Devan tumbang dan langsung jatuh tertidur hingga menjelang pagi.

Devan terhentak dari tidurnya saat mendapati cahaya matahari memasuki kamar mereka. secepat kilat meraih jam tangannya yang tergeletak diatas nakas.Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi. 

"Sial aku kesiangan." dengus Devan kesal segera beranjak turun dari ranjang, berjalan buru-buru memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai, bergegas ke kamar mandi.

Adelia yang terbangun karena suara Devan yang kasak kusuk hanya mengeliat diatas ranjang. mengamati punggung Devan yang menghilang dibalik pintu kamar mandi.

Adelia menyeringai puas. Puas pada permaian terlama mereka, hingga sampai berlanjut ke hotel. Devan semakin tidak bisa lepas darinya. Semakin lama Devan menjauh darinya, akan semakin besar hasrat yang Devan rasakan.

Punggungnya terasa pedih karena cambukan dari tali pinggang Devan semalam tapi Adelia menyukainya, Adelia memang mempunyai kelainan perilaku sex. Dan dia mendapatkannya dari Devan sekarang. Sangat mudah memanupulasi Devan sekarang. Pria itu kini berada dalam genggamannya. 

Saat di kantor, Adelia menangkap kedatangan Ayu, dan Adelia menatap Ayu menantang untuk melabrak mereka. Itu yang Adelia inginkan, Adelia dengan percaya diri yakin dialah yang akan menang.  Tapi ternyata Istri Devan lebih memilih untuk pergi diam-diam. Adelia menertawakan kepengecutan istri Devan itu.

Devan keluar dari kamar mandi sudah dengan wajah segar. Tentu saja segar, hasratnya sudah tersalurkan semuanya sehingga dirinya kini merasa hidup lagi. 

"Kamu akan ke kantor atau pulang dulu?" tanya Adelia dari atas ranjang hanya mengamati Devan yang bersiap-siap hendak meninggalkannya.

" Ke kantor langsung. kalau aku pulang jam segini Ayu akan curiga" balas Devan, langsung beranjak pergi tanpa berpamitan dengan Adelia, yang hanya bisa tersenyum kecut menatapi kepergian  pria itu.

Tiba Di kantor, Clara menatapi pakaian yang dikenakan Devan adalah pakaian yang sama dengan yang dikenakan kemarin. Sudah dapat Clara tebak bahwa Devan tidak pulang ke rumah kemarin. Apakah istri bossnya tidak mempertanyakan soal kemarin kepada bossnya? tampaknya bossnya masih belum tahu bahwa istrinya telah mengetahui perselingkuhannya hingga kini. 

Devan menghempaskan tubuhnya ke kursi. untung saja dia menyimpan beberapa pasang pakaian di kantor untuk berjaga-jaga.

Semakin hari Dirinya semakin kecanduan pada tubuh Adelia. dan jika sudah bersama Adelia dia benar-benar tidak ingat pada Ayu lagi. Semua pikirannya hanya tertuju pada hasratnya yang harus disalurkan pada Adelia. Sex bersama Adelia benar-benar membuatnya ketagihan dan nikmat. Semakin kasar dia memperlakukan Adelia, semakin nikmat rasanya. bahkan dirinya sudah tidak mengingat kapan terakhir melakukan sex dengan istrinya, sudah terlalu lama. 

Devan jadi teringat Ayu. Semalam dia berkata akan pulang malam. Tapi dirinya malah tertidur hingga menjelang siang, istrinya pasti  mencemaskannya karena lupa mengabarinya semalam.

Devan meraih gawainya yang belum sempat dicek dari semalam  hingga sekarang. Dia begitu terburu-buru membawa mobilnya untuk tiba di kantor dengan cepat. Devan berpikir pasti Ayu sudah menghubunginya puluhan kali, mengingat semalam gawainya telah diatur senyap oleh Devan kemungkinan semua panggilan masuk tidak akan terdengar dan tidak akan mengganggu percintaannya dengan Adelia.

Devan mengernyit begitu mengecek gawainya, memang ada beberapa panggilan dan pesan yang  masuk di gawainya. Tapi isinya hanya panggilan dan pesan-pesan dari Clara dan orang-orang yang berhubungan dengan pekerjaan. Tidak ada panggilan ataupun pesan dari istrinya satu pun.

Devan berpikir barangkali Ayu sudah langsung  tertidur begitu dia memberitahunya untuk tidak menunggunya pulang.

Tapi ini sudah siang hari, Apakah Ayu tidak berusaha mencari tahu kenapa dia tidak pulang semalam? Ataukah Ayu memaklumi kesibukannya? Sebenarnya devan justru senang Ayu tidak mempermasalahkan kenapa dirinya tidak pulang. Devan merasakan ada yang aneh,  biasanya Ayu akan menghubunginya untuk sekedar menanyakan kabar, atau menanyakan apa yang sedang Devan kerjakan saat ini.

Devan jadi merasa rindu pada  istrinya itu, setelah seharian tidak bertemu dan mendengar suara Ayu.    Biasanya Ayu sangat cerewat. Tapi semalam istrinya tidak bertanya apa-apa di telepon, hanya menjawab seperlunya dan langsung menutup telepon. 

Devan menghubungi nomor telepon Ayu, menunggu  hingga panggilan berakhir tidak juga diangkat. Mencoba memanggil beberapa kali lagi dan hasilnya juga sama. Panggilannya tidak diangkat.

Apakah istrinya sedang merajuk karena dia semalam tidak pulang tanpa memberikan kabar?

To be continue....







BINAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang