Bab 11 Gigolo

71.3K 793 60
                                    

Happy Reading🙏🙏


Ayu melangkah mundur saat pria tampan itu melangkah mendekatinya.
Mata pria itu memicing memberikan tatapan yang  menyelidik mengamati penampilan Ayu. Bibirnya menyunggingkan senyuman menawan yang seakan membuat Ayu luluh lantak.

Ayu merasa canggung,  tidak pernah berdiri sedekat ini dengan seorang pria selain suaminya, apalagi ketampanan pria ini melebihi Devan. Tatapan pria itu membuat jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.

" Apakah kamu seorang wartawan?" Tanya pria itu dengan nada menyelidik  mengamati penampilan Ayu dari atas hingga ke bawah.

"Sepertinya bukan. Kalau begitu apakah kamu mata-mata?" guman pria itu kembali, yang malah terus berbicara dan menjawab sendiri pertanyaannya.

" Sepertinya bukan juga" ujar pria itu lagi  sedang bergumam pada diri sendiri, mengelus-elus dagunya yang kokoh sambil matanya memicing menilai Ayu yang masih berdiri ditempatnya, tidak mengerti apa yang sedang pria itu katakan. Ayu mengira pria ini ada kelainan mental.

Ayu menatap pria itu dengan tatapan bingung. Gigolo ini berlagak seperti artis saja. Mengira dirinya seorang wartawan seolah pria itu takut pada wartawan. Memangnya dia artis? Tapi Artis kok jadi gigolo. Sudah pasti kalau dia adalah seorang artis dia tidak perlu menjual diri, tentunya dia sudah kaya. Ayu terus berpendapat pada dirinya sendiri di dalam hati sambil menilai pria di depannya.

Mata-mata?? Jangan-jangan gigolo ini adalah simpanan para istri pejabat. Jadi dia takut dimata-matai para suami. Dan takut kepergok oleh suami para wanita yang dilayaninya.

Ayu terus menebak-nebak dalam hati. Pria itu pun juga sedang menebak apakah Ayu seorang mata-mata ataukah seorang wartawan. Maka untuk beberapa waktu mereka saling diam membuat kesimpulan masing-masing.

" Jadi, apa yang kamu lakukan di tempat seperti ini?" Ujar pria itu masih dengan menyelidik setelah menarik kesimpulan bahwa Ayu bukan orang yang dia duga sebagai wartawan ataupun mata-mata.

Ayu hanya menjawab dengan menunjuk papan petunjuk toilet wanita pada pria itu. Pria itu menatap arah yang ditunjuk Ayu sambil mengernyitkan dahinya. Tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Ayu.

" Ini toilet bung! Tempat umum! Bukan tempat pribadi. Memangnya saya tidak boleh ke toilet? orang kalau ke toilet ya tentunya hendak buang air!" Seru Ayu kesal sedikit meninggikan suaranya. Baru kali ini Ayu berani bersuara lantang pada seseorang.

Ini gigolo ganteng-ganteng tapi bego. Yah mungkin karena itulah makanya pria ini jadi gigolo. Karena otaknya hanya bisa dipakai untuk sex saja. Kalau pintar pasti dia bisa jadi artis atau model yang berpenghasilan tinggi atau mencari pekerjaan yang lebih bergengsi dengan mengandalkan ketamapnannya.  Pikir Ayu dalam hati asal menarik kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan pria itu yang menurut Ayu merupakan pertanyaan aneh.

" Makanya ganteng-ganteng jangan hanya memikirkan  selangkangan saja bung. Punya otak itu dipakai." Ujar Ayu lagi dengan berani mendorong tubuh pria itu untuk menjauh darinya. Ayu harus segera kembali ke aula, takut Devan mencarinya.

Pria itu  terdiam tidak bereaksi terhadap seruan Ayu. Tubuhnya terdorong mundur menghantam tembok tidak siap pada tindakan Ayu yang tiba-tiba itu.

" Tapi kamu menikmati juga sebagai penonton kan" ujar pria itu kemudian dengan senyuman menggoda.

" Kalau melaksanakan tugas sebagai gigolo pergilah ke tempat yang lebih aman. Sewalah sebuah hotel. Bukan melakukan di tempat umum" ujar Ayu kemudian akhirnya langsung bergegas meninggalkan pria itu dengan rasa  kesal.

BINAL (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang