#3

51.3K 4.5K 77
                                    

Setelah selesai mandi, Vina berencana akan pergi ke Mall, kemudian ke Kantor. Ia menggunakan pakaian yang didominasi warna hitam.

Kebetulan sekali,motor yang diminta Vina sudah datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebetulan sekali,motor yang diminta Vina sudah datang.
Ia pun mengambil Sling bag dan turun kebawah,jangan lupakan laptop yang masih ada digenggamannya. Ia terpaksa harus makan terlebih dahulu agar diperbolehkan pergi.
Ia masih melihat Janson,dkk. Yang sedang menonton tv,dan sesekali tertawa,tetapi ia tak melihat adanya neklam alias Shinta.

Saat Vina menuruni tangga banyak mata yang menatap Vina.
Vina pun langsung ke dapur menghampiri Bi Siti yang sedang memasak.
"Bi,masak apa?"tanya Vina yang sedang mengetikkan sesuatu ke laptopnya.
"Ini non bibi lagi buat nasgor kesukaan non"ucap Bi Siti.
"Wah makasih bi. Bibi lanjutin aja masaknya,Vina mau ambil flashdisk di kamar dulu ya bi"ucap Vina kemudian menutup laptopnya lalu pergi ke kamar untuk mengambil flashdisk yang tertinggal.

Saat ia menuruni tangga samar samar ia mendengar ada yang membicarakan laptopnya. Ia pun langsung menuju ke dapur dan benar saja mereka bertanya-tanya siapakah pemilik laptop yang berharga ratusan juta itu.

"Bi,yang bener ih. Mana mungkin Vina punya laptop ratusan juta gitu"ucap Kenzo yang tak percaya.
"Mungkin aja dia kerja di club gitu"ujar Janson
"Ekhemm,udah bicarain gue?"ucap Vina dengan tatapan tajamnya.
Ia pun langsung duduk dan memakan makanannya.

Saat sedang menikmati makanannya tiba tiba maklam datang.
"Hai sayang"sapa dia dengan nada manja.
"Hai juga"sapa balik Ren
"Sayang,itu laptop buat aku ya?"tanya Shinta menunjuk laptop Vina. Sedangkan Vina,ia hanya diam saja melihat drama gratis.
"I-iya. Mmmm i-tu pu-punya kamu"ujar Ren dengan gugup.
Duh,gimana ni. Kalau dia tau bisa-bisa minta dibeliin,mana harganya mahal pula. Ya udah deh,semoga aja Vina rela laptopnya buat Shinta. Batin Ren.

Vina yang mendengarnya pun langsung tersedak. Kemudian ia mengambil minumnya.
"Gak usah ngebatin gue denger. Dan gue gak rela"ujar Vina penuh penekanan.
Kok dia tau?. Batin Ren
"Sayang.... Mana laptopnya ihh"ucap Shinta dengan nada menjijikkan.
"I-iya ini"ucap Ren.
"Taruh itu laptop,atau gue patahin tangan Lo Sekarang"tegas Vina.
"Ih,Vina itukan laptopnya aku. Kok kamu gitu sih"ucap Shinta.

"Ih, Vini. Itikin liptipnyi Iki. Kik Kimi giti sih. Mimpi Lo ketinggian!"tegas Vina.
"Udahlah Vin. Kasih aja,Lo kan bisa minta mama atau papa lagi"ucap Janson
"Lo salah. Gue gak minta mama atau papa buat beliin gue laptop ini. Kalau mau itu kerja!"ujar Vina kemudian kembali ke kamarnya dan mengambil sebuah laptop yang sama dengan warna berbeda dan masih di bungkus rapi.

Setelah mengambil laptopnya Vina kembali kebawah,dan dengan sengaja melemparkan laptop itu tepat mengenai meja makan.
"Ambil!,gue gak butuh laptop itu!"ucap Vina, kemudian meninggalkan mereka yang masih termenung.
_____________

Kini Vina sudah berada di kantornya,ia tidak jadi ke Mall. Karena sudah malas.
"Hilda"panggil Vina pada Sekertarisnya.
"Apa Vin?"tanya Hilda
"Mana berkasnya?"tanya Vina
"Nih,tinggal dikit doang kok"jawab Hilda sambil memberikan 10 berkas.
_____________

I'M VINA NOT VIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang