Hari sudah mulai pagi,Vina pun turun dari Kamarnya menuju dapur.
Disana sudah terdapat Jack,dan Hilda yang menunggu kedatangan Vina.
"GM. Bang,Hil"sapa Vina
"Too Vina"sapa balik mereka.
Vina pun langsung duduk di depan Hilda.
Mereka makan dengan hening,hanya ada suara sendok.Setelah selesai makan Jack meminta Vina untuk datang ke Ruang keluarga.
Dan saat ini Vina sedang berada di ruang keluarga.
"Vin,Abang mau tanya sama kamu"ujar Jack.
"Tanya aja bang"ucap Vina.
Jack pun kembali membuka suaranya.
"Kamu kan masih punya keluarga kandung,apa kamu gak mau temuin mereka?"tanya Jack.
"Kalau di tanya mau atau gak pasti mau. Aku rindu sama keluarga aku,aku rindu sama mommy, Daddy,dan Abang twins ku. Tapi untuk saat ini,lebih baik aku gak ngomong dulu sama keluargaku. Aku gak mau rencana yang udah aku buat hancur"jawab Vina dengan suara sendu.
"Abang ngerti kok. Makasih ya udah mau bantuin Vira"ujar Jack.
"Sama sama bang. Ini kan udah takdir sang pencipta"ucap Vina.
"Sayang, inikan hari terakhir di Jerman. Gimana kalau kita jalan jalan sekalian beli oleh-oleh. Mau gak?"tanya Hilda
"Ya udah ayo lah"jawab Jack.
"Vin,ayo ikut"ajak Hilda.
Vina pun mengangguk dan ikut mereka.Selama di dalam mobil,Vina hanya mendengus kesal. Melihat Sekertarisnya itu yang dimanjakan oleh Jack.
Seperti halnya saat ini,Jack yang menggenggam erat tangan Hilda, yang seolah akan kabur.
"Gini nih jadi nyamuk gue"sindir Vina.
Jack pun terkekeh mendengar penuturan adiknya itu.
"Maka dari itu,kamu harus cari pasangan. Kayak Abang gini lho"ujar Jack,memanasi Vina.
Sedangkan Vina?,ia hanya memutar bola matanya jengah.
"Vin, Mira kok gak ikut?"tanya Hilda
"Dia ke Amerika"jawab Vina
"Lah kenapa?"tanya Jack.
"Ntah"singkat Vina.
Jack pun merasa jika adiknya itu sedang Cemburu dengannya.
"Dek"
"Hm"
"Dek"
"..."
"Queen"
"Hm"
"Sayang"
"..."
"Jangan marah,nanti abang beliin es krim Deh"
"Bukan anak kecil"
"Lah mau nya apa?"tanya Jack
"..."
"Mungkin kamu beliin pistol atau Belati emas dia mau"bukan Vina yang menjawab, melainkan Hilda.
"Mau dek?"tanya Jack
"Hm"
"Mau yang apa?"tanya Jack kembali
"Belati emas"jawab Vina.
Jack pun heran pada adiknya itu. Biasanya jika seorang adik sedang marah,ia akan meminta boneka,es krim,atau hal yang wajar. Tetapi tidak untuk Vina yang meminta belati. Tetapi itu kan Jiwa seorang Dhavina Almaheera Smith yang merupakan mafia.***
Tak berselang lama, akhirnya mobil Jack berhenti di sebuah taman.
Mereka mengelilingi taman,dan menikmati suasana indah itu.
"Dek,belinya Belati dimana?"tanya Jack
"Udah gak usah,gue bisa beli sendiri kok"jawab Vina.
Hilda pun kemudian duduk di samping Vina begitupun dengan Jack (berarti posisi Vina di tengah mereka ya)
"Vin, Mira kenapa ke Amerika?"tanya Hilda yang masih penasaran.
"Tunangan"jawab Vina
"Hah! Sama siapa?"tanya Hilda dengan terkejut.
"Enrick"singkat Vina.
Hilda pun sangat terkejut, ternyata hubungan antara Mira dengan Enrick bukanlah sebatas sahabat. Ternyata mereka memiliki hubungan khusus.
"Gue gak nyangka banget. Tapi cocok sih, Mira kan Cantik nah Enrick kan ganteng banget"ujar Hilda. Sedangkan Jack,yang mendengar kekasihnya mengatakan hal itu merengek.
"Sayang"rengek Jack. Vina hanya memutar bola matanya malas,sudah dipastikan adegan romantis akan di lihatnya.
"Kenapa hm?,iya deh kamu yang paling ganteng"ucap Hilda. Jack pun langsung memeluk Hilda. Sedangkan Vina?,ia langsung melenggang pergi.
"Itu Vina pergi"ujar Hilda. Jack pun langsung mengejar Vina, begitupun dengan Hilda.
"Hey,kenapa?"tanya Jack.
Sepertinya Jack tak merasa bersalah karena sudah bersikap cuek pada Vina.
"Mau pulang gue"jawab Vina.
"Eh jangan marah dong Vin"ujar Hilda.
"Siapa juga yang marah"Kata Vina. Kemudian ia pun masuk kedalam mobil,dan meneriaki Jack dan Hilda yang masih terbengong.
"WOYY mau ikut gak"teriak Vina.
Mereka berdua pun tersadar dari lamunannya,dan langsung berlari masuk kedalam mobil Jack. Kemudian Vina melajukan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi.(Bayangkan menggunakan bahasa Jerman)
Tak berselang lama, Vina sampai di markas miliknya.
"Oyy people"teriak Vina.
Derren,Exel,dan Richo langsung datang.
"Eh ada apa?"tanya Derren
"Gak papa cuman main"jawab Vina
"Gimana sama misi kemarin?"tanya Exel
"Berhasil lah"jawab Vina.
Mereka pun berbincang-bincang,dan Vina juga mengajak Jack serta Hilda melihat lihat koleksi senjatanya. Dan masuk kedalam Kamar milik Vina yang banyam senjatanya,serta luas dengan warna interior hitam dan gold.***
Tak terasa waktu sudah malam. Karena mereka sudah puas menjelajahi kota Berlin, akhirnya mereka kembali ke mansion untuk istirahat.
"Sayang,kamu istirahat dulu ya. Kamu juga ya sayang"ujar Jack pada Hilda,dan Vina.
Mereka pun mengangguk, kemudian pergi ke kamar masing-masing.***
Hari sudah menunjukkan pukul 6 waktu Jerman. Mereka bertiga sudah siap dengan pakaian santainya. Mereka memutuskan untuk pulang di pagi hari,agar mereka sampai pada sore atau siang hari.
Saat ini,Mereka bertiga sedang berada di dalam pesawat pribadi milik Jack.
Selama perjalanan Vina hanya tidur, sedangkan Jack dan Hilda, mereka saling bermesraan. Seperti halnya saat ini, Jack menyuapi Hilda dan menidurkan Hilda di pangkuannya.***
Setelah berjam-jam perjalanan, akhirnya mereka sampai. Saat ini Vina dan Jack sudah berada di mansion Keluarga Hans. Sedangkan Hilda sudah kembali ke apartemennya.
Vina memutuskan untuk tidur kembali. Sedangkan Jack,ia memutuskan untuk berbincang dengan keluarganya.
---
Makan malam pun tiba,tetapi Vina belum juga turun.
"Dev, tolong panggilkan Vina"pinta mama. Dev,pun mengangguk.
Ia menaiki tangga,dan sampailah di depan kamar Vina.Tok tok tok
Merasa tak ada sahutan,Dev pun membuka pintu itu,ternyata tak di kunci. Ia melihat wajah tenang adiknya itu,tapi apakah masih bisa di sebut adik? begitupun sebaliknya?.
"Vin,bangun"panggil Dev seraya menggoyangkan tubuh Vina. Vina yang merasa tidurnya terusik pun bangun.
"Why?"tanya Vina
"Makan,cepet"jawab Dev dengan raut wajah datar dan dingin,tetapi tidak dengan hatinya.
Vina pun turun kebawah dengan piyama yang lucu.
"Lama banget sih Lo, ditungguin dari tadi"sinis Janson
"Siapa yang suruh Lo nungguin gue?,makan duluan juga gue gak papa"ujar Vina,ia kemudian duduk di sebelah kursi Jack. Dan berdoa, kemudian makan tanpa mempedulikan tatapan Janson.
Setelah selesai makan, Vina memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan tidur kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'M VINA NOT VIRA
RandomHappy Reading... (END) Dhavina Almaheera Smith. seorang bad girl,ketua Gangster,bar-bar,dan tomboy. gadis tersebut kerap di panggil Vina ataupun Queen Vina. Vina merupakan anak kedua dari keluarga Smith,ia juga seorang pengusaha besar. ia memiliki p...