#4

48.8K 4.2K 33
                                    

Hari sudah pagi,dan hari ini Vina memutuskan untuk pergi ke sekolah.
Menggunakan seragam dikeluarkan sebelah,rok selutut, rambut digerai,wajah tanpa make up.
"Huh, perfect"ucap Vina pada dirinya sendiri.
Ia pun segera turun kebawah. Janson, dkk. Yang melihat itu terdiam.

"GM. Ma,pa"sapa Vina
"Too sayang"balas mereka berdua.
Kemudian, Vina mengambil roti dan mengoleskan selai coklat diatasnya.
"Ma,pa. Vina berangkat dulu ya"ujar Vina berpamitan pada kedua orang tuanya. Sedangkan Janson dan Dev mereka merasa sakit ketika tak disapa.

Kok sakit ya. Batin mereka berdua,Vina yang masih berada disitu langsung menjawabnya.
"Kalau sakit gak usah banyak tingkah"ujar Vina, membuat orang-orang yang ada dimeja tersentak kaget.

"Siapa sayang yang sakit?"tanya mama
"Gak tau ma,tapi tadi sih aku denger katanya ada yang bilang. Kok sakit ya, berarti kan kalau sakit gak boleh banyak tingkah"jawab Vina.
"Iya juga sih. Tapi yang bilang siapa"tanya mama lagi
"Adalah ma,yang jelas manusia"ujar Vina. Kemudian menyalami tangan kedua orang tuanya.
______________

Beberapa menit kemudian. Ia pun sampai disekolahnya. Banyak murid yang mulai membicarakannya. Sedangkan Vina hanya bersikap datar.

Setelah ia sampai dikelasnya ia langsung mendobrak pintu.

Brakk

Semua murid terlonjak kaget,bahkan ada yang sampai latah.
"Eh,sorry sorry.... Para people gue mau minta maaf nih sama kalian. Tapi kalian mau maafin gue gak?,gue kemarin kemarin khilaf"ujar Vina
"Kita maafin kok"ucap mereka semua.

"Oke,thanks. Nanti sekelas gue traktir makan dikantin"teriak Vina.
Semua murid pun bersorak gembira.

Dari arah pintu terlihat seorang siswi kelas lain.
"Permisi,hari ini seluruh mapel Jamkos karena seluruh guru sedang rapat"ujar siswi itu, kemudian melenggang pergi.

Tiba tiba Vina teringat bahwa ada berkas tentang sekolah yang lupa ia berikan pada Sekertarisnya yang saat ini mewakili dirinya untuk mengikuti rapat.
Ia buru buru mengeluarkan sebuah map,yang bertuliskan nama perusahaannya DAC yaitu singkatan dari DA Company.

Masa bodo dengan tasnya yang ia lemparkan kebelakang. Ia segera berlari menuju ruang meeting untuk menemui Sekertarisnya.

Namun, perjalanannya tak mulus. Ia dihadang oleh Janson,dkk.

Plakk

Ren menampar pipi mulus Vina dengan cukup keras,hingga mengeluarkan darah di sudut bibirnya.

"APA YANG UDAH LO LAKUIN SAMA SHINTA HAH!"bentak Ren dengan suara meninggi. Hal itu tak luput dari pandangan para murid. Begitupun dengan Sekertarisnya yang langsung keluar.

"Non-"belum sempat sang Sekertaris berbicara, ucapannya sudah terlebih dahulu dipotong. Vina pun langsung melemparkan map itu kearah Sekertarisnya.
"Bawa itu dan pergi"ucap Vina dingin,dengan pandangan tajam menatap Janson,dkk.
"Ta-tapi-"lagi lagi ucapannya dipotong oleh suara keras Vina.
"SAYA BILANG PERGI"Teriak Vina dengan aura dingin dan tajamnya.

Karena tak ingin mendapat amukan lagi dari bos-nya alhasil Hilda pun pergi.
Vina pun perlahan maju.
"Lo tanya sama gue,apa yang udah gue lakuin sama dia?"tanya Vina tajam
"I-iya"jawab Ren gugup.
"Adakah buktinya wahai tuan Ren?"tanya Vina,kini tak hanya tatapan tajamnya,namun juga suaranya yang mulai datar dan meninggi.

"Ini buktinya, Shinta jadi gini"ujar Janson.
"GUE BUTUH BUKTI YANG BENER BODO!"Bentak Vina,yang sudah tersulut emosi.
"JANGAN PERNAH LO BENTAK GUE. GUE ITU ABANG LO!!"Gertak Janson.

"HAHAHA ABANG?,JANGAN LUPA GUE GAK SUDI PUNYA ABANG KAYAK LO!!"Sarkas Vina.
Vina pun segera mengambil botol air mineral milik salah satu murid,dan memberikan uang 100K. Pada murid tsb.
Vina pun menyiramkan air itu diwajah Shinta,dan lebam lebam itu hilang.

I'M VINA NOT VIRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang