Mohon dukungannya Readers...
Sesampainya dirumah Shafa langsung masuk kamar pikirannya masih dipenuhi oleh ucapan ucapan Sakti yang membuatnya gelisah.
"Huhhh.... kenapa kepikiran terus sih" gumam Shafa kesal.
Shafa berjalan menuju kamar mandi hendak berendam dan menenangkan pikiran. Ia menenggelamkan tubuhnya didalam bak mandi sembari memejamkan matanya sejenak menikmati air hangat dan harum esensial mawar yang menenangkan hati.
Sekitar satu jam lebih Shafa berendam ia lantas segera membilas tubuhnya dan mengenakan pakaian dan bergegas untuk membantu sang bunda memasak untuk makan malam. Ya... Semenjak sang bunda hamil besar Shafa memang sering membantu bundanya untuk memasak dan juga melakukan pekerjaan lainnya.
"Hai sayang... kamu gak istirahat dulu? kamu pasti capekkan habis les gitu" ucap Renata lembut sembari menatap wajah sang putri.
"Gapapa kok bun, kakak sudah istirahat sejam tadi lumayan lah lelahnya sudah sedikit hilang... ada yang bisa kakak bantu bun...?"
"Bantu potongin sayuran dan goreng ayam bisa kan kak? bunda kebelet pipis soalnya kak"
"bisa kok bun..."
Shafa memotong sayuran dan sembari meneruskan menggoreng ayam yang tadi bundanya tinggal. Setelah selesai ia juga memasak sayur sopnya sendiri sembari menunggu bundanya datang.
"loh kak bunda mana? kok sendirian?" tanya sang ayah yang baru pulang kerja.
"bunda lagi pipis yah..."
"oh gitu... ya sudah ayah keatas dulu ya kak"
"iya yah"
Tak lama kemudian Renata keluar dari kamar mandi menuju ke dapur menghampiri sang putri yang ternyata sudah menyelesaikan masakannya.
"Wihhh kakak sekarang jago uey masaknya..." Puji Renata melihat putrinya telah menyelesaikan masakannya.
"Tetap masih jago bunda lah... oiya bun tolong icipin sayur sopnya kakak takut bumbunya kurang pas"
Ranata menyendok kuah sop yang baru saja matang lalu mengicipnya "enak kok kak ini sudah pas... ayah sudah pulang belom kak?"
"ya sudah kalau gitu biar kakak pindahin tempatnya, udah kok bun baru saja datang susul saja bun biar kakak yang menyusun ini di meja " ucap Shafa sembari tersenyum kearah bundanya.
"oke deh, kalau gitu bunda tinggal dulu ya kak"
"iya bun..."
Usai menyusun menu masakan diatas meja makan dan menyiapkan piring dan juga air putih Shafa bergerak menaiki tangga hendak memanggil ayah bunda dan juga adiknya.
Semua telah berkumpul dimeja makan seperti biasa mereka makan dengan tenang karena semenjak Shafa dewasa dan Kafa masuk kesekolah dasar sudah jarang sekali terjadi kehebohan dimeja makan.
Shafa mencuci peralatan bekas makan malam tiba tiba saja ia kepikiran dengan ucapan Sakti tadi siang ia kembali merasa gelisah. Renata yang menyadari kegelisahan sang putri pun penasaran dengan apa yang terjadi.
Renata menyusul Shafa kekamarnya setelah ia selesai membereskan peralatan dapurnya.
Toktoktok
"Sayang bunda boleh masuk?"
"masuk saja bun"
Renata masuk dan duduk dipinggiran ranjang disamping Shafa membaringkan tubuhnya. Ia mengusap lembut pucuk kepala sang putri kemudian mengecup dahinya pelan membuat Shafa kembali menegakkan tubuhnya dan duduk disamping sang bunda.
"Sayang apakah ada yang kamu pendam? apakah kamu mau membaginya dengan bunda? apa yang membuatmu gelisah sayang? katakan pada bunda" ucap Renata lembut sembari meraih tangan Shafa dan mengusapnya secara perlahan.
Shafa tersenyum ia tahu bundanya adalah orang yang paling perhatian terhadap anak anaknya, ia menarik nafas sejenak sebelum akhirnya ia berkata jujur kepada sang bunda tentang apa yang ia alami hari ini.
"hemmm jadi begitu... cieee kakak ada yang naksir nie yee..." goda Renata sembari mencolek hidung mancung Shafa.
"Jika dia laki laki baik dia pasti datang dan membuktikan ucapannya seperti yang ia katakan padamu kak, saran bunda kakak jangan memberi harapan jika kakak tidak bisa membalas cintanya... jangan buat anak orang galau dan kecewa ya hehehe" ucap Renata sembari terkekeh.
"Bun... Shafa takut ayah marah jika dia benar benar menemui ayah dan bunda untuk meminta ijin" Shafa menggigit bibir bawahnya cemas.
"tenanglah sayang ayah tidak akan marah hanya karena kamu berpacaran atau marah hanya karena ada yang meminta ijin untuk pacaran sama kamu, bunda dan ayah menginginkan yang terbaik untukmu dan Kafa jadi jika ada laki laki baik meminta ijin kepada kami dan kamu pun menyukainya pastilah ayah akan mengijinkannya... ayah hanya akan marah jika pacaran membuatmu malas belajar dan membuat dirimu terjerumus hal hal negatif... tapi selama pacaran itu sehat dan juga membuat kamu semangat belajar ayah pasti mengijinkannya... ayah dan bunda juga pernah muda nak... tenanglah" ucap Renata menenangkan hati putrinya.
"jangan berfikiran macam macam sayang lekas tidurlah" Renata mengacak gemas rambut sang putri.
"iya bun terimakasih sudah menenangkan hati Shafa" Shafa memeluk Renata kemudian mengusap perut sang bunda yang sudah besar menyapa sebentar adiknya lalu mengecupnya.
"itu tugas bunda sayang.... baiklah bunda harus pergi ke kamar Kafa dulu, selamat tidur ya sayang" Renata berjalan keluar kamar dan menutup pintu kamar Shafa perlahan.
"iya bun" ucap Shafa kembali membaringkan tubuhnya diranjang dan bersiap tidur.
Dari kamar Shafa Renata berpindah ke kamar Kafa, ia membuka kamar sang putra yang terlihat sudah redup karena sang empunya sudah tertidur pulas. Ia membenarkan selimut Kafa mencium lembut punggung tangan sang putra dan kemudian mencium dahinya sebelum ia pergi kekamarnya.
"selamat tidur sayang... cepatlah dewasa bunda ingin segera melihatmu menjadi laki laki dewasa yang merasakan jatuh cinta dan kesuksesan sayang" ucap Renata sembari mengecup dahi Kafa.
♡♡♡♡♡
Renata melangkahkan kaki perlahan menuju kamarnya ia melihat sang suami sudah berbaring diranjang menunggu kedatangannya.
"Kok lama sayang?" tanya Dafa penasaran.
"habis dari kamar anak anak mas..."
"oh gitu... cepatlah kemari aku merindukanmu..." ucap Dafa manja.
"hemmm... iya sayang sebentar" ucap Renata sembari mengganti bajunya dengan gaun tidur.
Renata berjalan pelan menuju ranjang lalu bergerak membaringkan tubuh diaatasnya yang disambut dengan pelukan sang suami dan kecupan kecupan diwajahnya.
"Sayang kangen... pengen jengukin dedek didalam." rengek Dafa yang membuat Renata terkekeh.
Beberapa menit kemudian keduanya sudah tersulut kabut gairah saling menerima dan membagi cumbuan, menyatukan cinta mereka dengan sebuah pergumulan panas. Dafa bergerak perlahan memberikan kenyamanan kepada sang istri dan sedikit bergerak lebih cepat namun tak secepat biasanya karena tak ingin melukai bayi yang ada didalam rahim sang istri.
"terimakasih sayang" ucap Dafa setelah mereka berdua mengakhiri pergumulan panasnya.
Dafa mendekap tubuh sang istri dan mengecup keningnya mesra sebelum mereka sama sama menyelami samudra mimpi.
Please jangan lupa Kasih star terus kasih vomen yah... makasih sampai jumpa dinext episode...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Angel (TAMAT)
RomanceHolla guys ini mau proses revisi yess semuanya mo aku rombak total jadi harap bersabar.