Merasa Bersalah
Dafa Pov
Aku tak tahu harus bagaimana menghadapi keanehan yang aku rasa saat ini jujur saja ada rasa tak suka ketika melihat istriku bersenda gurau dengan laki-laki lain. Tunggu istri? Sejak kapan aku menyebut istri? aku tak pernah mengakuinya? Atau kah aku sudah mulai bisa menerimanya? Entah lah...yang pasti sekarang ini aku merasa sangat kesal melihat wanita yang berstatus istriku sedang duduk dikantin sembari bersenda gurau dengan laki laki lain.
"cihhh dasar....istri keterlaluan bisanya dia beresendau gurau bersama laki laki lain"
"apa dia tidak sadar jika dia itu seorang istri" gerutunya sembari berlalu pergi.
Berkali kali aku mencoba membuang rasa kesalku pada Renata dan sedikit mengingat tentang perjanjian yang kami batalkan namun rasa kesal itu semakin membuncah dihatiku membuat aku frustasi. tidak mau melirik jam ditanganku sudah hampir setengah jam aku menunggu Renata diruangannya, namun Renata tak kunjung datang membuatku kesal dan memilih pergi meninggalkan ruang kerja Renata. Jangan lupa aku menyapa suster yang sedang berjaga didekat ruangan tersebut.
"keterlaluan....sebenarnya apa yang mereka ciptakan hingga lupa waktu"
"Dasar wanita...tak bisa melihat yang terlihat sebentar saja"
"ahhh sudah seharusnya aku pulang saja..." ucapku kesal.
Dalam perjalanan pulang aku masih berpikir keras tentang apa yang sedang aku rasakan saat ini alih-alih mendapat jawaban aku justru dibuat semakin kesal dan penasaran dengan laki-laki yang ku lihat bersama Renata tadi.
"sebenarnya dia siapa?"
"kenapa Renata akrab sekali denganya?"
"kenapa Renata sebahagia itu jika bersamanya?"
"apakah Renata menyukainya?"
"arghhhh persetan....aku tak peduli dengannya...terserah" umpat Dafa frustasi.
Author Pov
Renata sedikit heran mengapa para pegawai yang menonton dengan aneh serta berbisik seperti membicarakannya...ada apa? Tanya Renata dalam hati hingga menemui jawaban yang membuat merasa bersalah.
"kenapa mereka melihat seperti itu? memangnya ada yang salah ya denganku? atau mereka sudah tau jika Bossnya adalah suamiku...tidak mungkin..." batin Renata.
"Dokter Renata mau pulang?" Tanya Suster Maria sopan.
"Iya nih sus...soalnya mau ada acara makan malam dirumah mama jadi saya harus segera pulang" jawab Renata lembut.
"Oh begitu...hati-hati dijalan kalau begitu dok.." ucap Suster Maria ramah.
Sesaat kemudian suster Maria slap jidatnya mengingat sesuatu dan dengan cepat ia membalik dan mengikuti langkah Renata.
"Ah ya ampun...saya lupa...Dokter...tadi ada pak Dafa Hutama kesini...dan ingin bertemu dengan dokter Renata beliau menunggu di ruangan dokter Renata cukup lama namun langsung pulang setelah selesai makan dikantin" tutur suster Maria yang membuat Renata terkejut.
"Apa....jadi pak Dafa tadi kesini sus...ya ampun kenapa suster gak kasih tahu saya....aduh...trus tadi pak Dafa nunggunya lama sus?" Tanya Renata beruntun yang membuat Maria terkekeh.
Maafkan saya dok tadi pak Dafa sendiri yang tidak mengizinkan saya membantu mencari dokter.. kata beliau, beliau ingin menunggu dokter Renata datang saja karena tidak ingin mengganggu kegiatan dokter. Beliau juga sempat makan dikantin dok...namun sepertinya hanya sebentar dan memutuskan langsung pulang" ujar suster Maria.
Dengan langkah-langkah ringan Renata berjalan ke arah lobi untuk menunggu supir yang biasa bertemu dengan banyak pikiran tentang Dafa yang terus mengganggunya.
"aduh mati aku....mas Dafa pasti marah banget sama aku"
"lagian suruh nungguin aku gak bilang bilang"
"Tapi untuk apa dia kemari? Pasti ada sesuatu yang penting...tapi apa? Terus kenapa dia tiba-tiba pulang? gitu aja padahal udah nungguin aku lamaseharusnya dia lihat aku kalau dia beneran makan dikantin....astaga atau jangan mas Dafa pergi gitu aja karena lihat aku sama kak Samba lagi asik ngobrol lagi" ucap Renata pelan seraya membekap mulutnya.
"Jangan jangan Dia marah lagi...Aduh gimana dong" ucap Renata panik yang membuat pak Iman supirnya bertanya tanya.
"
"Gak papa kok pak...itu tadi Renata lupa sesuatu dan takut temen Renata marah" elak Renata pada pak Iman yang sedang menyetir didepan.
Dalam fikiran Renata terus terbayang bagaimana ekspresi Dafa nanti jika marah pasti nyeremin batin Renata tersenyum tersenyum kecil akibat membayangkan wajah tampan Dafa ketika marah.
Sesampainya dirumah sang mama ia melihat mobil Dafa sudah terparkir manis di sana itu artinya sang empunya sudah tiba sedari tadi. Renata buru buru masuk kedalam rumah mencari keberadaan anak anaknya.
"Bunda" seru Kafa sembari berlari menubruk tubuh Renata.
"adek kangen sama bunda" ucap Kafa sembari bergelayut manja.
"iya sayang, anak bunda lagi apa nih? sepertinya serru sekali"
"lagi nonton film frozen bunda sama oma dan adek tapi oma pergi ketoilet sebentar lagi" ucap Shafa sembari memeluk dan mencium pipi Renata.
"wah seru dong..." jawab Renata tersenyum.
"Ren baru pulang kamu nak? kenapa tadi menyuruh Dafa pulang duluan???"
"hah...i...iya ma tadi Ren masih repot jadi mas Dafa ren suruh duluan" ucap Renata tersenyum kikuk.
"ya sudah cepat lah ke kamar suami sudah berada di kamar sejak tadi" ucap sang mama sembari berjalan duduk di samping Shafa.
Renata berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai dua ia segera masuk kamar membersihkan diri. tatapan membelalak kala melihat sang suami tanpa busana atas hanya mengenakan celana pendek seketika itu pipi Renata terlihat meona.
"
"tolong Ren jangan mesum" rutuknya dalam hati kemudian segera menuju ke kamar mandi.
Renata menanggalkan seluruh pakaiannya dan masuk kedalam bak mandi yang telah ia isi dengan air hangat dan ia campuri ekstrak bunga lavender favoritnya. sekitar tiga puluh menit Renata berendam menikmati aroma bunga lavender yang menyejukkan fikirannya kemudian bangkit dan segera membilas tubuhnya dibawah guyuran air.
"aah segar sekali rasanya pegal pegal jadi hilang" ucap Renata pelan.
Dafa bangunan mencium semerbak bunga lavender yang menyeruak disegala penjuaru ruangan kamar.
"harum dan suara" gumam Dafa kemudian bangkit dari tidurnya menuju lemari pakaian kemudian kemudian memakainya.
Dafa mengernyitkan dahinya melihat ada beberapa baju pria dilemarinya yang terlihat masih baru.
"benarkah itu Renata yang menyiapkannya" ucap Dafa dalam hati.
"mas Dafa..." sapa Renata yang berpapasan dengan Dafa yang sedang mengambil tindakan namun tak ada jawaban dari Dafa.
Dafa berlalu begitu saja tanpa menjawab sapaan Renata menuju ke kamar mandi untuk cuci muka. sedang Renata lebih memilih diam karena dirinya tahu sang suami sedang marah akibat kejadian tadi.
"lagi gak marah aja cuek apa lagi kalau marah" batin Renata sambil mematut wajahnya didepan cermin yang kemudian meninggalkan Dafa yang masih di kamar mandi menyiapkan makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Angel (TAMAT)
RomanceHolla guys ini mau proses revisi yess semuanya mo aku rombak total jadi harap bersabar.