Renata membuka pintu, ia terkejut akan kehadiran sosok Surya dihadapannya. Seorang kepercayaan Dafa yang kini sedang duduk diatas kursi roda dengan seorang perempuan yang berdiri dibelakangnya. Ya akibat kecelakaan naas yang menimpa Dafa dan dirinya serta pak Amar sang sopir hanya ia yang selamat. Ia dinyatakan mengalami patah tulang kaki hingga menyebabkan kelumpuhan total.
"Pak Surya...."
"benar bu ini saya... saya kemari hanya ingin memberikan ini " mengulurkan sebuah kertas lusuh kepada Renata.
"apa ini pak?"
"bu itu adalah surat dari pak Dafa sebelum terjadi kecelakaan bapak berpesan untuk memberikan itu kepada ibu dan anak anaknya, maaf saya baru bisa memberikannya sekarang karena saya baru saja keluar dari rumah sakit..."
"tak apa pak... terimakasih"
Renata mengambil secarik kertas yang diberikan oleh Surya sekertaris pribadi Dafa. Dengan tangan gemetar Ia buru buru membaca isi surat tersebut.
Untuk Istriku tersayang...
Ketika kamu membaca surat ini itu tandanya aku sudah tidak ada didunia ini lagi. Maaf jika aku tak bisa menepati janjiku untuk menemanimu menyaksikan kesuksesan anak anak kita. Maaf karena aku harus lebih dulu pergi meninggalkanmu.... percayalah aku pun tak mampu, sama sepertimu aku juga merasa hancur disini, aku juga merasakan seluruh rasa yang kau rasa saat ini... Berjanjilah untuk kuat dan bertahan demi aku dan anak anak kita...aku titip pesan untuk Kafa Shafa dan Sakti... sampaikan pula rasa sayangku yang mendalam kepada mereka semua terutama Rafa... bilang padanya jika aku sangat menyayanginya....
Kafa... Putraku... tumbuhlah kau menjadi pria dewasa yang patuh dan mencintai bundamu dan keluarga kecilmu... ayah titipkan perjuangan ayah padamu nak... teruskanlah dan bangun apa yang sudah ayah bangun menjadi lebih maju dan berkembang... jaga bunda kak Shafa dan adikmu Rafa... berjanjilah kepada ayah kau akan menjadi anak yang hebat dan membanggakan untuk ayah dan bunda..
Shafa.. Putriku... ingatlah kodratmu selalu sebagai seorang istri patuhi Sakti... sama seperti kau mematuhi ayah dan bunda... tetaplah tinggal dirumah kita bersama Sakti dan anak anakmu kelak, jangan biarkan bunda sendiri dan kesepian...
Sakti.... kau sudah menjadi bagian keluarga Hutama saat ini... ayah titipkan putri ayah kepadamu... jaga dan lindungi lah dia seperti janjimu dulu... ajari Kafa untuk meneruskan seluruh usaha ayah bantulah dia.... ayah percaya kau bisa memegang tanggung jawab ini dengan baik...
Sayang aku pergi... jangan menangis jangan bersedih karena aku akan semakin hancur dan sakit jika melihatmu bersedih... ikhlaskan kepergianku...
Aku mencintaimu bidadari hatiku....Dariku....
cinta abadimu....Testestes air mata mengalir begitu deras, tangan Renata gemetar, tubuhnya meluruh usai membaca surat dari Dafa. Kenangan bersama Dafa kembali berputar difikirannya membuatnya semakin sakit dan berakhir pingsan karena terlalu lama menangis.
Flashback on
Mobil Dafa melaju dengan kecepatan sedang melewati daerah yang terlibat bentrokan. Tiba tiba saja sekumpulan masa datang mereka menghadang seluruh orang yang berada dijalur perbatasan kemudian melukainya.
"ada apa didepan pak?" tanya Dafa kepada sang sopir.
"Didepan sedang terjadi bentrokan pak seluruh mobil yang lewat dihadang oleh preman pak..."
"astaga.... bagaimana Sur.... kita cuman bertiga jika kita tetap melawan mereka semua kita akan kalah mereka berjumlah ratusan orang..."
"Begini saja pak bagaimana jika kita terobos saja...."
"maksudnya bagaimana Sur...?"
"Tabrak saja mereka semua yang menghadang... kita melawan ataupun menyerah tetap akan terluka pak... lihat betapa brutalnya mereka melukai orang"
"baiklah pak lajukan mobil dengan kecepatan ekstra... tabrak saja siapa saja yang menghadang kita nanti... " ucap Dafa kepada sang sopir.
Dafa menarik selembar kertas ditasnya kemudian menuliskan sebuah pesan singkat kepada sang istri yang ia titipkan kepada Surya dan juga sang sopir.
"Sur... pak... jika terjadi sesuatu kepada saya nanti tolong berikan surat ini kepada istri dan anak saya..." ucap Dafa kepada Surya dan juga pak Amar sang sopir.
"Pak kita akan baik baik saja percaya lah...."
"entahlah Sur... aku begitu pesimis melihat masa yang bengitu banyak ini..."
"tenang pak... kita berdoa agar kita baik baik saja..."
Begitu masa sampai di dekat mobil Dafa dengan cepat Dafa menyuruh sang sopir menancap gasnya. Mobil Dafa berhasil menghindari kerumunan masa namun naas berakhir masuk kedalam jurangan yang terjal.
Flashback off
♥♥♥♥♥
"Bunda... Kafa mohon jangan bengini" seru Kafa ketika melihat sang bunda jatuh pingsan.
"Adek cepat telepon kak Sakti oma dan opa..."
"iya kak"
"Pak Surya... pak Imam tolong bantu Shafa bawa bunda ke kamar tamu...."
"baik non..."
Renata dibopong masuk kedalam kamar tamu, Shafa dengan cekatan memberikan minyak angin ditubuh Renata kemudian mengoleskannya dibagian hidung.
Sakti melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi begitu ia mendapat telepon dari sang adik ipar jika Renata jatuh pingsan.
"Sayang.... apa yang terjadi?" Sakti masuk menerobos kamar tamu begitu saja saking khawatirnya.
"bunda pingsan kak setelah baca surat ayah yang dikasih pak Surya... mungkin saja keinget ayah"
"sudah jangan khawatir... bunda akan baik baik saja... bunda adalah wanita yang kuat..."
Sakti menunggui Renata bersama Kafa dan juga Shafa di kamar tamu sementara Rafa bocah berusia belum genap tiga tahun itu sedang asik bermain dengan pengasuhnya.
"Dek... kak... Shafa kedapur siapin makan malam dulu ya...."
"iya kak..."
"iya sayang..."
Shafa memasak didapur menyiapkan menu makan malam untuk mereka kemudian menyiapkan bubur untuk sang bunda juga. Sesaat kemudian Anna dan Lin datang.
"sayang bagaimana keadaan bundamu..."
"belum sadar oma... bunda ada dikamar tamu..."
"baiklah oma akan kesana dulu"
Anna dan Lin berjalan menuju kamar tamu ia melihat Renata sudah siuman sedang menangis memeluk Kafa. Ia pun buru buru mendekat dan memberikan ketenangan untuk Renata.
"sayang..."
"mama"
Renata langsung memeluk Anna dan Lin secara berhantian sembari menghapus air mata. Bagaimana pun juga ia tak ingin membuat kedua orang tuanya sedih melihat keterpurukannya saat ini.
♥♥♥♥♥
Renata berdiri didekat jendela kamarnya pandangannya lurus kedepan menatap kearah luar ruangan. Ia tersenyum kecil mengingat kebersamaannya bersama Dafa. Dan ia berharap jika apa yang ia alami saat ini adalah salah. Sampai saat ini ia masih yakin jika Dafa akan menepati janjinya, ia yakin jika Dafa akan kembali lagi padanya...
Saya ucapkan banyak terimakasih untuk seluruh pembaca setia Bidadari Hati... terimakasih atas dukungan dan semangat yang telah kalian berikan selama ini.... Saya berniat membuat sequel dan spin off dari cerita ini... yang pertama tentang kehidupan Kafa yang memiliki sifat dingin semenjak kepergian sang ayah dan juga tentang kehidupan Shafa Sakti yang telah menikah dan juga kehidupan Renata setelah kepergian Dafa... nantinya insyaallah akan saya jadikan dua novel... bagi yang penasaran nanti bisa baca "My Annoying Husband" dan "Bidadari Hati 2 (Ku Harap Cintaku Kembali).
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Angel (TAMAT)
RomanceHolla guys ini mau proses revisi yess semuanya mo aku rombak total jadi harap bersabar.