Bab 22 USG

11.8K 401 13
                                    

Renata menangis haru ketika melihat sebuah layar yang menunjukkan gambar janin yang sedang ia kandung. Begitupun dengan Dafa yang tak henti hentinya tersenyum sembari mengucap syukur kala dokter menjelaskan keadaan dan usia bayi yang dikandung oleh sang istri. Sunguh bahagia sekali hati mereka berdua bisa melihat keadaan calon anak mereka yang masih terlihat seperti bulatan kecil mirip sekali dengan sebuah kacang polong. Renata mengusap lembut perut ratanya sembari mendengarkan penjelasan dari dokter tentang resep obat dan vitamin yang harus ia konsumsi.

"Terimakasih Tuhan " batin Renata sembari tersenyum kecil.

"kamu kenapa sayang?"

"kenapa mas?" tanya Renata balik.

"kamu kenapa senyum senyum sendiri..." tanya Dafa penasaran.

"oh...ah itu...aku seneng aja mas karena aku hamil" ucap Renata malu malu.

Dafa hanya tersenyum melihat wajah sang istri yang tampak malu malu untung saja ia sedang fokus menyetir mobil jika tidak sudah dipastikan dia akan menggoda istrinya habis habisan.

Sesampainya di rumah

Renata meninggalkan Dafa yang sedang memarkirkan mobil masuk kedalam garasi. Ia melangkahkan kakinya cepat tak sabar menemui kedua anaknya untuk memberitahukan berita gembira akan kehamilannya. Niatnya urung ketika melihat kedua anaknya sudah terlelap tidur di kasur mereka masing masing. Renata berjalan menghampiri keduanya menarik selimut sampai batas dada lalu kemudian mengusap lembut puncak kepalanya dan mengecup dahinya secara bergantian.

"selamat tidur sayang " ucap Renata lirih sembari berjalan keluar kamar.

Renata terlonjat kaget ketika Dafa tiba tiba masuk kedalam kamar lalu memeluknya dari belakang.

"Kangen..." Dafa berbisik lirik ditelinga Renata yang membuat Renata terlonjat kaget.

"Mas...kamu tadi dengerin kata dokter kan? " ucap Renata sembari mengusap lengan sang suami yang melingkar diperutnya.

"Tapi kangen banget sayang....pengen" Rengek Dafa persis seperti anak kecil.

"Sabar ya mas...cuma beberapa minggu aja kok...nanti kita konsultasi lagi oke" bujuk Renata sembari mencium pipi sang suami.

Dafa terpaksa mengangguk pelan dengan wajah cemberutnya Renata yang menyadari hal tersebut segera meraih tangan Dafa dan meletakkan diperut ratanya sembari mengobrol merayu Dafa agar tidak marah dengan meniru suara anak kecil yang membuat Dafa terkekeh dan kemudian tertawa lepas.

"ayah...ayah jangan ngambek ya....kalau ngambek nanti cepat tua" ucap Renata menirukan suara anak kecil yang sukses membuat Dafa tertawa.

"iya sayang...ayah gak ngambek kok....baik baik diperut bunda ya" ucap Dafa sembari mengelus lembut perut rata Renata.

"hoaaam.....tidur yuk sayang" ajak Dafa usai menguap beberapa kali.

"iya mas...abis ini Ren tidur mas tidur duluan aja gapapa...nih Ren lagi nunggu kantuk..." ucap Ren sembari mengusap lembut pipi Dafa.

Seper sekian menit Dafa sudah terlelap tidur disusul kemudian Renata yang mulai menguap.

"hoaam"

"huhhhh....ngantuk banget...sebaiknya aku segera tidur" ucap Renata dalam hati sembari memejamkan mata.

Terdengar deru nafas teratur menandakan sang empunya sudah mulai terlelap tidur...ya kini Renata sudah terlelap tidur dalam pelukan sang suami.

Keesokan harinya

Kafa berlari kecil mendekat kearah Renata kemudian mengusap usap perut rata sang bunda sembari mengobrol seakan akan adiknya sudah bisa diajak mengobrol.

"hai adek...ini kakak Kafa...adek bayi sedang apa disana?" ucapnya lirih sembari mendekatkan telinganya diperut Renata.

"apakah adek masih tidur? atau kah sedang bermain?" tanyanya lagi.

"Ahhh baiklah jika adek masih ngantuk...Jangan nakal ya disana"

"adek nanti makan yang banyak ya biar cepat besar...selalu nurut sama bunda biar jadi anak yang pintar dan cepat lah keluar biar bisa maen sama kakak...." ucapnya sembari terkikik.

Dafa yang menyaksikan adegan itu pun dibuat tertawa oleh ulah Kafa yang meminta adiknya untuk makan yang banyak dan menurut kepada bundanya agar cepat keluar. Kafa yang merasa dirinya ditertawakan sang ayah pun memasang wajah kesal dan meminta sang ayah untuk berhenti menertawainya.

"ishhh...kenapa ayah tertawa...ayah meledek Kafa ya..." ucap Kafa namun Dafa masih gencar tertawa sembari meledek sang anak.

"berhentilah meledek dan menertawai ku ayah itu tidak lucu" ucap Kafa kesal.

Renata hanya menggeleng gelengkan kepala melihat kelakuan Dafa dan Kafa sembari menahan tawa karena tak ingin Kafa semakin kesal.

"Sudah lah mas kasihan Kafa..."

"tapi dia lucu sekali sayang...." balas Dafa.

"hentikan mas....kasihan dia sudah kesal nanti malah menangis loh" ucap Renata yang membuat Dafa mengehntikan tawanya.

Dari arah bawah terdengar suara seseorang memencet bel rumah, Dafa pun segera berlari membukakan pintu dan melihat siapa yang datang pagi pagi begini namu sebelumnya Dafa terlebih dahulu mengintip dari balik tirai jendela memastikan siapa yang datang ia terkejut ketika mendapati sepasang pasangan paruh baya sedang berdiri didepan pintu dengan wajah berbinar binar. Dafa buru buru membuka pintu seperti yang ia lihat dari balik tirai tampak wajah bahagia kedua orang tuanya ketika ia menyapanya. Dafa langsung mempersilahkan kedua orang tuanya masuk dan segera memanggil anak anak dan istrinya.

Renata yang masih sibuk menyiapkan sarapan dimeja makan terpaksa menghentikan aktifitasnya ketika sang mertua menyapanya dengan senyuman bahagia.

"Pagi sayang...bagaimana keadaanmu hari ini? " sapa mama Anna sembari berjalan kearah Renata.

"Alhamdulillah baik ma...mama sendirian?" Tanya Renata sopan sembari mencium punggung tangan sang mertua.

"Sama papa didepan...papa tidak sabar datang kesini karena terlalu bahagia mendengar kabar kehamilanmu" ucap mama Anna.

Renata hanya menanggapi ucapan sang mertua dengan senyuman kecil kemudian mepersilahkan sang mertua duduk untuk sarapan sembari memanggil anak suami dan papa mertuanya bergabung.
Hari ini suasana meja makan terlihat lebih ramai dari biasanya karena kedatangan mertuanya membuat Kafa dan Shafa bercerita pengalamannya membantu sang bunda ketika libur sekolah sembari bersenda gurau menceritakan kelucuannya yang lain.

"Papa seneng sekali akhirnya kamu kasih papa cucu lagi Daf" ujar sang papa sembari menyendok nasi goreng dipiringnya.

"Iya kan ayah sama bunda tidur bareng terus opa makanya kita cepet punya dedek bayi" ucap Kafa polos yang mengundang gelak tawa opa dan omanya.

"Oh begitu....cucu oma pintar sekali ya..." ucap mama Anna sembari mengusap kepala Kafa.

"Iya dong...tapi Kafa kesel oma karena sekarang ayah gak ngijinin Kafa bobok sama bunda katanya bunda harus banyak banyak bobok sama ayah kalau mau adek...." Adu Kafa sembari menggembungkan pipinya.

"Kafa...kenapa aduiin ayah ke oma? Kan dulu Kafa sendiri yang merengek minta adek ke ayah" ucap Dafa dengan nada menggoda.

"Haha ketahuan kamu Daf...dulu aja gak mau tidur sama Renata...sekarang sampai ngebujuk anak anak biar bisa tidur sama Renata" ledek sang papa.

"Udah deh pa...jangan ledekin aku didepan anak anak" ucap Dafa dengan nada sedikit kesal.

Renata yang menyimak pembicaraan tersebut pun hanya diam tersipu mengingat pertama kali Dafa memintanya untuk tidur bersama.

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang