Pesta resepsi berlangsung begitu meriah, Arga bahkan mengabulkan seluruh mimpinya tentang sebuah pesta pernikahan. Mulai dari gaun mengantin, baju keluarga, dekorasi hingga Penyanyi terkenal yang ia datangkan khusus dari luar negeri hanya untuk mengisi acara dipesta pernikahannya. Arga nampaknya sungguh sungguh dengan ucapannya tempo hari ketika tengah melamarnya. Sungguh Difa tak pernah menyangka jika Pernikahan impiannya benar benar terwujud menjadi nyata.
"terimakasih mas.." bisik Difa yang saat ini tengah berdiri dengan anggun disamping Arga.
"untuk?"
"Untuk Pesta pernikahan impianku ini... terimakasih kau telah mewujudkannya ungukku" ucap Difa sembari mencium pipi Arga.
"Sudah menjadi kewajibanku untuk selalu membahagiakanmu sayang" ucap Arga sembari menggenggam erat tangan Difa.
"Kau lelah? jika kau lelah kau bisa beristirahat dikamar hotel... aku akan menyusulmu jika tamu sudah mulai pergi"
"tidak usah... aku akan tetap disini menemanimu mas... "
Pesta telah usai sejak beberapa menit lalu Difa dan juga Arga segera menuju ke kamar hotel untuk beristirahat sementara rombongan keluarganya telah kembali kerumah mereka masing masing. Arga sengaja memilih Hotel untuk menjadi saksi malam pertama mereka karena tidak ingin orang lain mendengar erangan yang mereka keluarkan dari aktifitas panas mereka.
"Baiklah ibu ayah... mama papa... mom dad dan semuanya kami permisi dulu ya" pamit Arga kepada seluruh anggota keluarganya.
Arga menuntun Difa menuju lift yang akan membawa mereka naik kelantai paling atas letak kamar pengantin yang ia pesan. Didalam lift yang sepi Arga tampak sesekali menggoda sang istri sengan tangan nakalnya.
"Aku sudah tidak sabar untuk melakukannya sayang" bisik Arga yang membuat Difa tersipu.
Arga menggandeng Difa keluar dari lift menju kamar yang telah ia pesan. Difa memandang takjub suasana kamar hotel ketika pintu kamar hotel terbuka sempurna, ruangan kamar didekorasi begitu romantis dengan lilin lilin kecil, aroma terapi dan juga taburan bunga mawar yang baunya menusuk indera penciuman.
Badan pegal dan lengket membuat Difa ingin segera menenggelamkan tubuhnya didalam bak mandi namun niatnya gagal kala sang suami yang terlebih dulu mencumbunya. Gaun pengantin yang Difa kenakan seketika melorot bertepatan dengan tangan sang suami menarik resleting gaunnya kebawah. Nampak tubuh bagian atas tubuh Difa yang membuat Arga semakin dikuasai kabut gairah. Tangan Arga menangkup sebelah gundukan kemudian ia memijatnya pelan memberi kenikmatan untuk sang istri. sementara tangan lainnya ia gunakan untuk menarik gaun sang istri hingga terjatuh kelantai. Pagutan Arga semakin dalam dan intens, nafas mereka terdengar memburu pertanda api gairah yang semakin membara. Arga menggendong tubuh sang istri menuju ranjang tanpa melepaskan pagutan mereka. Ia membaringkan tubuh Difa perlahan melepaskan pagutan mereka sebentar, kesempatan itu digunakan Arga untuk menanggalkan seluruh pakaiannya. Bergerak naik mengukung tubuh Difa menghujaninya dengan beribu kecupan dan ciuman nakal yang membuat sang istri belingsatan menikmatinya. Arga segera mengarahkan intinya kedalam liang surga milik istrinya menenggelamkannya disana berusaha membuat sang istri nyaman serta terbiasa dan kemudian sedikit demi sedikit mulai bergerak hingga dirasa sang istri melenguh mulai menikmati membuatnya mempercepat gerakannya.
"nghhh" mereka sama sama mengerang mendapatkan sebuah pelepasan.
Bagai sebuah candu Arga melakukannya berkali kali hingga sang istri menyerah karena sangat lelah dan lemah.
"mas aku lelah" ucap Difa lirih.
"Istirahatlah sayang kita akan melanjutkannya lagi esok" ucap Arga sembari mengecup mesra kening sang istri mesra.
Mereka berdua kemudian terdidur dengan posisi saling berpeluka usai melalui malam panas yang panjang.
♡♡♡♡♡
Difa terbangun pukul delapan pagi saat ia merasakan ingin buang air kecil. Ia menuruni ranjang pelan karena sesuatu terasa sangat nyeri dibawah sana. Ia berjalan tertatih menuju kamar mandi untuk buang air kecil dan memutuskan berendam dengan air hangat untuk menghilangkan rasa lelah ditubuhnya. Difa mengusap usap tubuhnya dengan spons yang telah ia bubuhi sabun. Tubuh bagian depannya terasa sedikit nyeri sama seperti bagian bawahnya karena kedua area ini adalah area favorit sang suami. Difa tersenyum kecil melìhat banyak tanda merah keunguan yang terlihat disekitar dadanya. Ia mengingat jelas bagaiamana sang suami begitu ganas menyerangnya semalam hingga ia hanya bisa pasrah dibuatnya.
Difa bangkit dari bak mandi kemudian membilas tubuhnya dengan guyuran air lalu segera meraih handuk untuk mengeringkan tubuhnya sebelum ia memakai sebuah bathrobe yang telah disediakan pihak hotel.
Usai berganti pakaian dan memoles wajahnya Difa langsung meraih gagang telepon untuk memesan sarapan ah bukan mungkin lebih tepatnya adalah makan siang karena ini sudah hampir jam sepuluh siang.
Difa menepuk nepuk lengan sang suami mencoba untuk membangunkannya agar lekas membersihkan diri dan makan.
"sayang bangunlah ini sudah siang... " ucap Difa lembut sembari mengecupi wajah sang suami.
"Jam berapa ini sayang?" tanya Arga sembari menggosok gosok matanya.
"jam sepuluh" jawab Difa yang membuat Arga terlonjat kaget.
"Hah Jam sepuluh... ibu dan ayah akan balik ke Jepang siang ini sayang kita harus segera menemuinya dirumah"
"baiklah... cepatlah mandi dan makan siang aku sudah memesannya tadi setelah itu kita baru pulang kerumah" ucap Difa sembari mengecup bibir Arga singkat sebelum sang suami masuk kedalam kamar mandi. Arga dan Difa menyantap makan siang mereka diteras kamar hotel sembari melihat pemandangan sekitar yang terlihat begitu rame.
Arga memeluk pinggang Difa mesra berjalan menuju loby hotel, disana terlihat sudah ada seorang sopir yang menunggu kedatangan mereka berdua. Sang sopir membawa mereka berdua langsung menuju bandara untuk mengantar kedua orang tua Arga bertolak ke Jepang.
"Hai sayang... kenapa kamu kemari... seharusnya tak perlu repot repot kemari sayang" Ucap sang ibu mertua kepada Difa.
"Tak apa bu... Difa hanya ingin mengantar ibu bertolak ke Jepang saja...." ucap Difa ramah.
"terimakasih sayang... ibu titip Arga ya... jika dia menyakatimu dan membuatmu menangis bilang saja pada ibu... ibu akan memarahinya" ucap sang ibu mertua sembari terkekeh.
Difa langsung meletakkan tangannya dipelipis seperti sedang hormat sembari terkekeh "Siap ibu..."
Sang Ibu mertua bergerak mendekat lalu memeluknya sembari mencium kedua pipi Difa " Ibu berangkat dulu sayang... segera beri kabar baik untuk ibu dan ayah ya"
Wajah Difa merona mendengar penuturan sang mertua "doakan saja yang terbaik bu" ucap Difa sembari tersenyum.
"Arga jaga menantu kesayangan ibu baik baik... awas saja jika kau sampai melukainya"
"tak akan ibu... cepatlah pulang kembali ke Indonesia bu... kami pasti sangat merindukanmu" ucap Arga sembari memeluk sang ibu dan ayah bergantian.
"Pasti sayang.... baiklah ayah dan ibu harus segera pergi... " ucap sang Ayah sembari menggandeng sang istri pergi meninggalkan putra dan menantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Angel (TAMAT)
RomanceHolla guys ini mau proses revisi yess semuanya mo aku rombak total jadi harap bersabar.