Bab 16 Gengsi

10.9K 419 14
                                    

Gengsi

Mulai hari ini hingga satu minggu kedepan Renata harus keluar kota untuk mengikuti seminar hal ini membuat Renata sedih karena tidak berhubungan jika berjauhan dengan anak anaknya. Berkali kali si kecil Kafa merajuk memohon agar diizinkan ikut namun terus dibujuk Renata agar tak ikut karena ia tak bisa membawa Kafa dalam seminar.

"kamu di rumah sama ayah dan kakak saja ya nak...bunda janji akan cepat pulang" bujuk Renata.

"benar ya bun...bunda cepat pulangnya.." rajuk Kafa.

"iya sayang bunda janji begitu bunda akan segera pulang" ucap Renata sambil mengusap lembut puncak kepala Kafa.

Sebenarnya Dafa juga tidak ingin Renata pergi namun bagaimana lagi ia tidak boleh melarang Renata karena ini salah satu profesi Renata. Dengan langkah berat Dafa dan anak anaknya mengantar Renata kebandara. Sesampainya dibandara Renata berpamitan kembali pada Dafa dan anak anaknya. Renata memeluk erat Shafa dan Kafa sembari mencium kening keduanya secara bergantian. Sungguh batin Dafa bergejolak ingin sekali ia memberikan ucapan perpisahan kepada Renata namun ia gengsi untuk melakukannya. Begitupun dengan Renata ia juga ingin memeluk Dafa namun takut malu jika menolaknya.

"sebenernya Ren pengen peluk mas Dafa tapi Ren takut mas Dafa marah" ucap Renata dalam hati.

"kalau aku tiba tiba kasih kasih sayang apa kamu akan marah Ren?" batin Dafa.

"Mas Dafa kenapa?" Tanya Renata penasaran melihat raut wajah masam Dafa.

"Ah tak apa kok...hati hati ya...kalau sampai kabari cepat agar anak anak tidak khawatir" ucap Dafa lembut.

"Iya mas pasti...tolong jaga anak ya mas...kamu jangan lembur dulu selama aku tinggal...kasihan anak nanti kesepian" ucap Renata tak kalah lembut.

"Aku pamit dulu mas" ucap Renata sambil mencium punggung tangan Dafa.

Ya ini pertama kali Renata berani mencium punggung tangan Dafa biasa hanya berpamitan biasa. Baru saja Renata melangkah Dafa memanggilnya sehingga membuat Renata merasa badan. Dafa dengan cepat menghapiri Renata kemudian memeluknya dengan erat sontak membuat Renata terkejut. Namun lain halnya dengan putra putri mereka yang justru menyoraki ayah dan bundanya. Pasalnya mereka baru pertama kali melihat orang tuanya berpelukan selama ini.

"aku gak peduli kamu marah atau tidak karena saat ini aku hanya ingin memelukmu" ucap Dafa sambil berlari memeluk Renata yang sontak membuat Renata terkejut.

"Jaga kesehatan kamu Ren...cepat" ucap Dafa sembari melepaskan pelukan kemudian mengusap usap puncak kepala Renata.

Hati Renata terasa hangat ketika Dafa memeluknya dengan erat hal ini membuat Renata memiliki keberanian untuk mencium pipi Dafa. Entah setan apa yang telah merasuki hati Renata sehingga Renata dengan beraninya mencium pipi Dafa. Secepat kilat Renata menempelkan di pipi sang suami.

Cup

Dengan cepat Renata mencium pipi Dafa dan kemudian berlari pergi dengan wajah memerah menahan malu. Dafa yang mendapat ciuman dari Renata pun menegang usap pipinya tak percaya dengan keberanian Renata kemudian tersenyum.

"astaga Renata diciumku....benarkah ini...semoga ini bukan lah mimpi " batin Dafa

"Cie...ayah dicium bunda" ejek Kafa terkekeh senang.

"Ayah...lipstik bunda nempel tu" goda Shafa menunjuk pipi Dafa.

"Kakak adek jangan gitu ya sama ayah" ucap Dafa pura pura kesal.

"Yaaah ayah marah...jangan marah dong yah...kita bercanda kok karena seneng aja liat ayah sama bunda romantis gitu" ucap Shafa.

"Sudah ayo kita pulang" ucap Dafa sambil menggandeng kedua anakknya.

Di Rumah

Drrrrrtdrttt
Sebuah permintaan video call masuk di ponsel Shafa yang langsung diterima oleh Shafa. Dengan senyuman lembut Renata menyapa Shafa dan Kafa yang dijawab dengan antusias oleh keduanya. Dafa yang sedang menemani anak-anak namun mengerjakan PR pun tampak jelas dilayar ponsel Renata membuat Renata ingin sekali menyapanya karena efek malu mencium pipi Dafa masih terasa.

"video call bunda" pekik shafa girang

"Bunda kangen banget sama adek dan kakak...kalian lagi ngapain? Sudah makan belum sayang?" Ucap Renata lembut.

"Adek juga kangen banget sama bunda....bunda cepat pulang ya...biar Kafa bisa makan enak" rajuk Kafa yang membuat Renata terkekeh.

"Kakak juga kangen sama bunda....kita lagi ngerjain PR bunda tuh ditemenin sama ayah... bunda tadi ayah masakin kita nasi goreng telur mata sapi tapi rasanya aneh bunda" adu Shafa berbisik yang membuat Renata tak kuasa menahan tawa.

"Sayang kalian baik baik ya disana...jangan nakal ya nak...jangan lupa makan dan belajar...bunda kangen banget sama kalian" ucap Renata menasehati Kafa dan Shafa yang dibalas dengan jempol oleh keduanya.

"Bunda gak mau ngomong sama ayah?" Tanya Shafa yang membuat Renata kikuk karena ponsel Shafa sudah di sodorkan pada Dafa.

"aduh kenapa jadinya gini sih" keluh Renata dalam hati.

"Hai mas...lagi apa?" Tanya Renata pelan.

"Ini lagi nungguin anak belajar...Ren telponnya disambung nanti ya...abis ngajarin anak anak bikin PR aku telpon kamu" ucap Dafa lembut yang dibalas anggukan oleh Renata kemudian sambungan pun terputus.

"astaga itu tadi benar mas Dafa bukan sih"

"kok dia manis banget ya"

"kalau dia manis gitu kan akunya bisa jatuh cinta" ucap Renata pelan sambil terkekeh.

Dikamar hotel Renata senyam senyum sendiri memeluk ponselnya.
Sambil menunggu telepon dari Dafa Renata pun menonton televisi hingga tak sadar karena kelelahan yang gagal panggilan video dengan Dafa. Sementara Dafa di rumah sedang masalah sembari mendial nomor sang istri namun tak kunjung di angkat berkali-kali Dafa menelepon namun hasilnya tetap sama Renata tak menjawabnya.

"kamu dimana Ren sedang apa..,kenapa tak mengangkatku" tanyanya dalam hati lalu menghembuskan nafas panjang dan menyimpan ponselnya di atas nakas.

"mungkin dia ketiduran" gumamnya.

"ya udah deh mending aku ngerjain tugas kantor aja" ucap Dafa sambil berjalan mengambil laptop dan dokumen dokumen kantor.

Hingga akhirnya menyerah dan memilih berkutat dengan laptop dan dokumen dokumen kerja sambil menunggu rasa kantuknya datang.

"hoam"

Beberapa kali menguapkan dan memutuskan untuk tidur karena ia besuk harus bangun pagi untuk mengatur Renata untuk menyiapkan segala sesuatu yang anak perlukan. Dafa memiringkan biasa menghadap ke sisi kasur yang biasa Renata tempati lalu mengusap usap guling yang pakai Renata pakai sembari tersenyum kecil membayangkan jika Renata tengah tidur di sisinya.

"cepat lah pulang Ren...aku rindu kamu"

"ahhh rasanya gak sabar menunggu kamu pulang" gumam Dafa pelan sambil memejamkan mata.

sewaktu-waktu kemudian Dafa terlelap bersama khayalannya tentang Renata.

sudah baca ceritaku...
please kasih aku bintang dan koment....
biar aku lebih semangat lagi ceritanya....

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang