Keesokan harinya
Dafa pergi kekantor cabang pagi pagi sekali menemui orang kepercayaannya untuk memberikan semua berkas yang telah selesai ia tanda tangani sembari berpamitan.
"Ini berkasnya pak" ucap Dafa kepada seseorang kepercayaannya bernama Roni yang usianya lebih tua darinya.
"kalau begitu saya sekalian pamit ya pak...terimakasih atas loyalitas bapak kepada perusahaan srlama ini...mari pak"
"sama sama pak saya yang seharusnya berterima kasih karena sudah diberikan kepercayaan, baik lah kalau begitu hati hati dijalan ya pak...salam untuk keluarga bapak" ucap pak Roni sopan.
Dafa segera meninggalkan kantor cabangnya menuju kebandara untuk selanjutnya bertolak ke Jakarta. Perjalanan yang lumayan singkat hanya butuh waktu 45 menit saja Dafa sudah sampai di Jakarta. Dafa buru buru memesan taxi untuk pulang kerumahnya, sungguh dirinya tak sabar ingin memeluk dan mencium istrinya yang beberapa hari ini tidak bisa ia lakukan.
Di rumah
Dengan langkah mengendap endap Dafa masuk kedalam kamarnya dan mendapati sang istri masih tertidur pulas bergelung selimut tebalnya.
Dafa membaringkan tubuhnya disamping Renata lalu memeluknya dengan erat sembari mengecupi seluruh wajahnya. Renata yang menyadari hal tersebut segera membelalakkan matanya karena terkejut."kapan datangnya? " tanya Renata sembari menelusupkan kepalanya kedada bidang sang suami.
"baru saja.... Sayang kenapa kamu tidur terus... Ini sudah siang loh sebentar lagi anak anak pulang sekolah" ucap Dafa sembari mengecup lembut bibir sang istri.
"habisnya aku bingung mau ngapain mas kalau anak anak sekolah" ucapnya bergelayut manja.
"yaudah cepat ganti baju kita jemput anak anak terus jalan jalan ke mall" ucap Dafa yang membuat Renata antusias.
Renata bergegas membersihkan badannya namun niatnya urung ketika ia merasa mual melihat busa sabun yang mengapung didalam bak mandi karena ia yang tak sengaja menumpahkan sebotol sabun cair kedalam bak. ( sumpah ini persis kayak author pas lagi hamil muda dulu kwkwk)
"hoeekk hoekkk"
"ahh baiklah...sebaiknya aku mengelap tubuhku saja lalu cuci muka dan gosok gigi" gumam Renata.
Usai membersihkan diri ia berjalan menuju walk in closet untuk berganti pakaian belum sempat ia memakai baju Dafa lebih dulu membuka bathrobenya membelai dan menciumi setiap inchi tubuhnya yang membuatnya menegang tak karuan.
"mass..." ucap Renata lirih.
Dafa mengindahkan ucapan Renata ia masih saja membelai area area sensitif Renata yang membuat sang empunya mati matian menahan suara.
"to long hen ti kanh " ucap Renata terbata menahan suara.
Dafa mulai menciumi pundak Renata dengan tangan kini bergerilya diatas gundukan dada Renata yang nampak lebih berisi.
"Kamu sexy sayang" bisik Dafa.
Dafa melumat bibir ranum sang istri dengan rakus lalu menjelajahi setiap inchi rongga mulut sang istri memainkan lidahnya disana begitu juga Renata ia mebalas setiap perlakuan Dafa dengan baik sehingga Dafa semakin tersulut api birahi.
"aku rindu ini...biarkan aku memandanginya sebentar saja" ucap Dafa melepas seluruh pakaian Renata.
Sementara Renata hanya tertunduk malu kala Dafa melepaskan bathrobe dan memandangi seluruh lekuk tubuhnya. Dafa mulai mencumbui sang istri melumat gundukan kenyal yang berada didepannya secara bergantian meninggalkan beberapa jejak kemerahan disekitar leher hingga kedada sang istri.
"Auu mas jangan digigit...sakithhh" desah Renata kala Dafa menggigit dada sang istri yang sudah mengeras.
"maaf sayang aku gemas..." bisik Dafa kembali menciumi Area dada.
Dafa merubah posisi dengan dengan sedikit berjongkok posisi wajahnya tepat diinti sang istri ia mengusapnya pelan mebuka sedikit paha mulus sang istri sembari mengecupinya sehingga Renata sedikit mengangkan pahanya dan menubrukkan intinya tepat didepan bibir sang suami. Dafa mulanya hanya mengecup saja lalu memainkannya dengan jarinya namun karena Renata terus saja menggeliat lama lama ia melumat liang itu dengan lembut lalu menggerakkan lidahnya menyusuri mulut inti sang istri lalu memainkan lidahnya dibagian dalam membuat Renata melenguh memekik tidak karuan.
"Mas sudah...ku mohon hentikan" ucap Renata usai mendapat pelepasan yang pertama.
Puas dengan itu Dafa segera keluar dari walk in closet dan berlari menuju kamar mandi untuk menuntaskan birahinya.
"Aku mandi dulu sayang"
"siapkan pakaian untukku dan tunggu lah aku" ucap Dafa sembari mengecup mesra dahi Renata.
Sedangkan Renata mengenakan kembali bathrobenya kemudian membersihkan diri dikamar anaknya dan kembali lagi kekamar sebelum Dafa keluar dari kamar mandi. Ia mengenakan baju lalu bergegas mematut dirinya didepan cermin mengoleskan foundation untuk menyamarkan kissmark di lehernya lalu memoles wajah agar tampak menawan dan menata rambutnya agar terlihat rapi. Perfecto gumamnya sembari tersenyum kecil menatap pantulan penampilannya didepan cermin.
Sementara Dafa ia baru keluar kamar mandi dengan wajah yang lebih segar ia berjalan kedalam walk in closet memakai pakaian yang telah disiapkan sang istri lalu berjalan menuju depan cermin merapikan rambutnya kemudian pergi menghampiri sang istri yang tengah sibuk memainkan tuts piano di layar ponselnya.
"sayang ayo kita pergi...aku sudah selesai" ucap Dafa yang kini tengah berdiri didepannya.
"tunggu sebentar sayang...nanggung udah mau selesai kok" ucap Renata tanpa menatap wajah Dafa.
Dafa mengehembuskan nafas kasar dan memilih mendudukkan bokongnya disamping sang istri yang sedang asik bermain piano di ponselnya.
"yeay akhirnya....menang juga" pekik Renata kegirangan.
Dafa dan Renata menuruni anak tangga menuju bagasi untuk mengambil mobil yang beberapa hari lalu ia parkir disana kemudian memanasi mesinnya sebentar sebelum ia melajukannya menyusuri jalanan menuju ke sekolah anak anaknya. Dalam perjalanan Dafa terpaksa harus menghentikan laju mobilnya menepikannya disebelah penjual gado gado.. yap saat ini Renata tengah merajuk menginginkan gado gado tersebut dan mau tidak mau Dafa harus menuruti keinginan sang istri karena tak ingin terjadi sesuatu terhadap calon anaknya. Dengan sedikit rakus Renata menghabiskan dua piring gado gado dengan segelas es teh hanya dalam hitungan menit saja. Dafa yang melihatnya begidik ngeri melihat Renata yang dengan cepat menghabiskan dua piring sekaligus akan tetapi Dafa tidak heran jika Renata bisa makan sebanyak itu karena sebelumnya ia bebera kali telah memakan dua pizza ukuran large sendirian.
"sayang apakah kamu sangat menginginkannya sekali?" tanya Dafa hati hati.
"em em...sangat mas...entahlah rasanya aku sangat menginginkannya hingga rasanya air liurku menetes jika tidak segera memakannya" ucap Renata di sela makannya.
"ini enak sekali mas" imbuh Renata sembari menyeruput es teh didepannya.
"begitukah...apakah kamu menambah lagi?" tanya Dafa penasaran.
"no...tidak mas...aku sudah kenyang" ucap Renata sembari terkekeh.
"ya iyalah kenyang makan habis dua piring " batin Dafa sembari tersenyum kecil.
Mereka segera melanjutkan perjalanan menuju kesekolah sang anak karena sang anak sudah menunggunya sedari tadi.
"Bunda ayah..." teriak Shafa sembari melambaikan tangannya.
Tidak berhenti disitu saja kini mereka melanjutkan menjemput si kecil Kafa yang tengah mengikuti les .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Angel (TAMAT)
RomanceHolla guys ini mau proses revisi yess semuanya mo aku rombak total jadi harap bersabar.