Bab 27 Pertanyaan Nakal

4.6K 113 1
                                    

Kini Renata sudah tidak lagi merasa mual atau muntah karena masa kehamilannya sudah memasuki trisemester kedua. Ini juga yang membuat Dafa tersenyum bahagia pasalnya ia harus puasa berminggu minggu untuk tidak menyentuh sang istri demi kesehatan calon bayinya.

Kali ini tanpa malu Dafa bertanya kepada dokter yang memeriksa kandungan Renata apakah dirinya boleh berhubungan suami istri yang membuat sang dokter tak bisa menahan senyumnya. Dokter tersebut berkata bahwa ia boleh melakukannya namun tidak boleh terlalu sering dan harus dengan hati hati. Dafa yang mendengarkan saran dari dokter pun langsung merespon dengan anggukan cepat yang membuat Renata terrunduk malu.

"Dok bagaimana keadaan kandungan istri saya...maksud saya apakah kami sudah bisa melakukan hubungan suami istri? "

"Keadaannya baik baik pak dan sehat juga sudah kuat, bapak dan ibu bisa melakukan hubungan suami istri akan tetapi harus hati hati" ucap sang dokter dengan senyuman lebarnya.

"jadi sudah aman ya dok...baiklah saya akan melakukannya dengan hati hati"

"iya pak....ini resep yang harus ditebus pak"

"baik dok terimakasih kami permisi dulu"

Dalam perjalanan pulang Dafa menggenggam tangan Renata dengan tangan kirinya dan sebelah tangannya digunakan menyetir pun terus mengecupi punggung tangan sang istri sembari menggodanya dengan kata kata nakal yang membuat Renata sedikit risih dan memutuskan melepaskan genggaman tangan tersebut.

"Mas udah deh jangan kayak gitu...malu tau ini masih dijalan loh... tar aja kalau sudah sampai rumah saja" ucap Renata sedikit kesal.

"Iya...iya maaf...abisnya aku kelewat seneng tau sayang..." ucap Dafa sembari menampilkan deretan gigi putihnya.

Sesampainya dirumah Dafa dan Renata langsung disambut pelukan hangat dari kedua anaknya yang antusias ingin melihat calon adiknya dari hasil usg.

Kafa dan Shafa terus memandangi selembar foto usg secara bergantian sembari berangan angan tentang jenis kelamin sang adik,rupa sang adik hingga nama sang adik. Dafa dan Renata tersenyum bahagia melihat antusias kedua anaknya yang ingin selalu mengetahui tentang calon adiknya.

"Sayang kekamar yuk" bisik Dafa pelan agar tak terdengar kedua anaknya.

"Bentar mas...kasian anak anak...lagian ini masih jam delapan loh...tunggu mereka masuk kamar dulu" jawab Renata dengan sebuah bisikan yang kemudian di acungi jempol oleh Dafa.

"Bun yah...Shafa sama Kafa bobok dulu ya..." ucap Shafa sembari menarik lengan adiknya menuju kamar.

Saking antusiasnya semenjak kehamilan Renata Kafa dan Shafa selalu tidur lebih awal dan bangun lebih awal untuk membantunya setiap pagi mulai dari mengupas atau memotong sayuran,mengelap piring,menyapu, hingga membersihkan meja makan usai sarapan. Kedua anak itu seperti malaikat untuk Renata karena mereka teramat menyayangi Renata dan selalu menurut apapun yang Renata katakan.

"bunda sayang banget sama kalian nak" gumam Renata memandang punggung kedua yang berlalu menuju kamar.

Dafa langsung menggendong Renata menuju kamar usai anak anaknya masuk kedalam kamar. Dengan penuh gairah Dafa langsung merebahkan tubuh Renata diranjang kemudia menindihnya dan mulai mencium serta mencumbunya maklum saja Dafa sudah menahannya berminggu minggu dan saat ini adalah waktu yang ditunggu tunggunya.

"Mas...ganti baju dulu..." bisik Renata yang diabaikan oleh Dafa.

Renata hanya pasrah mendapat perlakuan manis dari Dafa. Dirinya tak mau diam dan mencoba mengimbangi setiap permainan yang Dafa lakukan.

Keesokan harinya mama Lin dan mama Anna datang berkunjung ingin mengetahui kondisi kehamilan Renata. Ia bertanya kepada sang cucu yang baru bangun tidur tentang keberadaan kedua orang tuanya dan dijawab masih tidur oleh keduanya.

"Pagi cucu oma yang tampan dan cantik"

"Pagi oma...kenapa pagi sekali kemarinya??"

"ahh tidak oma hanya merindukan kalian" jawab Anna sembari mengusap lembut pucuk kepala keduanya.

"ngomong ngomong bunda sama ayah kalian dimana?" tanya Lia penasaran pasalnya Renata selalu bangun pagi meski sedang tak bekerja.

"Bunda sama ayah masih di kamar oma mungkin belum bangun" ucap Shafa polos.

"oh baiklah oma akan ke atas dulu bertemu ayah dan bunda, Shafa dan Kafa cepat ganti baju ya kita mau pergi jalan jalan" ucap Anna memberi intrupsi.

"Asikk jalan jalan..." pekik Kafa.

"Kita ke kamar dulu oma " pamit Shafa yang di balas anggukan oleh Anna.

Sementata Lin dan Anna berjalan menaiki anak tangga sembari berbincang kecil.

"Tumben loh jeng si Ren jam segini belum bangun...apa dia sedang tak enak badan ya" ucap Lin khawatir.

"Iya benar jeng si Ren kan rajin sekali...jangan berfikir yang macam macam dulu jeng...mungkin saja mereka kelelahan" ucap Anna sembari terkekeh.

"Ahh jeng Anna sepertinya hafal sekali" ucap Lin yang sukses membuat keduanya tertawa.

Dengan langkah hati hati mama Lin dan mama Anna memasuki kamar Dafa dan Renata yang ternyata tidak dikunci. Mereka terkejut mendapati sang anak dan menantu masih tertidur berpelupakan dengan selimut tebal menutupinya. Sudah pasti bisa ditebak jika mereka berdua sedang tidur tanpa busana dibawah selimutnya karena pakaian mereka terlihat berserakan disekitar ranjang.

"oh Ya ampun....sepertinya jeng Anna benar mereka sedang kelelahan" bisik Lin sembari terkekeh.

"Pengalama pribadi jeng " balas Anna lirih yang membuat keduanya sama sama terkekeh.

"Lihat lah Jeng mereka romantis sekali...bikin gemas saja" ucap Lin berbisik ke telinga Anna yang dibalas anggukan oleh Anna.

"Baiklah sebaiknya kita pergi saja biarkan mereka beristirahat" ucap Anna sembari menggandeng Lin berjalan keluar.

Mama Lin dan mama Anna terkekeh geli melihat adegan tersebut serta memilih untuk tidak berisik dengan berjalan keluar mengendap endap dan menutup pintu kembali. Mereka berdua berjalan keluar kamar menuruni anak tangga menuju ruang tengah berniat menunggui sang cucu.

Sementara dilihatnya kedua cucunya sudah tampak rapi sedang asik menonton tv sembari menunggui omanya turun.

"Rupanya cucu oma sudah siap ya" seru Anna yang membuat keduanya menoleh.

"ahh oma lama sekali" protes Kafa.

"Maaf sayang tadi oma harus meminta ijin dulu kepada ayah dan bunda kalian" jawab Anna berbohong.

"lalu dimana ayah dan bunda oma kenapa mereka tidak ikut turun? " tanya Kafa penasaran.

"ahh i itu bunda dan ayah kalian masih mandi...kalian di suruh berangkat bersama oma " Jawab Lin sedikit gugup karena harus berbohong kepada cucunya.

"Begitukah?? baik lah Kafa akan menulis surat saja kepada bunda agar bunda tidak panik mencari Kafa" ucap Kafa sembari berlari mengambil selembar kertas yang ia beri tulisan lalu ia tempel di pintu kamarnya.

"oke baik lah...ayo kita pergi jalan jalan" ajak Anna sembari menggiring cucunya berjalan keluar rumah.

Silau terik matahari menelusup melalui celah celah tirai kamarnya membuat Renata menggeliat dan terbangun. Renata yang saat itu terbangun pun segera membersihkan diri dan bergegas turun kebawah memeriksa anak anaknya karena khawatir kalau kalau anaknya kelaparan.

"oh ya ampun kenapa aku bisa bangun kesiaangan bagaimana dengan anak anakku.."

"sebaiknya aku segera turun memeriksa mereka...mereka pasti kelaparan" gumam Renata.

Renata mengernyitkan dahi melihat suasana yang begitu sepi karena tak biasanya kedua anaknya belum bangun hingga sesiang ini meski hari ini sedang libur. Renata memutuskan melihat anak anaknya dikamar sesampainya didepan pintu kamar sang anak ia melihat sebuah pesan yang tertempel dipintu kamar. Ia tersenyum membaca pesan tersebut ternyata dari Kafa yang berpamitan untuk pergi berjalan jalan bersama kedua omanya.

"ahh kamu lucu sekali sayang" ucapnya lirih sembari tersenyum kecil.

Renata lalu berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapannya ehh tidak tidak lebih tepatnya makan siang karena ini sudah siang.

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang