Bab 82

610 21 0
                                    

Pagi ini Shafa bangun pagi pagi sekali untuk membantu sang bunda memasak hingga menyiapkan sarapan. Ia kembali lagi kekamar untuk membersihkan diri  sebelum sarapan bersama keluarganya.

"bun Shafa ke atas dulu ya... sudah beres semua kan?" tanya Shafa kepada sang bunda.

"iya sayang sudah berea semua kok... kamu tinggal saja gapapa bunda juga mau mandi dan mandiin Rafa dulu sayang"

"iya bun Shafa duluan..."

Usai mengeringkan rambut Shafa mematut wajahnya didepan cermin ia mendengar bunyi panggilan dari ponselnya. Ia melihat nama Sakti muncul dilayar ponselnya buru ia menerimanya.

"ya halo kak..."

"sayang ini mami"

"oh mami maaf maaf mi Shafa kira kak Sakti... ada apa mi? Kak Saktinya kemana mi?"

"bisa kita ketemuan sebentar sayang kalau bisa kamu otw sekarang ya... nanti alamatnya mami kirim... maaf ya Sakti sedang menyetir mobil disamping mami"

"Sampai ketemu nanti sayang i love you" seru Sakti yang terdengar oleh Shafa.

Terdengar juga suara Tasya dari seberang sana yang sedang mencibir sang kakak. "ish kak Sakti mah alay...".

Shafa tersenyum mendengar suara Sakti dan Tasya dari seberang sana.

"iya mi bisa... ya sudah kalau begitu Shafa siap siap dulu ya mi..."

"oke sayang" ucap Lana sembari memutuskan sambungan telepon.

Shafa meletakkan ponselnya kemudian kembali memilih baju dan mengenakannya kemudian turun ke bawah untuk meminta ijin kepada ayah dan bundanya.

"Pagi yah bun dek...."

"Pagi" sahut ketiganya bersamaan.

"sayang kamu mau kemana kok sudah rapi begitu...? " tanya Renata penasaran.

"oh iya bun yah Shafa minta ijin ya untuk pergi ketemuan sama keluarga kak Sakti... tadi maminya kak Sakti telepon katanya minta ketemuan soalnya yah bun..."

"gapapa sayang pergi saja tapi pulangnya jangan sore sore loh... ingat nanti kan mau ada acara tunangan kamunkan... dan lagi kita juga musti siap siapin keperluan buat liburan juga kan..,"

"siap yah bun... Shafa ngerti kok... oh ya dek kamu ada acara tidak? kalau kakak minta pak Imam anterin kakak gimana?" tanya Shafa kepada Kafa sang adik.

"gapapa kok kak... Kafa gak pergi kemana mana hari ini..."

"oke makasih ya Kafa sayang..."

"ya sudah bun yah dek kakak berangkat dulu ya... dahh" ucap Shafa sembari melambaikan tangan.

****

Sakti memarkin mobilnya diarea restoran milik sang ayah yang akan digunakan untuk acara pertunangannya nanti.

"Mi apa ini gak berlebihan kalau hanya untuk acara tunangan kecil kecilan".

"ini kan acara sekali seumur hidup Sak... memang hanya kecil kecilan tapi mami mau yang terbaik untuk anak mami dong..."

"ya sudah tapi nanti mami ngomong sendiri ya sama Shafa... Sakti gak mau ikut ikutan"

"iya iya nanti mami yang ngomong udah tenang saja".

Lana Tasya dan Sakti duduk di meja dekat kaca mengobrol sembari menunggu kedatangan Shafa.

"Mi maaf lama ya nunggunya... tadi Shafa kena macet..." ucap Shafa tak enak hati.

"ah tak apa sayang... ayo duduk sini"

"iya mi "

Shafa memilih duduk disamping kursi Sakti " Jadi apa yang mami ingin bicarakan dengan Shafa mi?" tanya Shafa penasaran.

"Begini Shaf mami mengajak kamu kemari ingin meminta pendapatmu untuk acara pertunangan kalian nanti malam mulai dari dekorasi, menu makanan dan juga baju kalian berdua"

"hemm begitu.. bukan kah masalah baju sudah deal ya kemarin kalau kita pakai baju warna navy ya... terua kalau masalah dekorasi dan menu makan Shafa ngikut saja deh mi apa yang menurut mami baik begitu saja..."

"nah untuk itu mami panggil kamu kesini untuk itu semua mumpung masih pagi gini kan masih ada waktu... jadi mami mau yang terbaik buat kalian meskipun acaranya hanya sederhana tidak apa apa tapi mau semuanya sempurna... untuk itu tolong kamu pilih dekorasinya... menu makanannya dan juga baju kalian berdua karena mami jauh jauh hari sudah siapin beberapa baju untuk kalian dibutik kalian tinggal pilih mana yang sekiranya cocok untuk kalian... bagaimana menurut mu Shaf?"

"Kalau Shafa sih terserah mami saja bagaimana baiknya mi..."

"bagus kalau begitu kita mulai dari dekorasinya ya... ini dekorasinya yang sudah jadi nah mami berencana menambahkan bunga hidup biar lebih bagus gitu bagaimana menurutmu Shaf dan menurutmu bunga apa yang cocok?"

"ngg gimana ya mi... mmmm" Shafa takut mengatakan pendapatnya.

"bilang saja sayang apa pun itu gak perlu mikir biayanya..."

"kalau menurut Shafa bagaimana kalau kita pakai bunga bunga lokal saja mi seperti hydrangea, snapdragon dan celosia bisa ditata dibagian dinding yang sini kemudian bunga mawar putih untuk di mejanya mi... nanti dikasih lampu lampu kecil juga didinding sini mi dengan warna senada dengan bunganya... sepertinya itu akan terlihat elegan"

"oh ya untuk mejanya kita susunnya seperti huruf U saja mi menghadap kearah tempat kita nanti bertukar cincin jadi semua tamu dapat menyaksikan acaranya dengan jelas..."

"ide yang bagus... mami setuju nanti mami akan suruh orang bikin seperti itu... terus menu makannya?"

"menu makannya aku serahin ke mami saja deh... karena aku tidak terlalu tau mi... yang terpenting harus ada makanan penutup itu saja sih mi dari aku"

"oke mami akan kasih menu terbaik direstoran ini kalau begitu.... baik sekarang kita makan dulu ya habis itu kita kebutik"

"iya mi"

Usai selesai makan mereka melanjutkan perjalanannya menuju butik milik Lana ibu dari Sakti. Mereka disapa ramah oleh para karyawan butik.

"Mala ada?" tanya Lana kepada salah satu karyawannya.

"ada didalam nyonya..."

"oke terimakasih..."

Lana menggiring anak dan calon menantunya masuk kedalam ruangan pribadinya dan mendapati Mala sedang merapikan berkas berkas dimeja kerja miliknya.

"Mala..."

"nyonya.... "

"perkenalkan ini Mala asisten mami... Mala ini Shafa calon istri Sakti"

"Halo nona saya Mala..." sapa Mala ramah sembari mengulurkan tangannya.

"Hai kak senang berkenalan denganmu..." ucap Shafa sembari menjabat tangan Mala.

"Mala tolong bantu Shafa cari gaun warna navy untuk acara nanti malam...."

"baik nyonya...."

"Mam aku juga ikut bantuin kakak ipar ya..." ucap Tasya memohon.

"hemmm... tapi ingat jangan pilihkan kakak iparmu gaun yang kekurangan bahan jika kau tak mau kehilangan uang jajanmu" ancam sang ibu pasalnya ia sangat hafal dengan selera putrinya yang penggila baju baju minim.

"aish... mana berani aku mam... tuh liat yang punya sudah pasan badan gitu dibelakang" ucap Tasya sembari terkekeh.

Mala menunjukkan beberapa gaun berwarna navy kepada Shafa yang kemudian ia coba satu persatu.

"bagaimana kak?" tanya Shafa kepada Sakti yang dibalas gelengan kepala oleh Sakti.

Ini sudah gaun ke lima yang Shafa coba tapi semoga saja pilihannya kali ini disetujui oleh Sakti.

"kalau yang ini bagaimana kak?" ujar Shafa sembari berputar kekiri dan kekanan didepan Sakti.

"bagus...,"

"oke mbak Mala aku pilih yang ini ya..." ucap Shafa kepada Mala.

"baik nona..." jawab Mala lembut.

Shafa berpamitan kepada Lana untuk pulang karena ia harus menyiapkan segala perlengkapan yang harus ia bawa untuk pergi ke Paris besuk.

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang