Bab 94 Tentang Renata

1.2K 29 10
                                    

Bagi Renata kehilangan Dafa adalah cobaan terberat didalam hidupnya. Karena baginya Dafa adalah separuh darinya. Butuh waktu yang cukup lama untuk menyembuhkan kepedihan yang ia rasakan. Ia bahkan hampir kehilangan akal sehatnya karena terus memikirkan Dafa. Namun Putra kecilnya Rafa membuatnya iba dan tersadar jika ia harus bangkit dan kuat untuk anak anaknya. Ia harus bertahan untuk membuat anak anaknya tetap bahagia.

Renata berjalan kearah jendela menatap lurus kedepan fikiran menerawang jauh dimasa ketika ia masih bersama sang suami. Setetes air mata lolos begitu saja kala rindu yang bersemayam didalam hatinya mualai memuncak dan kian meluber.

"kamu dimana mas?"

"aku dan anak anak membutuhkanmu.... kami sangat merindukanmu.... ku mohon kembalilah" ucap Renata lirih.

Hari demi hari berganti minggu... minggu pun segera berganti bulan dan juga tahun. Namun Renata masih tetap stuck pada pemikirannya akan Dafa, dan percaya jika penguasaa hatinya itu akan kembali.

Hampir belasan tahun tak bertemu dengan sang suami membuat Renata tak berhenti untuk tetap setia. Renata bersikekeh pada pendiriannya untuk tetap menjaga cintanya untuk Dafa. Dalam hati Renata percaya jika suatu ketika Dafa kembali ditemukan dan berkumpul bersama dirinya dan anak anaknya lagi.

****

Disuatu hari tanpa sengaja Renata menubruk seseorang didepannya ketika sedang berjalan jalan didekat penginapan saat sedang berlibur di luar negeri bersama keluarganya.

"Maaf" ucap keduanya bersamaan.

Suara itu.. suara yang belasan tahun Renata rindukan. Dengan ragu Renata mendongakkan kepalanya. Tubuh Renata bergetar melihat wajah seseorang yang sangat ia cintai berdiri tepat dihadapannya. Air matanya lolos jatuh begitu saja membuat seseorang didepannya mengernyitkan dahi.

"Mas Dafa..." panggil Renata lirih seraya mengusap lembut wajah seseorang dihadapannya.

Sementara seseorang didepannya hanya merasa heran dan sejenak kemudian kepingan memory bermunculan. Pria tersebut melepaskan tangan Renata begitu saja membuat Renata terkejut kemudian pergi begitu saja sembari menggendong anak berusia sekitar empat tahunan yang memanggilnya dengan sebutan daddy.

"Maaf anda siapa? saya bukan Dafa... nama saya Rama" ucap Pria tersebut sembari menghempaskan tangan Renata.

"Daddy... " panggil seorang anak kecil yang berlari memeluk kaki Pria tersebut.

Seseorang yang bernama Rama itu kemudian meraih tubuh mungil anak laki laki tersebut kemudian menggendongnya dan berlalu pergi begitu saja.

Renata menatap punggung seseorang yang mirip sekali dengan Dafa itu dengan pilu. Ia lantas segera berlari menuju ke penginapannya.

"bunda dari mana?" tanya Shafa khawatir.

Tanpa menjawab ucapan Shafa Renata langsung memeluk tubuh putrinya sembari menangis sejadi jadinya tak ingin menjadi tontonan orang Shafa membawa sang bunda menuju kamarnya.

"bunda... bunda tenang dulu... tarik nafas dan ceritakan baik baik apa yang terjadi pada bunda sampai bunda menangis begini"

"ayah Shaf... ayah...." ucap Renata sesengguhnya.

"ayah? ayah kenapa bun?" tanya Shafa penasaran.

"bunda lihat orang yang mirip sekali sama ayah kalian... tidak tidak bunda bahkan sudah mengusap pipinya menatap matanya... semuanya tidak ada yang beda... itu milik ayah kalian"

"apa bunda yakin itu ayah? lalu dimana ayah bun?" tanya Kafa yang baru saja datang.

"Sayang kemarilah... bunda mohon bunda mohon sama kamu tolong bunda... kerahkan semua orang orangmu buat cari ayah" ucap Renata menangis pilu.

"Sssst audah sudah bunda jangan menangis lagi... jangan khawatir Kafa akan kerahkan detektif terbaik untuk mencari keberadaan ayah dikota ini..."

"tapi dia tidak mengenali bunda... dia bilang namanya Rama dan ada seorang anak kecil memanggilnya dengan sebutan daddy" ucap Renata menceritakan kejadian yang ia alami tadi.

"apa... bagaimana mungkin ayah tidak mengenali bunda... bunda adalah satu satunya wanita yang ayah sangat cintai bukan setelah bunda Arin tiada" ucap Shafa.

"tenanglah kak... semua akan kita temukan jawabannya nanti... Kafa harap bunda mau bersabar sebentar lagi dan terus berdoa agar ayah segera kembali kepada kita.... agar kita bisa berkumpul seperti sedia kala" ucap Kafa mencoba menenangkan hati kakak dan ibunya.

"trimakasih sayang... " ucap Renata memeluk bocah kecil yang kini tengah menjadi Pria dewasa yang tampan nan menawan.

Renata sedikit merasa lega dan tersenyum mendapatkan dukungan sang putra, dia yakin jika putranya Kafa akan berusaha melakukan yang terbaik untuknya. Ia juga yakin jika suatu ketika Dafa akan kembali padanya seperti dulu lagi.

Renata menghapus air matanya memasang sebuah senyuman memeluk ketiga anaknya secara bergantian sembari mengecup dahi ketiganya. Ia bahagia sekali meski dalam keadaan terpuruk ketiga anaknya selalu ada untuk menghibur dan menemaninya. Renata meraih tubuh mungil Rafa lalu mendekapnya erat erat sembari mengecupi wajah bocah yang kini sudah beranjak remaja tersebut. Bocah laki laki yang saat ini usianya belum genap empat belas tahun tersebut hanya pasrah menerima kegemasan sang bunda kepadanya.

"Bunda bunda jangan bersedih lagi... Rafa juga ikut sedih kalau bunda sedih" ucap seorang bocah kecil bernama Rafa.

"maafkan bunda sayang... bunda janji bunda tidak akan bersedih dan membuat Rafa bersedih lagi"

"Bunda kapan ayah pulang? memang ayah pergi kemana sih"

"sabar ya dek nanti kalau ayah sudah selesai pekerjaan... ayah kan lagi diluar negeri"

Tak lama kemudian atensi mereka tertuju pada seorang anak perempuan berumur empat tahun menangis mencari keberadaan ibunya. Shafa yang melihatnya pun langsung meraih tubuh mungil putrinya kemudian menggendong dan menenangkannya sementara Sakti terlihat berjalan dibelakangnya.

"Sayang kamu kenapa?" tanya Renata lembut.

"ingin ikut mama oma" ucap gadis kecil bernama Ellea tersebut.

"Ellea sayang.... sini nak" ucap Shafa lembut kemudian menggendong putrinya,

"kenapa menangis hemmm?" tanya Shafa kepada Ellea.

"papa nakal... tidak mau diajak main boneka" adu Ellea kepada Shafa.

"begitukah... baiklah jangan menangis lagi nnati kita akan main bedua saja ya" bujuk Shafa.

Gadis kecil bernama Ellea pun mengangguk kecil sembari menghapus air matanya setelah dibujuk oleh Shafa, Sakti yang berada dibelakangnya pun hanya terkekeh mendengar percakapan ibu dan anaknya.

"Bun Shafa pamit kekamar dulu ya mau nemenin Ellea..."

"iya nak..."

"kalau begit Kafa juga pamit bun... "

"baiklah pengantin baru... lekas beri bunda cucu" ucap Renata menggoda Kafa.

"ish bunda apaan sih... baru saja menikah sudah minta cucu aja..."

"lah kan biar kamu semangat bikinnya Kaf..."

"udah ah Kafa lelah mau tidur dulu... dah bunda... ayok dek kamu juga harus bobok besuk kita masih ada agenda jalan jalan loh" ajak Kafa kepada Rafa.

"hemmm"

Yuhuuuu jika kalian penasaran sama cerita selanjutnya anatara Dafa dan juga Renata kalian bisa baca cerita aku ya bidadari hati series 2. Ini full menceritakan kisah cinta Dafa dan Renata... bagaimana Dafa selamat siapa yang memanggil Dafa dengan sebutan daddy dan juga bagaimana kehidupan keduanya selanjutnya diseries dua bidadari hati.. so baca novelku bidadari hati 2 yups... thankyou..

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang