Bab 7 Dingin Kayak Kulkas

13.4K 546 1
                                    

Dingin Kayak Kulkas

Pagi ini Renata bangun lebih awal karena harus menyiapkan bekal serta sarapan untuk anak anaknya dan menyiapkan segala keperluan sekolah anak anaknya. Yap Renata memang masih muda tapi soal mengurus anak dan rumah tangga jangan ditanyakan lagi karena ia sudah belajar banyak dari sang mama. Setelah semua siap Renata bergegas membangunkan anak anaknya dan bersiap diri. Tak pernah Renata bayangkan sebelumnya sibuknya mengurus dua anak sekolah dipagi hari namun Renata tetap menikmatinya dengan senang hati. Renata menyangka bahwa akan lama membangunkan dua anak tersebut namun dugaannya salah karena anak anak justru sudah bangun dan selesai mandi ketika ia ingin membangunkannya. Kedua anak ini benar benar anak yang istimewa bagi Renata.

"Sayang kalian sudah selesai mandi? Kakak sudah ganti baju ya... wah pintarnya anak anak bunda" ucap Renata seraya mencium puncak kepala keduanya.

"Sini adek bunda bantuin pake seragamnya nak...kakak tunggu bentar ya nanti bunda sisirin rambutnya biar tambah cantik" ucap Renata lembut.

Alih alih mendekat kedua bocah tersebut justru bengong dengan perhatian yang Renata berikan karena selama ini mereka melakukan semuanya sendiri meski mereka memiliki seorang pengasuh.

"Kakak sama adek kenapa hemmm? Bunda ada salah ngomong ya? Tanya Renata heran.

"Bukan...bunda gak salah kita hanya terharu karena bunda sangat perhatian sama kita" ucap Shafa dengan senyuman manisnya.

"Bunda akan lakuin apapun untuk kalian...kan bunda sayang kalian" ucap Renata sembari memeluk keduanya.

Terdengar sebuah ketukan pintu yang diikuti dengan suara teriakan pagi khas sang mama membuat Renata dan kedua anak anak tersebut tertawa mendengarnya karena tanpa sengaja mereka menyabut panggilannya dengan bersamaan. Mereka pun turun dan berjalan kearah meja makan untuk sarapan namun ada sesuatu yang berbeda yang membuat Renata kaget yaitu kehadiran Dafa yang sedang asik bercengkrama dengan papanya dimeja makan. Dengan gugup Renata mengambilkan Dafa nasi dan lauk yang Dafa minta kemudian memberikannya tanpa menatap Dafa.
Disisi lain Kafa yang sedang asik menyantap makanan sendiri dengan belepotan menjadi alasan untuk Renata menghindar dari sebelah Dafa dan memilih duduk disamping bangku kosong Kafa untuk menyuapinya makan dan membersihkan sisa makanan Kafa yang belepotan.

" nah udah selesai dan gak ada yang ketinggalan ayo kita berangkat sayang... Kakak sama adek salim dulu ya sama oma dan opa" tutur Renata lembut yang dibalas anggukan oleh keduanya.

Mereka pun berjalan menuju depan rumah. Renata yang menggandeng Kafa dan Shafa berjalan menuju mobil Renata yang berada tepat didepan rumah namun dengan cepat dicegah oleh sang mama yang mengusulkan mereka harus berangkat bersama sama agar terlihat harmonis sontak membuat Renata terkejut. Dengan akting yang sempurna Dafa pun membenarkan perkataan sang calon mertua danengajak Renata dan kedua anaknya berangkat bersamanya tentu saja itu membuat Kafa dan Shafa girang dan menyetujuinya. Dalam perjalan menuju sekolah terdengar ocehan kedua bocah yang seru menebak reaksi kawan kawannya jika ia membawa bunda baru. Renata pun hanya diam menyimak dan terkekeh mendengar tingkah lucu keduanya. Namun keheningan pun terjadi ketika kedua bocah tersebut sudah tiba disekolah sudah tak ada lagi canda tawa serta ocehan yang menggema dalam mobil yang berisi dua manusia dewasa yang saling berdiam. Tak nyaman dengan situasi ini Renata pun meminta turun dijalan yang lumayan agak jauh dari rumah sakit dengan dalih ingin balik mengambil sesuatu yang tertinggal dan menolak tawaran Dafa yang ingin mengantarnya dengan halus.

"Stop pak bisa turunin saya disini" ucap Renata lembut.

"Kenapa ini masih jauh dari rumah sakit?"tanya Dafa heran.

"Ngg itu ada barang yang tertinggal yang harus saya ambil" ucap Renata ragu.

"Gak usah turun saya anter kamu" ucap Dafa datar.

"Gak usah pak... kalau putar balik nanti bapak telat kekantornya...tak apa biar saya sendiri saja" tolak Renata halus.

"Ya sudah kalau mau kamu begitu" ucap Dafa dingin.

Renata mengelus dada dan bersyukur dia dapat menghindar dari Dafa si dingin kaya kulkas. Dan memilih naik ojol untuk pergi ke rumah sakit tempat ia kerja.

_____________________________________

Drrrrrt.....drtttttt
Suara panggilan masuk diponsel Renata dari Shafa namun ternyata yang menelfon adalah Kafa.

"Bunda...malam ini bunda bobok dirumah kita ya.." Rajuk si kecil Kafa.

Renata tak tahu harus menjawab apa karena jujur Renata takut jika nanti Dafa berfikir yang tidak tidak.

"Tanya ayah kalian aja yah...kalau bunda ngikut aja" ucap Renata lembut.

"Oke kalau gitu nanti Kafa suruh ayah jemput bunda kalau begitu" ucap Kafa girang karena ia tahu jika ayahnya pasti akan mengabulkan permintaannya.

"Oke sayang " ucap Renata sembari menutup telepon Kafa.

_____________________________________

"Ha...halo pak" ucap Renata gugup.
"............"
"Oh...iya iya saya kedepan sekarang" ucap Renata mematikan sambungan teleponnya sembari berjalan cepat kedepan rumah sakit karena Dafa telah menjemputnya.

Sesampainya dirumah Dafa Renata sudah disambut Kafa dan Shafa yang berhambur memeluknya.

"Bunda...Kafa seneng banget bunda bobok disini...jadi nanti kita bisa bobok berempat" ucap Kafa girang.

"Berempat?" Tanya Dafa sembari menaikkan satu alisnya.

"Iya yah...kita berempat aku kakak bunda dan ayah...iya kan kak" ucap Kafa dengan semangat yang membuat Dafa dan Renata saling berpandangan.

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang