Malam ini Shafa terlihat cantik dan anggun ia mengenakan gaun selutut yang tadi ia pilih bersama dengan Sakti dibutik milik Lana. Begitupun dengan Sakti yang tampak tampan dan gagah sedang duduk diapit kedua orang tuanya. Sesekali mereka mencuri pandang dan melempar senyum membuat siapa saja gemas kalau melihat tingkahnya.
"Jangan dilihatin terus Sak... gak bakal ilang Shafanya" bisik sang ayah sembari terkekeh.
"ish papi... kaya gak pernah muda ajah deh..."
"ya kamu dari tadi bikin gemes.. gak makan makan malah sibuk liat liatan aja..."
"ya gimana orang lagi seneng... dan jatuh cinta mau apa lagi coba"
Acara makan malam berlangsung lancar kini tiba saatnya melaksanakan acara selanjutnya yaitu penyematan cincin tunangan antara Sakti dan juga Shafa. Sakti meraih tangan Shafa kemudian menyematkan cincin dijari manisnya begitu pun sebaliknya yang disambut tepuk tangan riuh oleh para keluarga.
Acara ditutup dengan sebuah sesi foto bersama. Tak terhitung berapa puluh kali pose gaya yang mereka lakukan dalam sesi foto bersama. Mereka menyudahi sesi foto bersama kala telah merasa cukup.
"kakak pulang sama siapa? "
"biar Sakti yang ngantar pulang Shafa saja yah"
"oh gitu ya sudah ayah bunda dan adek pulang dulu kalau begitu"
"iya yah..."
Dafa dan Renata beserta kedua anaknya pulang terlebih dahulu sementara Sakti menyusul kemudian dengan Shafa. Sakti menggenggam erat tangan Shafa sembari menghujaninya dengan kecupan kecil yang membuat Shafa terkekeh.
"kak hentikan... geli ih"
"biarin habisnya aku gemes banget sih..." ucap Sakti sembari terkekeh.
Sakti menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang rumah Shafa melirik kearah kanan dan ke kiri memeriksa keadaan sekitar rumah Shafa. Ia lantas meraih lengan kemudian mendekapnya yang membuat Shila terkejut."Kak..."
"Sebentar saja Shaf... Habis ini kan aku kamu tinggal ke Paris"
Sakti mengendurkan pelukannya meraih pipi Shafa mendekatkan wajahnya kemudian mencium bibir Shafa. Shafa yang baru pertama kali berciuman pun hanya diam sembari memejamkan mata menikmati ciuman lembut sang kekasih. Hanya beberapa menit saja Sakti lantas melepaskan pagutannya, ia menyatukan keningnya dengan kening Shafa sembari menatap mata indah Shafa.
"Jaga dirimu baik baik di Paris sayang... Aku mencintaimu" ucapnya sembari memberikan kecupan kilat dibibir Shafa,
"Iya kak... Aku juga mencintaimu..." ucap Shafa sembari menunduk menyembunyikan rona wajahnya.
"Baiklah sudah malam... Kakak pulang dulu ya..."
"Iya kak... Hati hati dijalan... Kabari aku jika sudah sampai dirumah..."
"Iya sayang pasti..."
Shafa melangkahkan kaki membuka gerbang sembari melambaikan tangannya kearah Sakti yang dibalas lambaian tangan oleh Sakti.
****
Shafa merebahkan tubuhnya diatas ranjang usai berganti pakaian ia memandangi cincin tunangannya kemudian tersenyum kecil. Ia tak menyangka bahwa ia akan secepat ini bertunangan dengan Sakti. Shafa kemudian meraih ponselnya melihat pesan singkat dari Sakti yang bilang bahwa dirinya telah sampai dirumah dan berpamitan untuk beristirahat terlebih dahulu karena lelah. Shafa pun meletakkan kembali ponselnya kemudian mencoba untuk memejamkan mata.
"Huhh lelahnya..." ucap Shafa lirih sembari memeluk gulingnya.
Tak lama kemudian pintu kamarnya diketuk oleh sang bunda yang membuat Shafa kembali membuka matanya.
"Ada apa bun...?"
"Kakak sudah tidur? Maaf ya bunda ganggu... Bunda cuma mau mengantar ini" Renata menyodorkan segelas susu coklat untuk sang putri.
"Tak apa bun... Terimakasih ya bun sudah membawakan Shafa susu..."
"Ya sayang itu kewajiban bunda " ucap Renata sembari terkekeh.
"Oh ya kak besuk jadwal penerbangannya pagi ya jam tujuh kita sudah terbang jadi usahain bangun tepat waktu ya.. Gak enak sama tante Diva dan om Arga kalau kita sampai telat"
"Loh om sama tante ikut juga bun? "
"Hemm mendadak mereka mau ikut kak..."
"Oh gitu gapapa bun biar makin rame...."
"Sayangnya Sakti gak ikut ya kak... Kalau ikut kan makin seru"
"Gapapa bun... Lagian Sakti bisa ikut diliburan kita yang akan datang kan bun..."
"Hemmm kakak benar..."
"Ya sudah kakak buruan istirahat ya bunda juga mau istirahat..."
Shafa menegak susunya hingga habis kemudian kembali menggosok gigi dan berakhir membaringkan diri diatas ranjang.
****
Hari masih petang tetapi seluruh keluarga Dafa sudah rapi sedang melaksanakan sarapan. Usai sarapan mereka langsung berangkat menuju bandara. Terlihat Diva dan juga Arga bersama putri mereka sudah menunggu mereka dibandara. Mereka semua lantas menuju kearah pesawat yang akan mereka tumpangi. Renata menggendong Rafa sementara Dafa menggandeng Kafa diikuti Shafa, Diva dan Arga yang berjalan dibelakang Dafa dan juga Renata.
Enam belas jam tiga puluh menit sudah berlalu kini pesawat yang mereka tumpangi sudah tiba di Paris. Dafa dn rombongan segera menuju ke tempat penginapan yang telah mereka pesan. Hari sudah mulai gelap di tambah hawa dingin kota Paris menyebabkan mereka memilih untuk segera menuju tempat penginapan meskipun mereka berdua sebenernya sedang lapar. Dafa mengajak rombongannya untuk makan malam di resto yang tak jauh dari lokasi penginapan.
Shafa memotret suasana kota Paris malam ini dari lantai atas penginapannya kemudian ia kirimkan kepada sang tunangan. Sakti yang menerima pesan dari Shafa pun langsung menelpon menggunakan panggilan video. Shafa tersenyum kala melihat wajah tampan Sakti diseberang sana.
"Kakak sedang apa?"
"Lagi nyantai saja habbis makan siang... Kamu asendiri lagi apa sayang?"
"Lagi nyantai juga kak sembaeri nungu makan malam"
"Sayang aku kangen... "
"Aku juga kangen sama kakak"
"Cepet pulang sayang biar aku bisa peluk"
"Sabar ya kak delapan haari lagi Shafa pulang kok " ucap Shafa sembari terkekeh.
"Lama banget itu yang.." ucap Sakti sambil cemberut.
"Cepet kok itu kak... Asal kakak sabar aja..."
"Hemmm..."
Toktoktok
"Shafa ayo makan dulu sayang" teriak Renata dari luar.
"Iya bun bentar..."
"Kak udah dulu ya nanti sambung lagi"
"Iya sayang"
"Love you..."
"Love you too" jawab Sakti sembari melambaikan tangan.
Shafa memutuskan sambungan teleponnya kemudian bersiap untuk makan malam bersama keluarga.
"Lagi telponan sama Sakti yak kak?"
"Iya bun..."
Udara begitu dingin diluar semua orang mengenakan mantel tebal ketika keluar rumah begitu pun dengan semua anggota keluarga Dafa. Mereka berkumpul kemudian berjalan menuju resto didekat penginapan.
"Restonya dekat ya yah?" Tanya Kafa yang digandeng oleh Dafa.
"Diseberang jalan sayang" dafa menunjuk sebuah resto diseberang jalan.
"Oh... Brrrr dingin banget ya udaranya" ucap Kafa sembari merapatkan mantelnya.
"Iya mungkin mau musim salju nak"
Mereka telah tiba di sebuah resto sederhana yang menjual makanan khas Indonesia dan juga Paris di seberang jarang yang tak jauh dari penginapannya. Restoran ini adalah milik seorang keturan Indonesia yang tinggal dan menetap di paris, Mereka kemudian masuk kedalam dan memesan makanan yang mereka inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Angel (TAMAT)
RomanceHolla guys ini mau proses revisi yess semuanya mo aku rombak total jadi harap bersabar.