Bab 25 Obrolan Jarak Jauh

6.9K 174 1
                                    

Renata menangis tersedu ketika mengantar Dafa berangkat kebandara. Yup hari ini hingga empat hari kedepan Dafa harus rela meninggalkan anak dan istri untuk mengecek anak cabang perusahaannya diluar kota. Sejujurnya ia tak tega melihat Renata yang menangis dan terus memohon padanya untuk tidak pergi dengan alasan tak ada yang mengusap kepalanya ketika tidur yang sontak membuat Dafa terkekeh geli yang kemudian dihujani pukulan pukulan kecil didadanya oleh Renata yang kesal karena ditertawakan.

"Siapa yang peluk dan usapin kepalaku kalau aku tidur mas" ucap Renata dengan isak tangisannya

"Mas...jangan lama lama perginya ya" ucap Renata manja yang dibalas anggukan oleh Dafa.

"Pokoknya harus sering sering telepon aku ya" ucap Renata sembari memanyunkan bibirnya yang membuat Dafa gemas ingin menciumnya.

Dikecupnya pucuk kepala Renata berualang kali kemudian berjongkok mengusap perut Renata yang sudah sedikit menonjol sembari berbicara seolah anaknya sudah bisa diajak bicara.

"Sayang jangan nakal ya pas ayah tinggal....jagain bunda...tendang aja perut bunda jika bunda gak mau minum susu dan vitamin ya" ucap Dafa yang membuat Renata terkekeh.

"Aku pergi dulu sayang...love you" bisik Dafa memberi pelukan terakhir.

Usai keberangkatan Dafa Renata langsung pulang kerumah kemudian merebahkan tubuhnya yang terasa lelah hingga ia terlelap tidur.

"Bunda..." teriak Kafa dari balik pintu.

Teriakan Kafa membuat Renata terbangun dari tidurnya. Renata berjalan membuka pintu kamarnya kemudian memeluk Kafa sembari mengecupi pipi gembulnya.

"Bun tadi ayah telepon ke ponsel kakak loh nanyain bunda" adu Kafa sembari bergelayut manja pada Renata.

"Oh gitu... Ya nanti bunda telpon ayah biar gak khawatir. " ucap Renata lembut sembari mengelus puncak kepala Kafa.

Renata sedang asik video call dengan Dafa ini adalah kebiasaan baru Renata beberapa hari ini hingga ia lupa jika belum membuat susu hamil untuknya. Renata menepuk jidatnya pelan yang membuat Dafa mengangkat sebelah alisnya.

"Kamu kenapa?" tanya Dafa penasaran.

"Mas udahan dulu ya VCnya aku lupa belum minum susu" ucapnya sembari menyengir kuda.

Diseberang sana nampak Dafa yang memasang wajah kesalnya karena kelalaian Renata tersebut. Dafa mengomeli Renata habis habisan karena telah melupakan hal tersebut yang kemudian menyuruh Renata segera membuat susu hamil dan meminumnya.

"Kenapa kamu bisa melupakan hal penting sih Ren...aku tadi kan sudah mengingatkan mengapa tak segera dilakukan" ucap Dafa dengan wajah kesalnya.

"I...iya maaf mas...tadi Ren masih malas...tapi Ren janji gak akan mengulanginya lagi"

Dengan rasa tidak bersalah Renata justru terkekeh mendengar omelan dari sang suami dan sesekali merayunya agar Dafa menghentikan omelannya.

"Udah dong mas jangan mengomel terus...kan Renata jadi makin sayang" ucap Renata yang sukses membuat Dafa terkekeh.

Renata menuruni anak tangga menuju dapur untuk membuat segelas susu hamil. Namun matanya melirik kearah rak mie instan dan memutuskan membuatnya dan memakannya sebelum tidur. Seperti tak pernah memakan mie instan puluhan tahun Renata dengan rakus melahap semangkok mie instan dengan waktu singkat kemudian menegak segelas susu hamil dan meminum beberapa vitamin dengan cepat dan berlalu kekamar.

"Ahhh kenyangnya" seru Renata sembari mengusap perutnya.

"Makan sudah ....sekarang waktunya minum susu dan vitamin lalu kemudian tidur deh"

"aduh ngantuk sekali...hoam" ucap Renata sembari terus menguap.

Renata berjalan menuju kamar dengan langkah tergesa karena ia sudah tidak sabar ingin segera memejamkan matanya. Benar saja hanya hitungan detik Renata sudah terlelap dalam mimpi indahnya.

Malam ini Dafa melanjutkan tugasnya memeriksa semua berkas berkas yang harus ia setujui dan tanda tangani. Entah mengapa ia bersemangat sekali mendengar seluruh pekerjaannya sudah beres hari ini tinggal menandatangani beberapa berkas saja yang seharusnya ia lakukan besok namun karena rasa rindunya kepada sang istri ia bersemangat dan bertekad menyelesaikannya malam ini sehingga besok pagi ia bisa segera kembali ke Jakarta.

Keesokan harinya

Dafa pergi kekantor cabang pagi pagi sekali menemui orang kepercayaannya untuk memberikan semua berkas yang telah selesai ia tanda tangani sembari berpamitan.

"Ini berkasnya pak" ucap Dafa kepada seseorang kepercayaannya bernama Roni yang usianya lebih tua darinya.

"Kalau begitu saya sekalian pamit ya pak...terimakasih atas loyalitas bapak kepada perusahaan srlama ini...mari pak"

"Sama sama pak saya yang seharusnya berterima kasih karena sudah diberikan kepercayaan, baik lah kalau begitu hati hati dijalan ya pak...salam untuk keluarga bapak" ucap pak Roni sopan.

Dafa segera meninggalkan kantor cabangnya menuju kebandara untuk selanjutnya bertolak ke Jakarta. Perjalanan yang lumayan singkat hanya butuh waktu 45 menit saja Dafa sudah sampai di Jakarta. Dafa buru buru memesan taxi untuk pulang kerumahnya, sungguh dirinya tak sabar ingin memeluk dan mencium istrinya yang beberapa hari ini tidak bisa ia lakukan.

Di rumah

Dengan langkah mengendap endap Dafa masuk kedalam kamarnya dan mendapati sang istri masih tertidur pulas bergelung selimut tebalnya.
Dafa membaringkan tubuhnya disamping Renata lalu memeluknya dengan erat sembari mengecupi seluruh wajahnya. Renata yang menyadari hal tersebut segera membelalakkan matanya karena terkejut.

"Kapan datangnya? " tanya Renata sembari menelusupkan kepalanya kedada bidang sang suami.

"Baru saja.... Sayang kenapa kamu tidur terus... Ini sudah siang loh sebentar lagi anak anak pulang sekolah" ucap Dafa sembari mengecup lembut bibir sang istri.

"Habisnya aku bingung mau ngapain mas kalau anak anak sekolah" ucapnya bergelayut manja.

"Ya sudah cepat ganti baju kita jemput anak anak terus jalan jalan ke mall" ucap Dafa yang membuat Renata antusias.

Renata bergegas membersihkan badannya namun niatnya urung ketika ia merasa mual melihat busa sabun yang mengapung didalam bak mandi karena ia yang tak sengaja menumpahkan sebotol sabun cair kedalam bak. ( sumpah ini persis kayak author pas lagi hamil muda dulu kwkwk)

"Hoeekk hoekkk"

"Ahh baiklah... sebaiknya aku mengelap tubuhku saja lalu cuci muka dan gosok gigi" gumam Renata.

Usai membersihkan diri ia berjalan menuju walk in closet untuk berganti pakaian belum sempat ia memakai baju Dafa lebih dulu membuka bathrobenya membelai dan menciumi setiap inchi tubuhnya yang membuatnya menegang tak karuan.

"Mass..."

"Ahh to-long hen-ti-kanh," ucap Renata terbata menahan desahan.

"Aku rindu ini... biarkan aku memandanginya sebentar saja" ucap Dafa melepas seluruh pakaian Renata.

Sementara Renata hanya tertunduk malu kala Dafa melepaskan bathrobe dan memandangi seluruh lekuk tubuhnya yang sesekali Dafa kecup dan belai. Puas dengan itu Dafa segera keluar dari walk in closet. (ini ada part khususnya ya nanti tapi aku kunci judulnya 24 bag 21+ ya readers)

"Aku mandi dulu sayang."

"Siapkan pakaian untukku dan tunggu lah aku," ucap Dafa sembari mengecup mesra dahi Renata.

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang