Bab 85

700 23 0
                                    

Shafa memasang mode kesal kala Sakti keluar dari kamar mandi.

"Sayang kamu kenapa?"

"Jangan deket deket... Aku lagi kesal sama kakak"

"Kenapa?"

"Masih tanya kenapa? Kakak bikin malu aku di depan mami tadi... Nih liat" Shafa menunjukkan hasil karya Sakti dilehernya.

"Maaf sayang maafin aku aku kelepasan.."

"Kalau mami ngadu sama ayah bunda gimana coba?"

"Ya sudah aku akan bertanggung jawab nikahin kamu secepetnya kalau itu emang mau mereka..."

"Ish nyebelin... Enteng banget jawabnya..." ucap Shafa sembari menghentak hentakkan kaki kemudian berlalu pergi.

"Tungguin aku sayang" seru Sakti yang tak digubris oleh Shafa.

Seharian ini Shafa tak menggubris Shakti karena kesal dengan ulah Sakti, Shafa hanya berpura pura baik didepan kedua orang tuanya saja.

"kakak lagi marahan sama Sakti?" tanya Renata yang membuat Shafa bingung harus menjawab apa.

"ahh eng... engga kok bun kenapa memang?"

"engga apa apa sih tapi bunda perhatiin kalian dari tadi duduknya jauh jauhan terus irit sekali bicara"

"masa sih bun... ah itu hanya perasaan bunda saja" elak Shafa.

"semoga saja... bunda hanya kasih saran jika kalian sedang memiliki masalah sebaiknya segera diselesaikan secara baik baik dan jangan sampai berlarut larut itu tidak baik"

"iya bun pasti... terimakasih atas nasehat yang sudah bunda berikan..."

"itu tugas bunda sayang... bunda hanya ingin yang terbaik untuk anak anak bunda" ucap Renata sembari mengusap lengan sang putri.

****

Hari semakin gelap semua rombongan kembali ke penginapan. Shafa membuka pintu kamarnya kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Tiga puluh menit berlalu Shafa kini sudah rapi dengan pakaian santainya. Shafa mematut dirinya didepan cermin sembari bersenandung kecil tiba tiba sebuah langan kekar memeluknya dari belakang.

"sayang maafin aku ya... aku tahu aku salah.. aku janji aku tak kan mengulanginya lagi tanpa persetujuan darimu" bisik Sakti lirih didekat telinga Shafa yang membuat Shafa menegang.

"kak.. lepasin deh Shafa mau nyisir rambut nih... kalau kakak kayak gini terus mana bisa Shafa nyisir rambutnya"

Sakti tak menggubris ucapan Shafa ia justru mengangkat tubuh Shafa diam diam menuju ranjang kemudian menguncinya dengan tubuhnya.

"kak... lepas kita harus buru buru yang lain pasti akan menunggu..."

"yang lain bahkan sudah berangkat dari tadi aku masuk kamar"

"ma... maksud kakak ?"

"aku sudah bilang ke ayah kalau kamu akan makan malam bersamaku nanti"

"ish kakak... padahal aku kan..." belum sempat Shafa melanjutkan ucapannya Sakti sudah lebih dulu membungkamnya dengan bibir.

Tak ada penolakan dari Shafa yang membuat Sakti memulainya dengan lembut dua bibir itu terus beradu hingga salah salah satu dari mereka mencoba melepasnya karena kekurangan pasokan oksigen.

"jangan marah lagi... aku minta maaf dan aku akan mempertanggung jawabkan perbuatanku.."

Shafa hanya terdiam dan menunduk dengan wajah merah semerah tomat, ia mulai mencerna setiap perkataan Sakti yang entah mengapa membuat sesuatu didalam hatinya melunak.

My Lovely Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang