Shafa sangat prihatin dengan keadan sang bunda yang sedang terpuruk setelah mendapat kabar kecelakaan sang ayah. Keadaannya semakin terpuruk kala polisi menyatakan Dafa hilang. Tidak cukup itu saja kepedihan semakin dalam kala sekertaris sang suami memberikan sebuah surat wasiat yang ditulis langsung oleh Dafa.
"Kamu kenapa hemm?" tanya Sakti kepada sang istri.
"aku sedih mas lihat bunda kayak gitu..."
"aku juga sedih sayang tapi bagaimana lagi semua sudah terjadi... mau kita tangisi seperti apapun juga gak bisa kembali kan? lebih baik kita berdoa saja untuk ayah dan juga bunda"
"ya mas kamu bener... "
"ayo sebaiknya kita lekas tidur"
"iya mas..."
Shafa berjalan menuju ruang ganti untuk mengambil pakaian, Ia memilih gaun sutra tipis berwarna putih tulang lalu mengenakannya. Sementara Sakti sang suami sudah menantinya ditempat tidur.
Mata Sakti langsung membelalak kala melihat penampilan sang istri saat ini nafsu lelakinya langsung mencuat begitu saja. Malam ini Sakti
****
Renata membuka matanya perlahan ketika mendengar tangisan sang anak. Beberapa detik kemudian ia mulai tersadar jika apa yang telah ia lakukan selama ini salah.
"tidak... aku tidak boleh begini terus.. anak anak membutuhkanku" gumam Renata lirih nyaris tak terdengar.
Renata meraih tubuh bocah laki laki yang berusia belum genap empat tahun kedalam pelukannya. Ia lantas mengusap air matanya dan mengecup dahi putranya dengan sayang. Ia menggendong bocah laki laki tersebut membuatkan susu untuknya dan menemaninya tidur.
"uluh uluh sayang kamu haus ya..."
"Yafa haus bunda..." Rengek Rafa kepada Renata.
"baiklah tunggu sebentar bunda akan membuatkanmu susu dulu"
Rafa mengangguk pelan sembari tersenyum ke arah sang bunda. Renata memberikan sebotol susu kepada Rafa yang langsung diterima Rafa. Ia lantas membaringkan tubuhnya dikasur sembari meminum sebotol susu.
"minumlah sayang dan lekaslah tidur..." ucap Renata sembari mengusap lembut kepala Rafa.
Tak hanya itu Renata juga menyanyikan lagu tidur untuk sang putra.
"kenapa sayang?" tanya Renata kepada Rafa yang tidak kunjung memejamkan mata.
"Yafa lapen bunda" (Rafa lapar bunda) ucap Rafa memelas.
"oh anak bunda lapar... ya sudah kita makan dulu ya nak.... ayo kita turun" ucap Renata sembari menggandeng Rafa keluar kamar.
Perubahan Renata membuat seseorang yang tengah menyaksikan perubahan baik Renata dari balik pintu pun tersenyum.
"Semoga ini awal yang baik untuk bunda..." batin Shafa dari balik pintu.
Shafa buru buru menutup pintu dan kembali ke dalam kamarnya ketika melihat Renata hendak keluar dari kamarnya. Renata berjalan menuruni anak tangga sembari menggandeng Rafa. Ia lantas menuju meja makan mengambil makanan untuknya dan juga Rafa. Dari atas tangga Shafa tersenyum bahagia melihat kemajuan sang bunda.
****
Malam ini Kafa pulang tepat waktu, ia melajukan mobil dengan kencang menuju rumahnya. Kafa yang pulang dari kantor pun tersenyum bahagia dan langsung berjalan cepat untuk memeluk sang bunda sembari mengecupi pipinya kala melihat sang bunda sudah kembali tersenyum dan kembali makan dimeja makan bersama Kakak dan adiknya.
"Bunda Kafa kangen bunda yang seperti ini... Kafa mohon sama bunda jangan mengurung diri lagi dikamar kami semua membutuhkan bunda disini...." ucap Kafa sembari menitikan air mata.
"Maafkan bunda sayang... bunda minta maaf sudah membuat kamu bersedih.."
"tidak bun buda gak salah Kafa mengerti apa yang bunda sedang rasakan saat ini... "
"terimakasih sayang... ayo kita makan malam bersama... bukankah kau merindukan makan malam bersama bunda"
"hemmm tentu bun.... Kafa rindu masakan bunda... meski masakan kakak tak kalah enak dari masakan bunda tapi masakan bunda paling Kafa rindukan..."
"benarkah... mulai besok bunda akan masak untuk kalian..."
"yeay... " Sorak Shafa Kafa dan Sakti.
Sementara si kecil Rafa sedang asik dengan dunianya sendiri memakan ayam goreng kesukaannya.
****
Keesokan harinya Shafa dan sang bunda sedang memasak bersama seperti yang dulu ia sering lakukan bersama sang bunda. Mereka memasak sembari mengobrol kecil.
"sayang... kapan kau lulus sekolah?"
"mungkin beberapa bulan lagi bun kenapa memangnya?"
"ahh tidak... bunda hanya bertanya saja karena bunda kan sudah lama tidak mengobrol denganmu nak"
"oh Shafa kira kenapa gitu"
"bunda gak dikasih cucu ya kak? biar Rafa ada temennya" goda Renata kepada Shafa.
"sabar ya bun.... masih proses... doakan saja secepatnya Shafa sama mas Sakti sudah sepakat gak nunda soalnya bun"
"iya dong jangan ditunda... Sakti sudah mapan sudah berumur juga kadi mau tunggu apa lagi"
"iya sih bun...."
Usai memasak mereka menyiapkan sarapan doatas meja lalu memanggil semua keluarga untuk sarapan bersama.
Shafa memanggil Sakti yang sedang berada di ruang ganti.
"mas... ditunggu bunda sarapan dibawah..."
"bentar sayang... mas lagi nyari kaos kaki mas yang warna navy... kamu lihat gak"
Shafa mendengus kesal lalu menuju keruang ganti membuka laci khusus kaos kaki mencari kaos kaki warna navy kesayangan sang suami.
"yang ini bukan?"
"ahh iya iya... bener makasih ya sayang tadi aku cari beberapa kali disitu gak ada loh"
"mas Sakti kebiasaan kalau nyari apa apa gak teliti sih"
"idah ayok turun"
"tunggu sebentar... "
"apa lagi mas?"
"ini..." Sakti menunjuk bibir dan kedua pipinya.
Shafa yang mengerti maksud sang suami pun langsung mendaratkan sebuah kecupan dikedua pipi sang suami dan berakhir dibibir sang suami lalu segera menafik lengan sang suami menuju ke meja makan.
"udah kan... ayok buruan"
Pagi ini berbeda dari pagi pagi sebelumnya. setelah sekian lama Renata mengurung diri akhirnya pagi ini bisa kembali bangkit dan nerkumpul kembali bersama anak anak dan menantunya.
"Kafa sayang... bunda tadi bikinin bekal buat kamu loh... jangan lupa dimakan ya... bunda tahu kamu jadi pengganti ayah yang memikul tanggung jawab besar harus sekolah sambil mengurus kantor ayah tapi bunda minta sama kamu jangan melupakan jam istirahat dan jam makanmu nak"
"Terimakasih bun... Kafa senang sekali bunda bikinin bekal buat Kafa nanti pasti Kafa makan... tenang saja Kafa selalu istirahat dan makan teratur kok"
"oh ya mulai hari ini rumah sakit bunda yang handle ya... jadi mulai hari ini bunda sudah kembali bertugas menjadi dokter disana sembari mengurus rumah sakit milik keluarga Hutama... untuk kakak Shafa gapapa kan kalau pulang sekolah kakak dirumah sembari jagain Rafa..."
"gapapa kok bun... lagian Shafa juga lesnya dirumah kok gak ikut bimbel disekolah jadi pulangnya cepat"
"oh Sakti bunda minta toling ya sambil bantuin Kafa dia kan masih belum berpengalaman"
"iya bun pasti" ucap Sakti sembari tersenyum kearah Renata.
Semua orang kini berangkat menjalani aktifitasnya masing masing tinggalah Rafa yang diasuh oleh seorang baby sister dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Angel (TAMAT)
РомантикаHolla guys ini mau proses revisi yess semuanya mo aku rombak total jadi harap bersabar.