Renata sedang asik memasak didapur bersama dengan sang putri Shafa. Ia memasak berbagai macam masakan untuk menyambut kedatangan sang suami yang rencananya akan datang hari ini. Ia kemudian bergegas menuju kamar untuk membersihkan diri tiba tiba sampainya kamar foto pernikahannya bersama Dafa yang terpajang didinding jatuh begitu saja kelantai dan bingkainya rusak serta kaca pelapisnya pecah.
Sejenak kemudian hati Renata berubah menjadi tak enak kala tangannya tertusuk oleh pecahan kaca dari frame foto tersebut. Dan ketika itu pula setetes air mata tiba tiba jatuh begitu saja.
"Ada apa ini...? apa yang terjadi...? " Renata buru buru bangkit dan meraih ponselnya mendial nomor telepon sang suami yang tidak aktif.
Hati Renata mulai gelisah ia mencoba mengirimi pesan kepada Surya sang sekertaris suami namun tak juga kunjung dibalas. Renata menetralkan detak jantungnya membuah jauh jauh fikiran buruknya dan bergegas melanjutkan aktifitasnya.
"mas kamu dimana? kenapa pesanku tadi pagi tidak kamu balas... dan kenapa ponselmu tidak aktif..."
"Pak Surya juga begitu tidaj biasanya dia tidak membalas pesanku...."
"kenapa... apa yang terjadi? mengapa fikiranku sekacau ini dan perasaanku tidak enak" ucap Renata lirih.
"Sudah sudah... lebih baik aku segera mandi dan bersiap.... " pungkas Renata kemudian masuk kedalam kamar mandi.
♥♥♥♥♥
Seharusnya malam ini sang suami pulang tapi sampai pagi sang suami tak kunjung datang ponselnya pun juga tak aktif membuat Renata benar benar cemas. Renata mondar mandir dilorong kamar sembari menggigit kuku tangannya.
"bun... kok tumben ya ayah belum pulang tapi gak jasih kabar..." ucap Shafa dari arah belakang.
"iya kamu benar nak.... bunda juga berfikir begitu... sebaiknya kita berdoa saja semoga saja ayah baik baik saja dan segera pulang..."
" Amin.... iya bun...'"
"Bun kita tidak usah masak lagi saja ya? sayang banget makanannya yang semalem masih banyak begini..."
"iya nak terserah kamu saja... bunda minta maaf tidak bisa membantu kamu ya... bunda sepertinya sedang tidak enak badan... badan bunda dari kemarin rasanya lemes banget..."
"iya bun gapapa kok bunda istirahat saja... biar Shafa yang siapin sarapan".
Sakti Shafa dan Kafa sedang sarapan dimeja makan tiba tiba mereka mendengar suara Rafa menangis. Sakti pun dengan sigap berlari menghampiri Rafa yang sedang berada di ruang tengah menonton tv.
"Biar aku saja sayang... kamu dan Kafa sebaiknya lanjutin sarapan saja..."
"iya sayang..."
Seperti yang dilakukan Dafa dan Renata Sakti menggendong Rafa kemudian menenangkannya.
"Kamu kenapa sayang? kenapa menangis?"
"Yafa takut sendirian kak..." ucap si kecil Rafa dengan suara cadelnya.
"ya sudah ayo ikut kakak sarapan... disana ada kakak Shafa dan kakak Kafa juga jadi Rafa gak sendirian..."
Sakti mendudukkan Rafa dibangku kosong sebelahnya kemudian mengusap kepala Rafa lembut sembari membujuknya agar mau ikut sarapan.
"sayang... kamu mau ayam goreng tidak? hemmm rasanya enak lho..." ucap Sakti yang diangguki oleh Rafa.
Sakti menyuapi Rafa ayam goreng dengan telaten.
♥♥♥♥
Sore hari seorang polisi mengetuk pintu rumah Renata membawa kabar yang begitu menyayat hati Renata dan anak anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Angel (TAMAT)
RomanceHolla guys ini mau proses revisi yess semuanya mo aku rombak total jadi harap bersabar.