[Belum direvisi]
~Efemeral Series~
"Kita akan berhasil jika melakukannya bersama-sama."
✿✿✿
Orion masih merasa waspada, padahal dia sedang bersama ayahnya di mobil menuju ke sekolah. Mata Orion tak lepas dari orang-orang yang berjalan di pinggir jalan. Cowok itu menghela napas, dirinya selalu dibuat tidak tenang sepanjang hari. Untuk hari ini, dia merasa lelah.
"Sudah minum obat 'kan?" tanya Tony.
Setelah sekian hening dari tadi, akhirnya ayahnya yang memulai pembicaraan.
"Sudah."
"Hm, Rion sudah enakkan?"
Ayahnya telah bertanya sepuluh kali dengan pertanyaan yang sama saat di rumah.
"Sudah ... ayah."
"Oh iya," Tony menjeda, "Hari ini ayah mengambil cuti. Jadi, pulang nanti ayah jemput kamu, oke?"
"Iya, ayah."
Tony melirik putranya sejenak, sebelum kembali melihat ke depan. "Yakin, nih?"
Orion memutar bola matanya, "Ayah, Rion nggak apa-apa. Kemarin Rion Cuma nggak enak badan."
"Oke, oke. Ayah percaya sekarang," ucap Tony terkekeh.
Orion baru mengingat bahwa makan malamnya dengan ayahnya rusak karenanya. Dia menatap ayahnya yang sedang fokus menyetir. "Ayah."
"Rion minta maaf, semalam mengacaukan makan malam."
"Ah, tidak. Ini bukan salahmu. Seharusnya, ayah nggak ngajak makan malam di luar kalau tahu Rion nggak enak badan. Jadi, malam ini kita makan malam di rumah aja. Tapi meriah pastinya."
Sudut bibir Orion tertarik ke atas, ini obrolan terpanjang dengan ayahnya setelah tiga tahun terakhir. Dia bersyukur ayahnya masih mau menyempatkan waktu untuknya.
Orion tiba-tiba baru teringat sesuatu. "Ayah, apa yang ayah ingin bilang semalam?"
Setelah mendengar pertanyaannya, Orion melihat ayahnya langsung gelisah. "I-itu, ayah ... lupa," imbuhnya tertawa. Lalu Tony tampak memijat pelipisnya, berusaha mengingatnya.
"Ah, sudah sampai." Mobil mereka berhenti tepat di depan gerbang Efemeral. Beberapa siswa terlihat lewat di depannya. Orion mencium punggung tangan ayahnya, kemudian keluar dari mobil. "Rion, sekolah dulu."
Tony membalas lambaian tangannya. "Nanti ayah jemput, oke?" tanyanya yang dibalas anggukan oleh Orion.
Setelah melihat kepergian mobil ayahnya, Orion menyipitkan matanya. Mencurigakan.
Orion tiba di kelasnya, kedua matanya mendapati siswa-siswa sedang berkumpul di mejanya. Sebelah mejanya lebih tepatnya.
Siapa lagi kalau bukan karena Azaela, cewek itu sedang dikerumuni siswa lain. Hal itu membuat Orion jadi malas mendatangi tempat duduknya. Terlalu ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)
Fantasy[Disarankan baca setelah revisi selesai!] EHS II ETERNITY ••• Keanehan-keanehan yang mulai muncul pada Orion perlahan mulai menemukan titik terang. Rahasia besar tersimpan oleh orang terdekatnya sendiri, mendiang ibunya. Identitas, eksistensi, supra...