11 • Terbang

8 1 0
                                    

~Efemeral Series 2~ 

"Apa yang terjadi jika keseimbangan terganggu?"

◎◎◎

Tempat apa ini?

Orion mengulurkan tangannya pada air yang menghunjam ke bawah dengan deras di depannya. Dingin, tentu saja. Hawa dingin di tempat ia berada sekejap membuatnya menggigil. Pemandangannya sangat indah saat dia keluar dari belakang air terjun yang besar itu. Bintang-bintang tampak lebih besar dan cahayanya lebih spesifik menunjukkan warna selain putih. Orion mulai bingung, dia berpikir semua ini sangat tiba-tiba.

“Apa kau sudah siap?” Ah, benar. Orion terlalu terpanah dengan pemandangan di sekitarnya sampai tidak menyadari bahwa dirinya bersama dua orang yang melakukan sesuatu di luar nalar manusia di hadapannya. Folan yang masih memapah Azaela mengulurkan tangan padanya.

Orion menatap heran laki-laki itu. “Lo mau pegangan tangan?”

Folan langsung menggerakkan kedua jari telunjuk dan tengahnya lalu seketika arus air terjun itu berubah dan mengalir ke arah Orion.

Brush

Basah, seluruh pakaian Orion basah seketika. “Lo gila ya?!”

“Aku nggak akan minta dua kali.”

Melihat keseriusan dari ekspresi laki-laki itu, Orion tidak lagi mengatakan apapun. Dia memegang tangan Folan sesuai instruksi, kemudian mereka melesat dan Folan memegang Orion dan Azaela masing-masing di satu tangannya dan terbang menuju ke suatu tempat.

Di sepanjang penerbangan mereka, Orion benar-benar melihat kabut-kabut yang memenuhi langit. Asap yang berasal dari kayu-kayu yang terbakar mulai tercium, seolah habis terjadi kebakaran besar-besaran di sini. Orion terkejut saat Folan merendahkan posisi terbangnya, matanya juga tertuju ke satu titik di mana dia menatapnya dengan sangat waspada.

Sampai mereka menyentuh tanah, Folan menaruh Azaela yang masih pingsan di bawah sebuah pohon yang tinggi. “Jaga dia, sesuatu mengawasi kita.”

Kemudian Folan merentangkan kedua tangannya, sembari bergumam yang Orion tidak tahu apa yang laki-laki itu ucapkan.

“Ada apa? Lo mau ke mana?!” Orion yang dari tadi penasaran ikut merinding begitu melihat di sekelilingnya.

Folan terbang ke atas, meninggalkan Orion dan Azaela di tengah hutan yang gelap. Suara-suara aneh mulai terdengar, bulu kuduk Orion sontak berdiri. Semakin jelas, suara itu semakin  besar dan seperti mendekat. Sampai beberapa detik, suara aneh itu lenyap.

Geraman besar berasal dari depan sana. Bayang-bayang sesosok yang berukuran besar sedang berdiri di sana, namun Orion tidak dapat melihatnya dengan jelas. Sampai sosok itu mendekat, barulah Orion melihatnya.

Monster besar dengan taring panjang di mulutnya. Tanduk kecil di kepalanya kedua matanya yang kecil bulat bermanik tajam seperti ular.

What the ...

Kaki Orion gemetar hebat, matanya terbelalak ngeri. Makhluk itu mengeram lagi, hingga Orion refleks mengambil sebatang ranting yang ada di dekatnya dan mengarahkannya ke arah makhluk besar itu seperti pedang. Monster itu berlari lalu melompat siap untuk menerjangnya.

Orion menutup kedua matanya, melindungi wajah dengan lengannya. Saat dia membukanya, barulah dia bisa bernapas lega. Cewek itu berdiri membelakanginya dan makhluk itu telah terjerat akar pohon yang membuatnya tidak bisa bergerak.

“Hampir saja,” gumam Azaela. “Kamu nggak apa-apa, Orion?”

Cowok itu tidak berkedip menatap makhluk besar bertaring itu berusaha keras ingin melepas dirinya dari jeratan akar yang Orion yakin berasal dari Azaela. Cewek itu bertingkah santai sekali, sedangkan jantungnya dari tadi tidak berhenti berdebar kencang.

ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang