06 • Curiga

12 1 0
                                    

~Efemeral Series II~

"Sudah beberapa minggu mereka belum kembali. Semoga tidak ada sesuatu yang buruk terjadi pada mereka berdua."

◍◍◍

“Rion!”

Reno berlari dari kejauhan ke tempat Orion duduk di bangku taman dekat lapangan. Orion melirik risih ke arah cowok basket itu, terlalu hiperaktif. Sampai Reno berhenti di samping Orion, cowok jangkung itu langsung menepuk pundak Orion.

“Apaan sih lo?”

Orion mulai merasa konsentrasinya terganggu, Reno menemuinya di waktu yang tidak tepat. Orion sedang mengobservasi taman Efemeral yang tidak biasa. Orion masih belum menerima bahwa taman favoritnya berubah lebih indah. Azaela terlibat atas semua ini, tapi cewek itu sedang pergi entah ke mana. Rasanya, Orion ingin menyelidiki tentang Azaela. Namun dirinya terlalu malas untuk melakukan hal melelahkan seperti itu.

“Gue nyariin lo ke mana-mana, ternyata lo di sini,” ujar Reno terdengar seperti protes. Cowok itu duduk di samping Orion, ikut memandang ke arah Orion menatap. “Lo liatin taman mulu, kenapa, sih?”

Orion tidak mungkin menjelaskan bahwa dia sedang menyelidiki keanehan taman di depannya kepada Reno. Cowok itu tidak akan mengerti.

“Nggak apa-apa, gue lagi jenuh,” jawab Orion singkat.

“Dih, bisa jenuh juga lo?” ejek Reno. Orion memutar bola matanya, berbicara serius dengan Reno hanya membuang-buang waktu. Orion pernah sekali bercerita tentang konsep mencintai diri sendiri padanya, tapi cowok itu malah membicarakan tentang perawatan kulit. Like, argh!

“Siapa bilang gue nggak bisa? Gue juga manusia, Ren.”

“Tapi Ron, lo itu hampir nggak pernah gue lihat emosi dari seorang Orion. Lo itu kalo marah, sedih, dan senang kelihatan sama. Datar!” tutur Reno.

“Kok ngomong gitu, sih?” tanya Orion tidak terima.

“Lah, emang iya ‘kan? Gue ngomong apa yang gue lihat, bro. Kalm!

Calm,” koreksi Orion.

Reno tampak tak peduli, dia terkekeh seperti orang tidak waras bagi Orion. Kemudian keduanya kembali memandang taman Efemeral yang asri nan indah itu, dengan terpaan lembut angin sepoi-sepoi. Orion melihat sesuatu yang lagi-lagi janggal, di tempat jauh, di belakang taman. Orion melihat seseorang yang tampak tidak asing berdiri berbicara pada orang lain.

Azaela.

Cewek itu tampak sedang mengobrol dengan seorang laki-laki asing. Mereka akrab banget, batin Orion. Cowok itu ingin menghampiri Azaela dan mulai menanyakan pertanyaan yang dia ingin tanya. Tapi sepertinya pembicaraan kedua orang itu terlihat serius, Orion tidak ingin mengganggu mereka berdua.

“Ren,” bisik Orion.

“Apa?”

“Lo lihat Azaela ‘kan?” Orion menunjuk cewek itu dari kejauhan. Sedangkan Reno mencari-cari sosok yang Orion tunjuk. “Mana, Ron? Gue nggak lihat Azaela.”

“Itu lo, lagi ngobrol sama laki-laki asing,” tukas Orion. Menyipitkan matanya, meyakinkan bahwa dirinya benar-benar tidak salah lihat. Itu memang dia.

“Lo gimana, sih? Jelas-jelas dia berdiri di sana!” Orion memarahi sahabatnya. Reno tiba-tiba berdiri di atas bangku tempat mereka duduk, menaruh kedua tangannya di depan mata. Membentuk teropong. “Gila, Ron! Iya gue lihat. Jauh banget, kok lo bisa lihat sih?”

ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang