[Belum direvisi]
✿EFEMERAL SERIES✿
"Rasa sakit harus dibalas dengan rasa sakit. Mereka harus merasakan penderitaanku."
(◍•ᴗ•◍)
Orion membuka buku dongeng itu, memperhatikan simbol bunga Edelweiss pada sampulnya. Bentuk bunga Edelweiss persis dengan bunga yang diberikan Azaela kemarin. Orion juga berpikir bahwa kejanggalan pada taman Efemeral juga berasal dari Azaela. Meski hanya asumsi, cewek itu seperti memiliki sesuatu yang berbeda dengan cewek lainnya. Cerita dongeng, Azaela, aurora oranye, dan kucing yang bisa berbicara.
Orion menanam setangkai bunga itu di atas sebuah pot kecil yang ia beli saat pulang sekolah. Ditaruhnya di atas nakas, menemani lampu tidurnya. Di atas kasurnya, Orion duduk menatap ke arah luar jendela. Langit tidak menunjukkan tanda-tanda Aurora oranye itu lagi. Orion merebahkan tubuhnya, menatap langit-langit kamarnya.
Saat kedua kelopak memejamkan mata, silau menerpanya dari atas. Begitu dia membuka mata, seberkas cahaya memencar di atas langit-langit kamarnya. Orion cepat-cepat bangkit dari baringnya begitu menyadari keanehan lain. Apa lagi ini?
Lima cahaya kecil berwujud bola cahaya membentuk formasi melingkar.
Orion berdiri secara perlahan, entah kenapa cahaya itu membuatnya waspada. Pelan-pelan Orion semakin dekat dengan cahaya-cahaya kecil itu. Begitu dia menyentuhnya, cahaya itu memecahkan seperti Glitter yang ditaburkan di atasnya. Kagum, aneh, dan merinding menjadi satu.
Orion mencubit kedua pipinya, meyakinkan dirinya sedang tidak bermimpi. Nyata, tentu aja. Orion kemudian kembali merebahkan tubuhnya, memejamkan kedua matanya. Dia sudah pasrah.
“Ayah pulang!”
Kedua matanya kembali terbuka.
Orion meraih kacamatanya, kemudian memakainya. Orion membuka kacamatanya, dia baru menyadari sedari tadi tidak menggunakan kacamata. Gue, bisa ngelihat jelas?
Dia kembali memakai kacamatanya, buram. Lalu membukanya kembali.
Orion melempar kacamatanya, mengusap-usap wajahnya frustrasi. Apa yang terjadi sama gue? Tubuh Orion gemetaran. Dahinya berkeringat, napasnya mulai tidak stabil.
Cowok itu keluar menuju balkon kamarnya, menatap langit malam dengan cemas. Apa gue udah mau mati?
“Orion, ayo turun!” seru Tony dari bawah. “Ayah beli makanan banyak, nih!”
Gue harus tenang, Orion menarik dan menghembuskan napas berulang-ulang. Dia mulai tenang sekarang. Dia melangkah keluar kamarnya, menyusul ayahnya. Dia harus bersikap normal di depan ayahnya, dia tidak ingin membuat ayahnya ikut khawatir dengan dirinya. Walau Orion tidak benar-benar yakin bahwa dia sedang sakit.
“Kita mulai makan malamnya!” ujar Tony semangat begitu melihat putranya turun dari tangga. Orion mendapati sepiring besar brokoli rebus, kentang dengan saus kacang, dua gelas jus apel, dan tahu goreng.
“Ayah 'kan nggak suka makan ini semua.” Orion menatap ayahnya heran, menu yang dibuat adalah menu kesukaannya. Namun tidak dengan ayahnya, Orion sadar seleranya berbeda dengan orang lain. Tapi dia juga bangga dengan seleranya yang unik dari yang lain.
“Iya, tahu. Tapi ayah bakal makan ini semua, sama putranya ayah tentunya. Selamat ulang tahun, Orion.” ucap Tony.
Ah, benar. Orion berulang tahun hari ini. Cowok itu juga baru mengingat bahwa hari ini adalah hari kelahirannya. Orion merasa tidak seperti biasanya di usia tujuh belas tahunnya. Suasana hidupnya mulai berubah, sesuatu seperti masuk ke dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)
Fantasy[Disarankan baca setelah revisi selesai!] EHS II ETERNITY ••• Keanehan-keanehan yang mulai muncul pada Orion perlahan mulai menemukan titik terang. Rahasia besar tersimpan oleh orang terdekatnya sendiri, mendiang ibunya. Identitas, eksistensi, supra...