~Efemeral Series~
"Takdir telah mempertemukan kita."
✿✿✿
Azaela melipat kedua tangannya di depan dada, tatapan tajam menyorot ke petinggi api ini. Entah mengapa akhir-akhir ini emosinya menjadi tidak stabil, pikirannya juga tidak sejernih dulu. Azaela pikir dia harus menanyakan kondisinya kepada Herb, hanya wanita itu yang memahami kondisinya dan merawatnya dari kecil. Azaela pikir, apa yang sedang kakek Wilf dan Herb lakukan di sana? Apa mereka telah bertemu Carmine? Atau kah ..., Azaela menggelengkan kepalanya begitu dugaan negatif muncul.
Mereka pasti baik-baik saja.
Gadis itu menarik lalu menghembuskan napasnya, menenangkan dirinya dari situasi yang bisa membuat dirinya menjadi sedikit gila. Vall yang masih berwajah seolah tidak ada beban sama sekali saat menolaknya, membuat emosi Azaela bangkit kembali. “Vall, waktu yang kami miliki tidak banyak. Aku sangat membutuhkan bantuanmu!” lirih Azaela.
Baru saja Vall ingin berucap, Folan langsung bertukas, “Keras kepala. Kita bisa mencari pemilik sihir api jika dia tidak mau.” Tatapan intimidasi dari laki-laki itu seolah menjelaskan perasaannya kepada Vall.
“Apa maksudmu?!” Tanah tiba-tiba gemetar saat Vall bertanya dengan nada tidak senang. “kau meremehkanku?”
“Nggak perlu bertengkar, kita datang ke sini bukan untuk bertarung,” ucap Orion. Cowok itu juga tampak bingung dengan apa yang terjadi, bagaimana caranya agar Vall mau membantu mereka? Azaela menghela napas, lagi-lagi waktu harus terulur.
“Maaf kawan, aku tidak bisa meninggalkan wargaku sendirian,” kata Vall dengan nada menyesal. “Aku mau membantu kalian, namun para penyihir gelap itu akan menyerang lagi saat aku tidak ada di sini. Wargaku akan dalam bahaya.” Raut wajah laki-laki itu memang serius, Azaela tidak lagi kesal olehnya. Vall benar, jika dia meninggalkan sukunya, maka penyihir hitam itu bisa saja datang kembali dan menyerang para warga.
Azaela mengerti karena dia pernah merasakannya.
“Aku akan menjaganya,” ucapnya pada akhirnya. Sontak seluruh mata tertuju padanya, menatapnya dengan wajah terkejut. Ritualnya harus dilakukan apapun yang terjadi, Azaela tidak memiliki pilihan lain.
“Zael, kamu nggak bisa tinggal. Ini berbahaya!” ujar Orion. Azaela melihat raut wajahnya yang menunjukkan kekhawatiran, begitupun dengan Folan. “Dia benar, kau tidak akan mampu melawan mereka seorang diri.”
Menyakitkan begitu dia mendengarnya, Azaela tahu dia tidak sekuat yang lainnya. Dia memang paling lemah di antara yang lain, dia hanya penyihir tanaman yang lemah.
“Apakah kalian punya rencana lain?” tanya Terra. “Kenapa bukan kalian saja yang tinggal?”
“Tidak bisa,” balas Azaela. “Mereka semua dibutuhkan untuk menghentikan ritualnya.”
“Apa kalian yakin bisa menghentikannya?” Vall bertanya. “Apa kalian pernah bertemu dengan wanita yang kalian maksud itu?”
Terra dan Orion menggeleng bersama, sedangkan Azaela bertukar pandang dengan Folan. Pertanyaan itu berhasil membuatnya terdiam, melihat hal itu Vall kaget dan memarahi mereka semua.
“Kalian bercanda ya?!”
Wajahnya memerah padam, “Bagaimana kalian melawan dia kalau saja kalian belum melihatnya? Kalian seperti mencoba melompat ke jurang tanpa mengetahui sedalam apa jurang itu. Lalu kalian mengajakku? Kalian bertindak tanpa berpikir dulu.” Vall benar-benar marah, petinggi api itu langsung melangkah bermaksud meninggalkan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)
Fantasy[Disarankan baca setelah revisi selesai!] EHS II ETERNITY ••• Keanehan-keanehan yang mulai muncul pada Orion perlahan mulai menemukan titik terang. Rahasia besar tersimpan oleh orang terdekatnya sendiri, mendiang ibunya. Identitas, eksistensi, supra...