17 • Star Sorcerer

3 1 0
                                    

~Efemeral Series~

"Waktu kita tidak banyak, ritualnya harus segera dihentikan."

✯✯✯

Rigel.

Orion memanggil salah satu roh dari dalam dirinya.

Iya, Tuan?

Suara yang terdengar sangat jelas di kepala Orion, seakan Rigel berbicara di depannya. Orion memejamkan matanya beberapa saat, kemudian dia kembali membatin. Apa lo tau siapa dia?

Rigel menjawab, “Dia adalah salah satu makhluk bayang ciptaan Carmel, Tuan. Berhati-hatilah!”

Gue nggak tahu harus apa, bantu woy!

Rigel tidak menjawab lagi setelahnya.  Namun Orion tetap terlihat tenang dan tidak akan melepaskan pandangannya terhadap makhluk yang sedang berkamuflase menjadi murid Efemeral.

Tuan,” lirih seorang gadis di benak Orion. Nilam?

Coba tutup mata Tuan, fokus ke mata anda! Lalu bukalah secara perlahan. Tetap fokus. Anda pasti merasakan energi di sana.”

Cowok itu memang merasakan sesuatu pada matanya, seperti energi yang tidak bisa dijelaskan terasa sangat kuat.

Orion mengikuti instruksi Nilam, tidak butuh waktu yang lama karena Orion sangat mudah untuk memfokuskan sesuatu. Begitu dia membuka mata perlahan, dadanya berdebar dan kedua matanya membelalak tak percaya. Benar-benar di luar dugaan.

Kepulan hitam yang pekat keluar dari belakang cewek itu. Kedua matanya kini terlihat memerah dengan iris matanya yang tajam ke atas menyerupai ular. Kulit yang putih mulus tadi berubah menjadi sisik kasar berwarna cokelat kehitaman. Sesosok siluman yang menyerupai manusia.

Tenang, Tuan!” Seolah mengetahui isi hati Orion, Nilam berusaha menenangkannya. Orion kembali waspada, walau dia merinding setengah mati karena wujud asli makhluk utusan Carmel di depannya. Apa yang harus gue lakuin?

“Kenapa? Takut?” Devy tersenyum sembari maju selangkah. Tak lama cewek itu tertawa terbahak-bahak. “Apa ini penyihir bintang? Menyedihkan sekali.”

Devy mengarahkan salah satu telapak tangannya kepada Orion, sebongkah cahaya hitam keluar dari sana. “Tuan, menghindar!”

Orion cepat-cepat berlari ke arah sisi lain menghindari serangan Devy. “Apa tidak salah Nona Carmel menyuruhku kemari?” Devy kembali tertawa. “Kau bahkan lebih lemah dari penyihir pemula.”

Sialan.

Tuan, tetap jaga jarak!

Kalian kenapa nggak keluar dan hadapi cewek ini?!

Andai kami bisa, Tuan. Namun kami tidak bisa melakukan apapun di dunia ini. Karena kami hanya seperti gambar dari sebuah proyektor yang bisa muncul di dunia ini. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Namun kami akan tetap mendampingi Tuan sampai kekuatan Tuan bisa dikendalikan.

Orion sekarang paham mengapa mereka tidak ada yang keluar. Orion juga melihat ke sekeliling, sama sekali tidak ada siswa Efemeral yang lewat. Orion menjadi bingung, suasana juga terasa sangat sunyi. Seakan tidak ada seorangpun di Efemeral.

ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang