~Efemeral Series 2~
"Jika ini akhirnya, aku akan menerimanya."
✯✯✯
Suhunya begitu dingin, belum lagi Bella terbang dengan sangat cepat. Orion baru ingat, ritual yang ingin kakek Wilf laksanakan selain membutuhkan dirinya, dia juga membutuhkan petinggi elemen angin. Jadi, kemungkinan kakek Wilf masih menunggu mereka berdua.
“Kau harus berhati-hati, selalu waspada dengan sekitar,” tukas Carmine.
Orion mengangguk, mereka tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Orion juga telah merencanakan hal ini dengan para roh pendampingnya, ritual ini bukanlah ritual biasa yang dilakukan oleh sembarang penyihir. Namun ini adalah ritual sakral yang dilakukan di waktu tertentu dan benar-benar berisiko jika terdapat kesalahan sedikit saja. Seperti yang Rigel beri tahu padanya, bahwa ritual ini dilakukan untuk bertujuan untuk memanggil sesuatu. Orion tidak mengerti, apa yang ingin pria tua itu panggil dan tujuan dia memanggil nya.
“Carmine, aku tahu ini akan berat dan tidak semudah itu untuk mengalahkan mereka. Tapi aku yakin, kita bisa menghentikannya.” Orion berusaha optimis, harapan dalam dirinya ia besarkan walaupun dia tidak tahu seberapa bahaya dan kuat pria tua itu.
“Kau benar, kau optimis sekali.” Wanita itu mengusap pucuk kepala Orion, dia jadi merindukan putranya. Sekali lagi Orion kembali membuat dia merindukan Dean.
“Kita tidak boleh sampai kalah, apapun yang pria itu panggil kita harus benar-benar siap untuk menghadapi situasi yang terburuk.” Carmine berdiri, mengeluarkan sihir gelapnya meluncurkannya ke atas langit. Orion sama sekali tidak mengerti arti dari tindakan wanita itu, akan tetapi dia dapat merasakan semangat yang berapi-api dari dalam dirinya.
Tapi entah mengapa, tiba-tiba perasaannya menjadi gelisah. Dia menggenggam kedua telapak tangannya erat-erat, menarik napas sedalam mungkin. Pelipisnya berkeringat, jantungnya berdegup dengan cepat. Orion menutup kedua matanya, membayangkan hal-hal menyenangkan untuk mengalihkan pikiran yang membuat cowok itu semakin berdebar.
Dia takut.
Orion terkena serangan panik lagi, tentu saja Rigel langsung berada di sampingnya untuk menenangkannya. Rigel mengusap-usap punggung tuannya, mengucapkan kalimat-kalimat yang menenangkan penyihir bintang itu.
“Tak apa tuan, tarik napas dalam-dalam lalu keluarkan kembali. Tuan pasti bisa melakukannya, tuan tidak sendirian, kami terus bersama tuan.” Setelah Rigel berkata seperti itu, Nilam muncul di sisi satunya menyelimuti cowok itu dengan selimut entah dari mana asalnya. Nilam juga bersenandung dengan merdu, membuat debaran jantung Orion sedikit berkurang.
Dia sudah kembali tenang.
“Terima kasih semua, aku nggak tahu kenapa bisa begitu lagi,” ucapnya. Bagaimanapun juga, Orion hanya remaja biasa yang menghadapi kejadian berbahaya seperti ini. Dia tidak bisa berbohong kalau dia sangat takut dengan semuanya, perasaan itu memang ada pada seorang penyihir bintang. Namun dia menutupinya dengan optimis dan berusaha mengabaikan perasaan tersebut. Kini perasaan itu memuncak dan Orion mengalaminya kembali.
“Tuan sudah luar biasa bisa sampai sejauh ini mengingat banyak hal yang telah kita lewati bersama-sama,” ujar Nilam. “Percayalah bahwa kita pasti bisa melewati ini semua.”
Orion mengangguk yakin dengan mata yang kembali menunjukkan semangat. Tujuan utama dia melakukan ini adalah untuk menyelesaikan tugas ibunya. Orion ingin membantu sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)
Fantasy[Disarankan baca setelah revisi selesai!] EHS II ETERNITY ••• Keanehan-keanehan yang mulai muncul pada Orion perlahan mulai menemukan titik terang. Rahasia besar tersimpan oleh orang terdekatnya sendiri, mendiang ibunya. Identitas, eksistensi, supra...