36 • On That Day (2)

1 0 0
                                    

~Efemeral Series 2~

"Mimpi buruk mereka dimulai di sini."

๑๑๑

Pikiran dan hatinya tidak berhenti merasa resah, walau dia yakin bahwa suami dan anaknya akan baik-baik saja. Namun dia masih tidak menebak tujuan dari raja memanggilnya ke istana. Carmine bersama jenderal kerajaan Luxia saling duduk di dalam kereta kuda yang membawanya ke istana cahaya itu. Entah hanya perasannya saja atau bukan, tetapi Carmine merasakan hal aneh terhadap jenderal itu. Dia dapat merasakan ketakutan darinya, penyihir gelap sangat peka terhadap rasa takut. Seorang jenderal ..., merasa takut?

Apa yang terjadi di istana?

“Kau tak apa jenderal?” Walau sebenarnya sungkan, Carmine hanya ingin mengatasi rasa penasarannya. Wajah jenderal pucat, dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi itu jika dia berbohong.

“S-saya tak apa, nona,” jawabnya mengangguk lemah. Tentu saja dia tidak akan memberitahunya, Carmine tidak merasa tersinggung jika jenderal pucat karena satu kereta dengan seorang penyihir gelap, namun dia tidak yakin jika itu alasannya.

“Kau yakin?” Carmine melihat kedua kakinya gemetar. “Jika karena aku, kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan menyakitimu, aku hanya perlu bertemu rajamu ‘kan?” Wanita itu melipat kedua tangannya di depan dada. Sepertinya memang bukan itu alasannya.

“Saya tidak berpikir seperti itu, saya hanya sedikit kurang merasa sehat.” Jenderal itu seperti memaksa senyumnya. Hal itu membuat Carmine memutar bola matanya malas.

Dia kira aku tidak tahu apa?

Setelah beberapa menit, Carmine dapat mendengar suara orang-orang. Sepertinya dia telah tiba di desa, masa lalunya kembali teringat. Dia membuka sedikit gorden jendela kereta kuda itu dan mengintip sedikit apa yang ada di luar sana. Pemandangan yang sangat lama sekali tidak dia lihat, dia merindukan pemandangan dan suasana di desa. Namun tidak dengan kenangannya, Carmine tidak ingin mengingatnya kembali. Tapi syukurlah warga desa terlihat damai dan tidak perlu merasa khawatir lagi dengan kehadirannya.

“Nona, bersiaplah. Sebentar lagi kita akan bertemu baginda raja.” Maksud dari jenderal itu adalah agar Carmine memakai tudungnya karena kereta kudanya sebentar lagi akan tiba di kerajaan. Begitu suara jembatan kayu dibuka, barulah Carmine yakin bahwa mereka telah sampai di gerbang kerajaan Luxia. Sang jenderal lebih dulu turun sebelum dia, Carmine tidak menyangka begitu dia turun dari kereta kuda dia telah disambut oleh barisan pasukan kerajaan Luxia.

“Kami ucapkan, selamat datang kepada tamu baginda raja, Nona Carmine!” seru salah satu pasukan yang berada di ujung barisan.

Carmine bingung harus bereaksi seperti apa, dia hanya bisa berdiri tanpa mengatakan sepatah kata pun. Begitu jenderal memberi kode untuk berjalan, barulah dia melangkahkan kakinya mengikuti karpet merah yang digelar dari tempat ia turun tadi.

Carmine dapat melihat dua daun pintu utama kerajaan yang sangat, sangat, sangat besar. Tidak hanya terbuat dari kayu yang berkualitas tinggi, namun juga permata putih dan beberapa berlian yang sangat besar tampak menyatu dengan pintu tersebut.

Kehidupan yang sangat mewah.

Begitu dia masuk, beberapa pilar besar berkilau putih juga tersusun rapi seolah telah menyambut kedatangannya. Tidak lupa tanaman-tanaman yang sangat cantik terpampang di setiap sudut ruangan dan masing-masing di bawah setiap pilar.

ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang