44 • Persinggahan Terakhir

8 3 0
                                    

~Efemeral Series 2~

"Mereka melakukannya dengan baik."

❥❥❥

“Ah, gue bingung mau minta papi atau mami yang ambil rapot nanti.” Reno terlihat sedang gusar, dia menaruh kepalanya di atas rerumputan menatap Orion. “Lagian mereka berdua pasti sibuk walau sama-sama bisa.”

“Nanti biar ayah gue aja yang ambilin,” lugas Orion. Pemuda itu masih sibuk dengan kamera (merk) mengamati satu-satu foto yang dia ambil. Angin di tengah hari berembus dengan tenang, mendorong daun-daun agar jatuh dari tangkainya. Matahari hari ini tidak begitu terik, walau sekarang tepat tengah hari. Mereka berdua memilih bersantai di bawah pohon besar di taman belakang Efemeral.

“Gue nggak mau ngerepotin paman Tony,” ujar Reno. “Sekali-kali orang tua gue yang ambilin rapot gue.”

Mendengar itu Orion seketika berhenti memandang layar kameranya, menoleh ke arah sahabat satu-satunya. Reno berbaring di sampingnya sambil menopang kepalanya dengan kedua telapak tangan. Sorot matanya sedang sedih, sambil memandang lurus ke arah daun-daun yang menari-nari di tangkainya dan iringan kicauan burung yang lewat.

“Mau gue bantuin ketemu bokap lo?” tawar Orion. Manik cokelatnya yang terlihat sangat tenang seperti danau yang dalam, menilik laki-laki di sebelahnya diikuti seringainya.

Reno diam beberapa saat, menimbang-nimbang tawaran sahabatnya walau akhirnya dia mengangguk. “Kalau ada lo mungkin bokap gue bisa berubah pikiran.” Dia bangkit dari tidurannya, menyisakan beberapa helai rumput yang menempel pada belakang seragamnya.

“Tapi gue nggak yakin bakal mudah, cukup sulit meyakinkan bokap gue. Dia itu orangnya super sibuk, gue aja anaknya sendiri jarang ngobrol bareng. Kalau ada pun nggak sampai lima menit, Ron.” Reno menunjukkan kelima jarinya.

Orion menghela napas sejenak, cukup prihatin melihat hubungan Reno dengan kedua orang tuanya tidak cukup baik. Untung saja dia berhasil mencegah Reno melakukan hal-hal berbahaya, seperti merokok, minum-minum, dan paling tidak diinginkan dia menggunakan narkoba. Tidak, Orion tidak akan membiarkannya melakukan hal itu. Mungkin  rokok saja tidak apa, entahlah. Namun Orion tidak mencegahnya dengan mengekang atau melarang secara keras, dia hanya menyampaikan bahaya dan bagaimana masa depan jika dia melakukannya, hanya itu dan Reno memilih saran darinya.

Reno juga bukan tipikal anak yang seperti itu juga, mengingat dia atlet. Dia pasti menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya, melakukan hal-hal tadi justru merusak ‘kan?

Biasanya anak yang berada di fase yang Reno hadapi rentan terjerumus hal-hal seperti itu. Namun dengan adanya dia, Reno tidak mendekatinya.

“Gue yakin bokap lo bakal ngerti,” ujarnya. “Ya ... juga kalau nggak sibuk. Kita nggak bisa mengganggu orang yang sedang sibuk ‘kan?”

Reno memelas, kembali membaringkan badannya. “Kalau gitu nggak usah ketemu, percuma. Ya udah, gue minta tetangga gue aja ambilin,” kata Reno muak. Melihat wajahnya yang kesal sedikit mengobati rasa rindu di dalam hati Orion. Lama sekali dia baru melihat raut menyebalkan sahabatnya.

Setelah kejadian setahun yang lalu itu.

Orion tidak bolos selama setahun. Semenjak kembali dari Luxia, ternyata Orion hanya melewati satu minggu di dunianya. Tentu Reno histeris karena telah mencarinya ke mana-mana, dia menghubungi ayahnya namun ayahnya hanya mengatakan bahwa Orion akan kembali. Ayahnya sama sekali tahu sifat Orion, beliau sama sekali bahwa putranya tidak berada di dunia selama seminggu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ORION | EFEMERAL SERIES II (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang